Dua

128 82 23
                                    

. (tanda * percakapan dalam bahasa belanda)

Beberapa waktu sebelumnya.

"*Kejar dia..! Jangan sampai lolos!" ujar Sam yang menjadi pemimpin dalam seratus pasukan. Semua orang yang memakai seragam tentara itu pun langsung mengejar josh yang telah lari duluan

"*Brengsek.. Ik tak boleh kalah" gumamnya dalam hati.. Kala itu angin berhembus kencang hingga menerbangkan seluruh daun kering bahkan daun yang ada di ranting pun ikut melayang.. setidaknya kondisi ini menguntungkan bagi josh

"Ik tak boleh kalah. Ik tak boleh kalah" ucap Josh meneguhkan hatinya sendiri. Tapi apa boleh buat, pandangannya tertutupi daun dan debu.  Akhirnya ia terjatuh saat kaki panjangnya menyenggol batu

"aarggh" keluh Josh namun ia segera berdiri dan terus berlari sementara dibelakangnya seratus pasukan itu memburunya terus menerus.

"*Sial" umpatnya setelah ia berada di pinggir jurang sepertinya Tuhan sedang tak berpihak padanya

"*Hahaha. Menyerahlah Robert sekarang jij tak bisa kemana-mana" ucap sam tertawa penuh kemenangan

"*Jij memang orang yang tak tau diri Sam!" Teriak Josh

Mendengar hal itu Sam benar-benar marah, ia pun langsung menyerang Josh dengan pedangnya

Sam menghunuskan pedangnya ke dada Josh yang berhasil ditangkis Josh dengan pedang  sekitar dua puluh detik Josh dan Sam bertahan dalam posisi ini sebelum akhirnya Josh menendang kaki Sam hingga terjatuh. Serangan demi serangan bisa Josh tangkis, namun itu juga membuatnya terdorong sedikit demi sedikit ke jurang.

Sewaktu Sam lengah Josh berhasil menggoreskan pedangnya tepat mengenai pinggang Sam. Josh yakin luka yang di torehkan itu mungkin cukup dalam. Melihat hal itu seratus pasukan itu berniat menyerang Josh

Josh memang berhasil mengalahkan beberapa tentara namun untuk melawan seratus orang mungkin itu hal yang mustahil ditambah ketahanan fisik Josh yang sudah kelelahan sejak berlari ditambah harus melawan Sam tadi. 

Saat hendak menghindari pukulan dari salah satu pasukan itu, kaki Josh tergelincir hingga menyebabkan ia jatuh kejurang yang suram itu.

Pada saat yang bersamaan terlihat kilatan langit disertai kencangnya angin. Josh sempat berpegangan pada batu kecil. namun saat ia memegang batu itu, cahaya mulai menyelimutinya. 

Josh memejamkan mata dan tanpa tersadar ia telah berada di atas tanah. Sejenak ia bingung dengan apa yang terjadi. Ia melihat banyak  pohon pohon yang tinggi, dan seketika ia sadar jika ia berada ditengah hutan.

"*Apa ini? Apa tadi jalan pintas? Tapi tadi masih siang kenapa sekarang sudah gelap" Josh bertanya pada dirinya sendiri, 

Akibat terlalu bingung serta kondisi alam yang gelap, Josh tak melihat bekas tanah yang longsor. Alhasil ia terjatuh ke tiga meter ke bawah, tubuhnya jatuh berguling-guling dan kepalanya membentur batu besar, ia merasakan semua badannya sakit hingga kegelapan merengut kesadarannya.

"*Dimana aku ?" ringisnya sambil memegangi tangan yang berdarah. 

"*sudah siang ternyata" gumamnya saat melihat hari sudah terang

Josh berusaha untuk bangkit, sambil menahan rasa pusing dikepalanya, "Aaaww" erangnya lagi saat merasa ada darah yang mengalir dari kepalanya. Dengan terseok-seok Josh berusaha keluar dari hutan ini berharap menemukan seseorang yang dapat menolongnya.

Setelah jauh berjalan Josh mendengar sesuatu mendekat, meskipun samar-samar Josh berusaha mempercepat jalannya mengejar suara aneh itu. Walaupun kondisi badannya saat ini sangatlah tidak bersahabat. 

DIMENSI LAIN (Josh & Kei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang