6

156 21 11
                                    

[WARNING]

Biasanya kalau ada tulisan warning buat adegan 17+ yaaak?😅 tapiii yg ini bukan warning begituan wkwk.. Jadi jan masang muka ngarep gityuhhh😅
Sebelum membaca part ini diharapkan untuk membaca dari part awal. Karna terjadi perombakan pada cerita yang tidak signifikan(apa ini?!)🙈 yang pasti sebelum baca ini baca dulu rewind dari awal karna saya baru revisi ini cerita. Biar kalian ngerti sama alurnya baca dari awal yaaak😹 tengkiyuhhhhh😻

««««««

"Kenalin Sher..Dia pacar gua." seorang lelaki berkacamata dengan akrabnya merangkul seorang wanita yang baru ditemuinya beberapa detik yang lalu didepan pintu masuk aula. Dan dengan percaya dirinya pula, ia memperkenalkan wanita itu sebagai kekasihnya didepan seorang wanita lain yang saat ini memasang raut wajah terkejut.

"P..ppa..car?" wanita yang disebut sebagai pacarnya itu tergagap seraya memandang heran pada lelaki tersebut.

"Nanti saya jelaskan. Tapi untuk saat ini saya benar-benar butuh bantuan kamu.Nama kamu siapa?" bisik lelaki itu saat si perempuan tergagap memastikan apa yang baru saja ia dengar.

"Reina. Kireina."

"Namanya Kireina" ucap lelaki itu lantang tepat setelah Reina memberitahukan namanya.

"Sheryl. Dokter spesialis bedah disini." ujar wanita lain.

««««««

||Reina||

Megan Abraham. Lelaki berkacamata yang baru ku ketahui namanya beberapa menit yang lalu kini duduk tepat disampingku. Megan berhasil membuatku tercengang saat dirinya dengan percaya diri memperkenalkanku sebagai kekasihnya didepan Sheryl yang saat ini sedang memberikan sambutannya didepan para calon koas.

Dan baru saja aku mengetahui bahwa ternyata selain seorang dokter spesialis bedah, Sheryl juga anak dari pemilik rumah sakit ini.

"Kayaknya saya butuh penjelasan dari kejadian tadi" Megan hanya diam tanpa menanggapi ucapanku, tatapannya lurus tepat ke tempat Sheryl berdiri tegap di depan mimbar.

"Pak Megan!!" Aku memukul lengan Megan. Dan akhirnya ia menoleh ke arahku.

"Aww!" Megan meringis lalu bertanya "kenapa?" dengan polosnya.

"Saya butuh penjelasan dari kejadian tadi"

"Kejadian apa?"

"Yang tadi di depan pintu aula"

"Oh" oh? Oh doang katanya!!

"Iyaaa. Jelasin sekarang!" aku menatapnya tajam.

"Nanti aja. Abis ini selesai saya jelasin semuanya ke kamu. Kurang sopan kalo kita ngobrol sekarang."

Dan setelah mendengar penuturan Megan, aku langsung beralih memperhatikan Sheryl.

««««««

Kegiatan KKR berjalan dengan baik. Sebelum akhirnya datang seorang dokter berkepala plontos dan bertubuh gempal yang memasang wajah sangar bak seorang petinju. Dokter Arief namanya. KKR yang sebelumnya berjalan dengan tenang dan santai tiba-tiba berubah menjadi tegang dan menakutkan. Ia memberi arahan yang tidak seberapa tapi terus mengomel,membentak, dan mencari kesalahan dari para calon koas. Dan aku benar-benar tidak ingin sedikit pun berurusan dengannya.

««««««

Jam dinding besar yang ada di aula menunjukkan angka 12.15 yang mempunyai arti bagi para calon koas untuk menikmati istirahat makan siangnya selama 15 menit. Waktu yang benar-benar singkat untuk dibagi bersamaan dengan sholat dzuhur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RewindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang