Madeline masih mengunyah popcorn dengan tidak semangat sementara Alfred melompat-lompat girang melihat banner meet and greet dengan aktor superhero terkenal kesukaan Alfred di mall. Sesuai yang tertulis, meet and greet akan diadakan siang ini pukul 1. Sekarang masih pukul 9 pagi, tapi orang-orang sudah banyak berkumpul di sana.
"Maddie! Maddie! Lihat lihat! Boleh ya, ya?" Alfred merajuk untuk membelikannya tiket acara meet and greet yang harganya lumayan mahal.
"Tidak. Alfred, uang segitu bisa beli makanan untuk seminggu! Kamu jangan boros!" Madeline sedikit membentak Alfred dan menarik nafas. Dia mulai tidak suka jika Alfred bertindak kekanak-kanakan.
"Ah! Maddie! Hanya untuk hari ini saja, meet and greetnya hanya hari ini! Kumohon Maddie!" Alfred membungkuk, memohon lebih keras lagi sambil memberikan puppy eyesnya. "Maddie, pikirkanlah sekali lagi,"
Madeline sudah mulai panas dan malas untuk mempertimbangkan keinginan Alfred lagi. Tapi dia tetap mencobanya. Dia mencoba menimbang-nimbang kebutuhan makanan yang akan dikurangi seminggu kedepan, tapi tanpa kelaparan. Sayangnya, Alfred sangat menyukai junk food, jika saja dia suka sayuran, bisa saja kebutuhannya tercukupi.
Madeline menggelengkan kepala, menaikkan telunjuk. "Tidak, tidak. Jika kamu mau makan sayur, kamu bisa beli tiketnya." Madeline melirik Alfred dengan kesal.
Alfred bersungut, kembali tegak dan membenarkan kacamata. Dia menarik nafas panjang, memalingkan wajah dari Madeline. "Maddie. Aku tidak akan makan sayur."
"Kalau begitu aku tidak akan membelikannya." Madeline berbalik untuk pergi, tapi Alfred meremas pergelangan tangannya.
"Mau kemana jangan pergi dulu!" Madeline melirik Alfred dengan geram, pegangannya pada kotak popcorn menjadi erat. Alfred melepaskan tangannya dan berpikir sejenak, lalu menjadi cerah kembali. "Oh iya, kamu katanya kesini mau belanja kan? Gimana kalau uang belanja diskon itu untuk beli tiket?"
"Nggak, Alfred. Kalau uang untuk belanja diskon dipakai beli tiket juga gak akan cukup." Madeline menggeleng pelan, cemberut.
Alfred menggeram pelan, lalu berbalik. Dia menarik tangan Madeline dengan kuat dan mulai berjalan menuju panggung. "Kita lihat-lihat dulu bentar." Madeline mendengus tapi mengikuti Alfred.
Alfred kembali membaca poster meet and greet yang ditempel di pilar sementara Madeline bersandar di balik pilar berwarna coklat muda. Setelah selesai, dia kembali membacanya berulang-ulang; sampai-sampai ia berimajinasi kalau dia ada di acara itu dan bertemu aktor superhero kesukaannya itu.
"Maddie, aku ingin ke sana sebentar." Kata Alfred, menunjuk kearah orang-orang yang sedang berkumpul untuk membeli tiket. Madeline mengangguk, mengikuti Alfred yang mulai berjalan. Merasa ada yang mengikuti, Alfred berbalik dan Madeline berhenti. "Um, kayanya kamu nunggu disini." Alfred menunjuk Madeline dengan botolnya lalu menunjuk ke lantai.
"Kenapa, eh?"
"Haha, tenang-tenang. Aku gak akan beli apa-apa, kok!" Alfred nyengir dan mengedipkan satu mata lalu pergi dari Madeline.
Madeline masih berdiri disana, melihat Alfred beberapa lama sampai Alfred hilang membaur dengan keramaian. Akhirnya dia berjalan menjauh dari sana untuk sedikit melihat-lihat mall.
Dia merasa agak aneh berjalan sendirian tanpa Alfred. Francis sering bilang kalau perempuan tidak boleh berjalan sendirian di tempat umum; karena banyak kejahatan, kayanya-pikir Madeline.
Madeline yakin kalau Francis dipanggil dengan Arthur ke suatu tempat. Dia berjalan menuju tempat Francis pergi sebelumnya, mempercepat langkahnya untuk segera sampai disana. Jaraknya cukup jauh, seperti dari ujung ke ujung.
![](https://img.wattpad.com/cover/68170654-288-k891432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Zones
Fiksi PenggemarWalaupun sudah 4 tahun lamanya sejak penculikan itu, Francis masih terbayang-bayang. Seseorang dari dalam cermin datang padanya mencari seorang anak yang dulu diculiknya. Dia menyebut dirinya 'Arthur'. Sama seperti dulu, Francis tidak punya pilihan...