12 : Ganindra

6.8K 699 40
                                    

GANINDRA

Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tau
Kuslalu milikmu yang mencintaimu
Tercipta untukmu-Ungu
----------------------------

Ditinggalkan begitu saja oleh Adistia tentu saja membuatku kecewa. Dia pergi tanpa pamit padaku, menghilang, mengabaikanku. Sudah tak berartikah aku untuknya? Kulajukan mobilku mengikuti arah mobil yang membawa Adistia menuju sekolah Renggani. Ah, bocah itu sudah mengambil sebagian hati kekasihku semudah itu. Aku tak menyangka Adistia menyukai anak kecil melihat selama bersama aku tak pernah melihatnya dekat dengan anak kecil.

Mobil silver membawanya masuk pelataran sekolah dengan cat biru yang mendominasi. Kuparkirkan mobilku tak jauh dari mobilnya. Mengikuti Adistia yang terlihat khawatir.

Oh sayang, begitu pentingkah bocah itu untukmu?

Kuamati interaksi mereka dari jauh, hatiku berdesir. Andai bocah itu anakku, betapa beruntungnya dia memiliki Ibu selembut Adistia. Awalnya aku ingin menghampiri mereka tapi langkahku terhenti saat pria tinggi tegap berjas hitam mendekati mereka. Saat itu juga aku sadar, Adistia tak lagi sama. Ada pria yang siap menggantikanku, pria yang terlihat malu-malu di depan Adistiaku. Astaga, melihatnya tanganku langsung mengepal begitu saja. Aku tak suka dengan keberadaannya di dekat Adis.

Aku tak mau menunda lagi. Segera aku kembali ke resort menyiapkan segalanya. Jatah liburku kali ini akan aku berikan waktuku semua untuk Adistia seperti liburku yang dulu-dulu. Walau kali ini ada yang berbeda. Aku akan membuat kejutan manis untuknya.

Ini hal pertama kali yang akan aku lakukan serta jadi pengawal untuk resortku membuat dinner romantis di gasebo yang berada di tengah resort. Tepat di tengah dan di kelilingi taman serta lampu-lampu bulat yang berjejer. Tempatnya sedikit naik sehingga bisa melihat lampu-lampu di bawahnya.

"Pak ini diletakkan di mana?"

"Situ saja di pintu masuk, Adis paling suka boneka beruang."

Kupandangi boneka beruang yang besarnya lebih dari Adistia dan bibirku seketika melengkung membayangkan Adistia akan berbinar melihat beruang ini.

Jam sudah menunjukkan pukul satu, aku harus segera ke rumah Adistia untuk menjemputnya. Sebelum beranjak kufoto meja dan panorama ruangan yang sudah disulap dekorasinya. Luar biasa! Ini hal manis pertama yang kulakukan untuk Adistia, aku yakin dia akan terkesan dan menerima lamaranku. Dan tak akan ada lagi celah untuk siapa pun mengambil Adistiaku.

Jalanan begitu macet menuju rumah Adistia, Pagero-ku tak cocok untuk jalanan macet mengular seperti ini. Aku tak mau moment menikmati senja bersama Adistia terlewatkan begitu saja.

Kuparkirkan mobilku di pelataran rumah Adistia, bersamaan denganku turun sebuah mobil sedan hitam parkir mulus di depanku. Tak sempat aku mengamati si pengemudi karena aku mengejar waktu sebelum matahari kembali ke peraduannya.

Merasa diikuti aku menoleh dan ternyata pria yang sama seperti kulihat di foto, dan di sekolah sepertinya juga memiliki tujuan yang sama. Pria itu lagi. Dia membalas tatapanku datar dan aku tentu saja mengabaikannya kembali melangkah lalu menekan bel pintu rumah Adistia. Aku tak punya urusan dengannya.

Aku tahu pria itu bisa jadi masalah baru di perjalananku tapi aku berusaha tak peduli karena aku harus fokus dengan Adistia. Dia berdiri di sampingku dan aku hanya meliriknya sekilas. Kutekan bel sekali lagi karena Adistia tak juga membukakan pintu.

"Cari siapa Mas?" tanyaku akhirnya karena rasa penasaranku lebih besar dari pertahananku untuk tak peduli.

Belum sempat pria itu menjawab pintu sudah terbuka. Saat pintu terbuka jelas kulihat Adistia kaget mendapatiku dan lelaki antah brantah juga ada di sampingku. Bibirnya saja bergetar saat membalas salamku.

Jangan Takut MenikahikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang