Chapter 6

1.6K 190 13
                                    


Ketika manusia dilahirkan, ia sudah ditakdirkan untuk bertemu dengan ribuan orang.

Dari ribuan orang tersebut, setidaknya ada 300 orang yang mereka kenal.

Dari 300 orang yang mereka kenal, setidaknya ada 100 orang yang dekat.

Dan dari 100 orang tadi, pasti ada satu yang memiliki tautan benang merah.

---h e a r t l i n e---

Kris hanya mengernyit, memperhatikan tanpa suara ketika pintu apartment Chanyeol dibuka dan sosok tinggi itu berjalan tanpa menyadari posisinya. Ekor matanya mengikuti gerak-gerik Chanyeol, hingga dahinya mengernyit tipis mendapati Chanyeol tak henti mengukir senyum seraya bersiul kecil menuju pantry, lalu mengambil sebotol air dingin sebelum menegaknya.

"Apa hari ini begitu menyenangkan?"

Chanyeol hampir saja tersedak, ketika suara berat Kris menginterupsi. Membuatnya buru-buru meletakkan botol minuman di atas meja, dengan sebelah tangan yang menyeka sudut bibirnya seraya menoleh cepat ke arah Kris.

"Hyung! Kau mengagetkanku!"

Kris hanya terkekeh seraya melipat kedua tangannya di depan dada mendengar protes dari Chanyeol. Bocah laki-laki itu kini memasang wajah kesal lalu berjalan melewati Kris seraya melepas kemeja kotak-kotak yang ia kenakan, kemudian menyampirkannya di sofa hingga menyisakan kaos putih di tubuhnya.

Kris berbalik, mengikuti Chanyeol dan memposisikan tubuhnya duduk pada sofa. Irisnya memperhatikan Chanyeol yang kini menyalakan televisi di depannya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, bocah."

Chanyeol hanya melirik sekilas ke arahnya, lalu kembali fokus ke televisi. Jujur saja, ia masih kesal karena Kris mengganggu keasikan imajinasinya tadi.

"Apa belajar begitu menyenangkan? Sampai-sampai kau tidak bisa berhenti tersenyumm"

"..."

"Kalau tahu begitu, aku ikut belajar denganmu."

Spontan Chanyeol menoleh ke arahnya. "Tidak. Tidak boleh!"

Kris terkekeh mendengar jawaban Chanyeol. "Kenapa? Bisa kau jelaskan padaku?"

"Aish! Apa sekarang kau tengah mengintrogasiku, Hyung?"

Kris menggedikkan kedua bahunya tanpa menjawab. Jujur saja, ia tak bodoh untuk menerka air muka Chanyeol saat ini.

"Berhenti berpikiran aneh-aneh,"
ujar Chanyeol ketika tahu Kris masih memperhatikannya. Sepupunya itu hanya mengangguk-angguk pelan lantas berdiri seraya menyambar jaket yang ia letakkan di pinggiran sofa.

"Baiklah kalau begitu. Aku hanya memastikan kau pulang tepat waktu hari ini."

Chanyeol mendengus. Tanpa harus dijelaskan sekali pun, ia tahu Kris ke sini jelas bukan berniat memasakkan makanan enak untuknya atau hal menyanangkan lainnya.

"Aku sudah siapkan beberapa makanan di lemari es, kau bisa memakannya."

Chanyeol mengernyit ke arahnya.

"Tidak biasanya."

"Ah, satu lagi."

Chanyeol menoleh ke arah Kris yang kini melongokkan sedikit kepalanya di balik pintu.

"Aku rasa, kau mulai menyukai gadis itu."

Chanyeol mengerjapkan matanya setelah Kris menghilang beberapa detik lalu dari sana, lantas terdiam dalam posisinya lalu terkekeh sendiri.

HeartlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang