next Part 3 kisah SMA

4.8K 59 0
                                    

Steffany perlahan memasuki sebuah ruangan yang berada disebelah gedung aula sekolah, dari luar terlihat tampak sepi seolah tidak ada satu orangpun yang berada didalamnya. Semenit…dua menit berlalu sampai pada akhirnya munculah steffany keluar dari dalam, raut wajahnya berubah menjadi sedikit pucat, sepertinya aura kelam didalam telah menyerap energy kehidupannya. Steffany lalu menghampiriku, menatapku dengan wajah serius dan berkata “ Buntelan kentut, dosa kamu mungkin banyak kali ya. Sial banget kamu kali ini harus berhadapan dengan dia. Good luck ya..” sambil berjalan meninggalkanku sendiri terpaku didepan pintu dengan berbagai macam pertanyaan dan perasaan was-was. “Maksudnya apa sih, apa hubungannya dengan dosa gue? Perasaan dosa yang gue bikin ya gitu-gitu aja, nggak sampai buat Tuhan murka deh. Ah, bikin nyali gue ciut aja padahal gue udah coba iklas tadi.”

“Ngapain kamu berdiri didepan pintu. Cepet masuk.” Tiba-tiba terdengar suara cewe dari dalam ruangan itu yang membuat pikiran dalam otak gue buyar. Dengan sedikit mengumpulkan keberanian, gue melangkah masuk, langkah-langkah kaki sengaja kuperlambat sambil memperhatikan sekeliling ruangan. Ternyata luas juga ruangan ini padahal dari luar kelihatan sangat kecil, gumamku saat itu.

“Ngapain kamu celingukan gitu? Sini duduk.” Terdengar suara yang sama dengan suara cewe yang tadi meyuruhku untuk masuk kedalam, seketika itu pula aku menengok kearah sumber suara tersebut, alangkah takjubnya saat gue melihat kecantikan seorang cewe berkacamata merah sedang duduk di sebuah bangku kayu dengan rambut yang digulung keatas yang dijepit pena sebagai penahannya. Kecantikan wajahnya membuatku terpana, seakan-akan waktu disekitarku terhenti dan menjadi hening, namun aku segera tersadar saat wanita tersebut membentakku “Oii!!!!! Disuruh duduk malah diem. Gini ya, jujur aku lagi nggak ada banyak waktu, jadi cepet kamu sebutkan nama, dari kelompok mana dan apa kesalahan yang kamu perbuat.”

“Nama saya Andre dari kelompok tujuh, kesalahan saya nggak bawa buku dan peralatan tulis raka.” Jawabku sambil menundukkan wajah, saat itu gue ngerasa seperti seorang penjahat yang sedang ditanya oleh petugas kepolisian saat sedang menyusun BAP.

“Terus yang kamu bawa ditas kamu itu apa?” ucapnya sambil menunjuk kearah tas gue.

“Ng…ng…nggak ada apa-apa raka, ko…kosong kok isinya.” Jawabku gugup.

“Kamu gagap?” tanyanya lagi

“Ng…nggak kok raka. Cuma sedikit gugup aja.”

“Ya udah, bawa sini tasnya.”

“Buat apa raka? Tasnya kosong kok nggak ada apa-apa.” Jawabku kukuh.

“Bawel banget ya, kalau disuruh bawa sini ya bawa sini. Jangan sampai aku kasih tambahan hukuman karena melawan ya.” ucapnya dengan nada tinggi

Dengan berat hati gue serahkan tas yang berisi kamera itu kepadanya dan hanya bisa melihat saat tangan-tangan lentiknya mulai membuka dan mengaduk-aduk isi dalam tas gue. “Binggo, kayaknya aku nemu barang yang menarik nih.” Ucapnya sambil mengambil sebuah kamera dari dalam tas dan menunjukkannya kepada gue

“Maksud kamu bawa kamera ini apa? Mau untuk pamer? Atau mau untuk ngintip? HAH!!!?”

“Bukan gitu raka, sebenarnya gini…”

“Mau ngomong apa lagi? bukti udah ada, udah ya kamera kamu aku sita.”tong cewe berkacamata merah itu.

“Jangan gitu dong raka, tolong kasih saya kesempatan buat ngejelasin semuanya.”

“Ya udah cepetan ngomong. 5 menit , nggak lebih.”

“Ok.” Lalu aku mulai menjelaskan semuanya dengan detail mulai dari penyebab gue kesiangan sampai bagaimana tas itu tertukar dengan tas gue yang lainnya. Cewe itu mendengarkan ceritaku sambil mengotak-atik kamera itu, gue kaget waktu dia bisa membuka dan mengeluarkan isi film didalamnya. Jujur gue yakin banget jarang ada orang yang bisa mengeluarkan isi film didalamnya apalagi anak sekolahan karena mekanisme dikamera Hasselblad itu unik dan juga kamera ini sangat jarang ada yang punya, hanya orang-orang tertentu saja dan yang mempunyai dana lebih yang memilikinya.

Ditengah-tengah gue menjelaskan, tiba-tiba ada.....

Next.....

Cerita Sma (Mr Mars . Miss Venus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang