[ tujuh belas ]

7.9K 1K 134
                                    

Bandung, Rumah (Namakamu).
05.34 WIB
H-1 CJR2017Jakarta.

"(Namakamu), Abi butuh ngomong sama kamu."

Ucapan Abi pagi ini membuat jantung gadis itu melompat dari tempatnya. Kemudian, (Namakamu) duduk di sofa sebelah Abi.

"Kenapa, Bi?"

"Kamu udah tau dari Bunda, kan, kalau kita akan pindah?" tanya Abi.

Gadis itu mengangguk lemah. "Gak bisa ya, Bi, ditunda sampe akhir tahun?"

"Sayang, project Abi yang di Bali ini, harus Abi sendiri yang turun tangan. Nggak bisa orang lain. Kamu ngerti, kan?"

"Kalian berdua bisa ke Bali duluan, kok. Dua bulan lagi, aku 17, akhir tahun, aku UKK. Aku bisa nyusul kalian sendiri." ucap (Namakamu) pelan.

"Abi gak bisa ninggalin kamu sendirian di sini."

"Aku bisa tinggal sementara di apartment Rasha, Bi, sama Nenek dan Kakeknya. Mereka baik sama aku. Abi harus percaya." ucapnya meyakinkan Abi.

"Abi... Please. Aku nggak pernah merasa sehidup ini selama aku hidup."

Abi tau kemana arah pembicaraan anak gadisnya. Sambil memandang foto raksasa anak gadisnya dengan idolanya--yang terlihat jelas dari ruang tamu, Abi menghela napasnya.

"Abi, ngerti, tapi ..., Abi tetap gak bisa ninggalin kamu sendirian."

(Namakamu) menggeleng sambil mengusap air matanya, lalu berdiri. "Berarti Abi nggak ngerti."

[-]

Kantin Sekolah
09.05 WIB

"Jadi gimana? Nyokap bokap ngizinin tinggal di apartment gue gak?" tanya Rasha sambil duduk disebelah gadis itu.

"Nggak," jawaban itu membuat Tere yang sedang menyeruput teh panasnya terbatuk. "Mereka kekeuh gue harus ikut."

"Terus ..., Iqbaal gimana?" tanya Dinda.

"Mungkin kita harus putus dan ngejalanin hidup kayak sebelumnya lagi. Gue tanpa dia, dia tanpa gue." ucap (Namakamu) dengan berat hati.

"Sialan, enak banget tuh bacot ngomong kayak gitu." ujar Tere tidak suka.

"Ya terus harus gimana coba? Jakarta-Bandung aja gue sekarat, Re, gimana Jakarta-Bali? Mati?" ucap (Namakamu).

"Lebay banget sih. Lo aja belom ngabarin Iqbaal kan, kalo lo bakal pindah?" tanya Tere membuat jantung (Namakamu) tertohok.

"Gue gak akan ngasih tau dia kalo gue pindah."

Gantian, Dinda yang melihat (Namakamu) tidak suka. "Lo apaan sih?"

"Kalo lo putusin dia, pergi tanpa sepengetahuan dia, itu tambah ribet, (Namakamu). Kenapa sih lo demen banget sama hal yang ribet-ribet?" tanya Rasha gemas.

"Gue gak mau nyakitin dia."

"Goblok, dengan lo pergi tanpa sepengetahuan dia, itu udah nyakitin dia! Mau lo apaan sih? Biar dia nyariin lo? Hah? Biar apa?" tanya Tere kesal.

sweet superstar. [idr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang