"Pokoknya harus yang vanila!"
"Green tea!"
"Vanila!"
"Green tea, titik!"
"Tapi aku maunya rasa vanila. Ngalah dong!"
"Aku gak mau tau, sekali green tea tetap green tea!"
Keributan kecil antara dua orang manusia itu menarik perhatian beberapa pasang mata yang sedang belanja di kantin.
Keributan itu terjadi antara Renata dan Farrel. Mereka sedang meributkan minuman yang akan mereka pesan.
Keyna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia malu melihat tingkah dua orang manusia di hadapannya ini. Karena kelakuan mereka, Keyna juga ikut menjadi pusat perhatian, dan Keyna kesal karenanya.
"Kamu pacar aku kan? Dan kamu cowok gantle kan? Kamu ngalah dong, Rel!" Kali ini Renata berbicara sambil menggebrak meja.
Sambil mendengus, Farrel berucap, "Tapi aku gak suka rasa vanila, Cintaa.. aku sukanya green tea..."
"Aku gak suka green tea, Farrelll.." Renata mulai merengek. Karena merasa jengah, Keyna menengahi mereka.
"Ya udah kalian pesen dua-dua aja, gitu aja kok repot."
Renata melirik Keyna sambil cemberut. "Kan boros, Key. Kasian uangnya kali."
"Cuma ngeluarin tiga ribu lagi gak boros-boros amat kok Ren. Lagian dari pada kalian berantem kaya gini. Justru gue yang malu ngeliatnya,"
Keyna menambahkan, "Pesen dua-duanya aja, Ren, Rel. Yang bayar kan gue, kok kalian yang sok hemat?"
Sesuai janji Keyna, ia meneraktir temannya itu selama satu minggu. Sekarang sudah berjalan tiga hari dan selama tiga hari itu pula Keyna harus melihat keributan kecil antara Renata dan Farrel.
Terkadang, Keyna merasa aneh melihat Renata. Kalau Renata hanya bedua saja dengan Keyna, Renata menjadi seorang perempuan yang bersikap dewasa, tapi kalau sudah bersama Farrel... errr Renata berubah manja, seperti seorang gadis lebay yang membutuhkan perhatian lebih.
"Oke kalau gitu!" ujar Renata pada akhirnya. "Sana, kamu yang pesen Rel!"
Farrel terlihat tidak terima. "Idihh, kok aku? Kamu kan cewek. Ya kali cowok yang melayani cewek. Dimana-mana, cewek yang melayani cowok. Kamu mau jadi calon istri yang durhaka? Iya?"
"Tapi cowok yang romantis itu harusnya mau ngalah, dan rela berkorban. Aku ini calon istri kamu atau calon pembantu kamu, hah?!"
Nah, mulai lagi..
"Kamu kok ngomongnya gi--"
"Ya udah, gue yang pesenin!!" kata Keyna pada akhirnya.
"Ribet banget sih kalian!" tambah Keyna. Kemudian ia pergi ke depan memesan minuman untuk Renata dan Farrel.
Renata menyenggol lengan Farrel dan berujar pelan, "Kamu sih Rel.."
Farrel menatap Renata sambil menautkan alis. "Lah kok aku lagi?" ucapnya lirih. Dalam hati Farrel membatin. Gue disalahin terus deh perasaan..
***
"Mbak, pesen minuman rasa green tea satu, vanila satu, sama rasa jeruk manis satu," kata Keyna kepada Dina, penjual minuman di kantin sekolahnya.
"Ocee.. di blender atau diaduk pakai sendok?"
"Emm blender deh Mbak."
"Dingin semua ya, Neng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Love?
Teen FictionKeyna Asrumi tidak pernah membayangkan kisah cintanya akan menjadi rumit seperti ini. Semula, semuanya baik-baik saja. Keyna menjalin hubungan dengan Malvin, dan hubungan mereka berjalan sangat bahagia. Namun semuanya beubah ketika seorang laki-laki...