[ end ]

12.8K 1.1K 132
                                    

"Bunda, aku bete." ucap (Namakamu) dengan wajah ditekuk. Sebab, sedari tadi, lagu yang dimainkan oleh band di depannya tidak ada lagu yang Ia suka.

"Ya udah, terserah kamu mau kemana." ucap Bunda tanpa melihat gadisnya karena terlalu terpesona dengan musik yang disuguhkan.

Dengan girang, gadis itu bangun dari kursinya. Abi yang sedang mengobrol dengan temannya hanya memperhatikan gadisnya dari kejauhan.

(Namakamu) berjalan disekitaran tepi pantai. Sepi. Padahal malem minggu, orang-orang pada kemana, ya? batin (Namakamu).

Terdengar lagu A Rocket To The Moon dimainkan. Dengan kesal, (Namakamu) berhenti lalu melihat panggung kecil itu tajam. "Giliran gue udah pergi, lagunya baru enak!"

Tak sengaja, pandangan (Namakamu) lurus ke depan. Ia melihat seorang laki-laki sedang memeluk kakinya dengan posisi membelakangi-nya.

Lama Ia perhatikan laki-laki itu, dahinya mengkerut. Bentuk badannya kayak gue kenal..

Laki-laki itu bangkit, (Namakamu) panik.

Jantungnya seakan berlomba dengan waktu, tenggorokannya kering. Ia merasakan kakinya terjerat oleh pasir-pasir pantai.

Laki-laki itu, dia di sana. Melihat (Namakamu) dengan pandangan terkejutnya.

Setelah terhipnotis oleh siluet Iqbaal, (Namakamu) sadar, Ia membalik tubuhnya, lalu berlari kemanapun kakinya ingin.

"Sampe kapan mau main kucing-kucingan?" tanya Iqbaal dengan nada putus asa.

Iqbaal berada tepat di depan (Namakamu) sehingga gadis itu terjebak, tidak bisa lari kemana-mana.

[]

Iqbaal melihat gadisnya menunduk setelah Ia mengajukan pertanyaan itu. Pertanyaan yang sangat konyol. Apaan tuh, kucing-kucingan? Gak sekalian, buaya-buaya-an?

Dengan paksaan rindu yang membuncah, Iqbaal membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Iqbaal mencium puncak kepala (Namakamu) yang mengakibatkan perasaan lega itu menjalar ke seluruh tubuhnya, mengikuti arus hingga sampai ke dasar hatinya.

"Finally, I got you back." bisik Iqbaal membuat (Namakamu) menegang di tempatnya.

Merasakan tubuh (Namakamu) seakan kaku, Iqbaal mengusap rambut gadisnya dengan lembut.

"Lo gak kangen gue, ya?" tanya Iqbaal pelan.

"Mau jawaban jujur atau bohong?" tanya (Namakamu) balik. Wajahnya masih bersembunyi di dada Iqbaal.

"Um, bohong dulu, deh. Biasanya 'kan, kebohongan itu dibuat untuk nutupin kejahatan." ucap Iqbaal, pipinya menempel pada puncak kepala (Namakamu).

"Ya udah. Berarti, jawabannya nggak." ucap (Namakamu).

"Lah, kok enggak?" tanya Iqbaal ketika mendapat jawaban yang tidak sesuai keinginannya. "Oke, kalo jujur?"

"Ya kangen banget, lah, bloon!" ucap (Namakamu) sambil menggebuk punggung Iqbaal.

Meskipun (Namakamu) tidak bisa melihatnya, Iqbaal cemberut. "Kalo kangen kenapa nggak meluk balik?"

(Namakamu) terdiam selama beberapa menit, lalu dengan serius menjawab. "Nanti kalo gue meluk lo, gue gak bakal bisa lepasin lagi."

Iqbaal menanggapinya dengan terkekeh. "Gue gapapa nempel terus kayak gini seumur hidup gue."

Jika dalam keadaan normal, maka, (Namakamu) dengan senang hati akan menoyor kepala Iqbaal. Namun, keadaan yang seperti ini membuat (Namakamu) tidak bisa berbuat apa-apa.

sweet superstar. [idr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang