•6 Pandangan

45 3 0
                                    

Arthur membawa Francis kedalam sebuah ruangan. Awalnya Francis bingung Arthur kemana, tapi akhirnya dia bisa menemukan ruangan itu dan masuk kedalamnya. Arthur mengajak Francis untuk menemui Amelia, dan Francis sepakat untuk membawa Arthur mengunjungi penjara.

Ketika mendengar pintu terbuka, mereka cepat-cepat mematikan lampu dan bersembunyi dibalik kardus. Dua orang masuk ruangan.

Arthur menyuruh Francis masuk kedalam kardus sembunyi-sembunyj karena ia tahu orang-orang itu tidak akan menyalakan lampu. Francis mengangguk dan masuk kedalam kardus dengan hati-hati; karena ia percaya dengan Arthur.

Awalnya dia didalam kardus besar itu baik-baik saja; agak pengap. Sampai setelah beberapa menit, kotak kardusnya tiba-tiba menyala berwarna hijau yang memuakkan dan Francis jatuh kebawah dengan cepat sebelum bisa berteriak. Tahu-tahu dia sudah ada di saluran bawah tanah dan jatuh diatas matras yang langsung meledak.

"Ah! Mon Ami! Apaan tadii?" Francis menengok kebelakang setelah ia terpental dari matras. Rambutnya hampir saja terkena air tanah. "Rambutku! Oh rambut emas ku sayang!"

"Berisik lu." Arthur berjalan menjauh dari Francis; dia ada di dalam air. Dia berbelok, meninggalkan Francis sebelum, "Oi Kodok! Ambil gua! Ambil gua!! Buruan! Oi keju bau!!"

"Iya!" Francis berlari menuju Arthur. Dia tertawa begitu melihat Arthur yang ada di cermin bedak wanita sedang marah-marah sendiri.

"Kenapa ketawa?! Buruan ambil gue!" Arthur membentak Francis, alisnya makin mengerut kebawah.

"Gimana aku aku ngambil mon ami kalau kamu ditengah-tengah gitu?" Francis tertawa lagi sebelum teriak karena melihat beberapa tikus yang berlari melewatinya.

Arthur menyeringai. "Yaudah, gak apa-apa. Aku gak bakal kasih tau jalan keluar dari sini. Bodo amat kamu mati dimakan tikus."

Francis menjerit jijik ala perempuan. "Tapi mon ami, gimana caranya? Kamu ditengah gitu! Masa aku harus renang? Nanti rambut cantik aku-"

"Bodo amat! Oh iya, denger-denger di bawah sini juga ada monster loh. Lihat aja ke yutub." Arthur tersenyum kejam melihat Francis yang menjadi pucat. "Oh iya, kodok, dan aku gak bisa mati tau."

"Ha! Gak percaya! Aku tahu gak ada monster disini!" Francis mengibaskan rambutnya lalu bermunculan kerlap-kerlip. Arthur bersungut.

"Mati aja kamu kejebak selamanya disini."

Francis mondar-mandir keliling bentar, mencari sesuatu. Arthur hanya mengangkat alis ketika Francis pergi berbelok. Dia membuang nafas, tidak sabar ingin keluar dari sini, tapi dia juga harus mengeluarkan si kodok bodoh.

"HEI ARTHUURRR!! SINI BURUAN!!" Francis berteriak dari suatu tempat disitu tapi karena Arthur tidak tau Francis dimana, ia berteriak balik.

"Gue gak tau lu dimana! Lu yang kesini aja!"

Suara langkah kaki terdengar mendekati Arthur dan Francis datang dari belakangnya.

"Nih! Gua nemuin kaca lagi. Buruan sini."

Arthur berpindah ke kaca yang dipegang Francis. Entah gimana, tapi Arthur merasa tidak nyaman sama-sekali cerminnya dipegang oleh orang Perancis yang-menurut Arthur- aneh.

Arthur menunjukkan jalan keluar berupa terowongan tersembunyi didalam dinding. Francis hanya bisa melongo ketika masuk kedalamnya. Matanya berkilauan oleh emas yang menggunung ditengah ruangan besar.

"Francis." Panggil Arthur. Francis menjawab dengan 'hhm', ngiler sambil lompat-lompat didepan emas. "Lu boleh ngambil emas itu."

"Wah beneran?!" Mata Francis makin berkilau-jika bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bubble ZonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang