Chapter 2: Fixing a Broken Heart (Harry)

1.7K 100 1
                                    

Bella masih berkutat pada pikirannya. Emily sudah memperingatkannya bahwa bisa saja terjadi kemungkinan mereka bertukar posisi tanpa Anna sadari. Atau bahkan kemunculan Katie lebih awal juga bisa saja terjadi. Bella takut jika nanti Katie akan semakin ganas karena orang-orang disekitarnya bukan lagi vampire, atau penyihir seperti dulu, melainkan manusia. Bella harus sesegera mungkin memindahkan jiwa Katie kembali ke tubuhnya sebelum terjadi sesuatu.

Ia membereskan semua darah yang ia beli untuk makan siangnya ketika ia mencium aroma tubuh manusia yang akan segera tiba di rumah ini. Mungkin Anna. Batinnya.

“I’m homeee!” Anna berteriak dari depan pintu ketika ia memasuki rumahnya. Bella yang melihatnya kemudian langsung tersenyum, ia tidak pernah meragukan perkiraannya. “Hey sweetie. How’s your rehearsal?” Tanya Bella sambil membelai rambut Anna. “Not bad.” Balas Anna yang sedang merenggangkan otot-ototnya karena kelelahan. “Theo dan dad belum pulang, mom?” Tanya Anna. Bella hanya menggeleng.

“Pasti Theo main lagi. Dan dad pasti sibuk dengan pekerjaannya. Padahal aku ingin memberikan ini pada dad.” Anna menyerahkan sebuah undangan kepada ibunya. “Apa ini?” Tanya Bella dengan tatapan bingung. “Itu undangan acara ulang tahun kampus. Kalian diminta datang untuk menyaksikan hasil karyaku dan teman-temanku.” Ujar Anna sebelum memasuki kamar.

14 September? Bukankah itu ulang tahun Anna.. Dan juga Katie? Batin Bella. Lagi-lagi ia merasa aneh ketika mengetahui kenyataan bahwa Anna dan Katie dilahirkan pada tanggal dan bulan yang sama.

Sementara Anna di kamar menyesali pertemuannya dengan Zayn pagi ini. Ia tau suatu saat—entah kapan mereka pasti bertemu lagi. Tapi entahlah, rasanya hari ini Anna sudah benar-benar tidak ingin berurusan dengan pria itu lagi. Tapi ia tidak bisa.

“Hey kau mau kemana?” Tanya Bella setelah melihat Anna yang sudah berganti baju dan keluar dari kamarnya. “Ke rumah Chloe, mom. Aku akan segera pulang. Bye!” Anna berteriak dari teras rumahnya yang kemudian sudah berjalan meninggalkan rumahnya.

“Bagaimana kalau yang Emily bilang itu menjadi kenyataan?” Gumam Bella ketika melihat gadis yang dibesarkannya selama hampir 18 tahun itu hilang dari jarak pandangnya

•••

“Ini obat suntukmu.” Chloe datang membawa segelas Strawberry Float kesukaan Anna, langsung saja Anna menyunggingkan sebuah senyuman disana. Strawberry akan selalu jadi favoritnya. “Thanks.” Balasnya. “Jadi kau suntuk kenapa? Zayn?” Tanya Chloe sembari membolak balikkan majalah yang ia baca.

“Tidak juga—maksudku bukan tentang itu. Well.. Aku tidak pernah cerita padamu masalah ini. And I’m so so so so so sorry for that.” Anna menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat dilukiskan, yang pasti hanya ada tatapan bingung disana. “Hey.. Ada apa? Sepertinya ini hal serius..” Chloe mulai fokus menatap sahabatnya sekarang. “Yes it is. Tentang cincin ini..” Anna melepaskan cincin itu dari jari telunjuknya dan memberikannya pada Chloe.

“Kau.. Bilang ini dari ibumu, kan? She gave it to you two years ago. Ketika ulang tahunmu” Kata Chloe yang sedang mengamati cincin itu lebih dalam. Selama dua tahun Anna memakainya, Chloe tidak pernah sedekat ini dengan benda itu. “Yes. She said that it’s a Pierce’s heirloom.” Balas Anna cepat. “So..?” Tanya Chloe sembari menautkan kedua alisnya. “I’m not sure that’s an heirloom.” Jawab Anna sambil mengembuskan nafas berat.

“Lalu kalau ini bukan cincin turun temurun apa namanya? Ibumu juga memakainya, setauku.” Kata Chloe setelah bermenit-menit ia mengamati kalung itu. “I think it’s a charm, or such a magic thing.” Balas Anna dengan tatapan khawatir. “Wh-what do you mean?” Chloe sedikit tidak mengerti dengan ucapannya barusan.

Behind the EyesWhere stories live. Discover now