2

295 41 2
                                    

"Gimana? Orang yang kamu tabrak udah ngehubungin kamu belum?"

Ini sudah ke-27 kalinya Mama menanyakan lelaki 'pala batu' itu. Sungguh aku sudah muak! Sejak sampai dirumah siang tadi sampai malam menjelang, pertanyaannya selalu sama. "Gimana? Orang yang kamu tabrak udah ngehubungin kamu belum?" Tidak ada pertanyaan lain. Kalau saja tadi Keira tidak memberitahu Mama, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

"Belum mah.. Nanti kalau orang itu ngehubungin Rein, Rein bakal ngasih tau mama kok." ucapku seraya mengambil tempat duduk didekat Mama.

"Tapi kamu udah pastiin kalau orang yang kamu tabrak baik-baik aja?" tanya Mama lagi dengan raut wajah yang tadinya hanya penasaran menjadi khawatir.

"Mah, Rein itu cuma nabrak bagian belakang mobil tuh orang. Bukan nabrak orangnya. Jadi orangnya gapapa"

"Huh syukurlah.. Ngomong-ngomong orang yang mobilnya kamu tabrak itu cowo apa cewe?" kudengar helaan nafas lega dari Mama.

"Transgender mah"

"Reinaaa.. Mama serius. Yang kamu tabrak itu cowo atau cewe?"

"Laki mah.."

"Ganteng gak?"

Ini Mama kenapa lagi? Kenapa jadi kepo sama tuh cowo 'pala batu'?

"Rein gak merhatiin mukanya mah"

"Seharusnya kamu perhatiin orangnya. Kalo ganteng kan bisa kamu pacarin" ucap Mama ngawur kebanyakan ngebintangin ftv.

««

Setelah selesai memilah dan memilih pakaian yang akan ku pakai selama tinggal di Bandung. Aku segera mengambil koperku diatas lemari, lalu memasukkan pakaian yang kupilih tadi ke dalam koper.

Tokk..tokk..

Sampai suara ketukan pintu berhasil membuatku berhenti dari aktivitasku dan beralih untuk menggapai gagang pintu kamarku.

Kulihat Keira berdiri tepat dihadapanku seraya kedua tangannya sibuk memainkan ponsel pintarnya itu.

"Kenapa?" tanyaku datar.

"Kata Mama, orang yang lu tabrak udah ngehubungin lu belum?" seru Keira dengan pandangan yang masih tertuju pada ponsel.

"Aisshhh.. Nih semua tuh gara-gara lu Kei. Coba kalo tadi lu gak cerita sama Mama, gak bakal tiap 10 menit sekali Mama nanya kayak begituan mulu ke gua" protesku seraya menyalahkan semuanya kepada Keira.

"Haah? Apa apakah ini? Kenapa lu jadi nyalahin gua?" balasnya dramatis meminta penjelasan.

"Ck!! Lu tuh gak pernah ngertiin gua Kei" seruku tak kalah dramatis.

"Apa yang kamu lakukan itu jahat Rein. Lebih jahat dari Rangga aadc!!"

Hening~

««

Semuanya sudah selesai, perlengkapan ku selama di Bandung sudah kupersiapkan tadi malam. Jadi, sekarang aku tinggal menyeret koperku dan memasukkannya ke dalam mobil.

Jika kalian ingin menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan Mama tadi malam, jawabannya belum.

Entah aku harus senang atau malah sebaliknya. Karna lelaki 'pala batu' itu tidak menghubungiku sampai detik ini. Walau sebenarnya dari dasar lubuk hatiku yang paling dalam ini, berharap lelaki itu melupakan kejadian kemarin siang dan membayar semua kerusakan pada mobilnya dengan uangnya sendiri.

Tapi, karna aku selalu merasa gelisah setiap melakukan kesalahan sekecil apapun itu. Membuatku berhenti untuk mengharapkan hal yang mungkin membuatku lepas dari tanggung jawabku.

RewindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang