Chapter 3 (Pt. 1)

24 2 0
                                    

"PDnim, setelah comeback aku mau kembali ke Daegu lagi. Boleh?" akhirnya aku berani untuk berbicara. 

"Kenapa lagi? Bukannya kamu barusan pulang?" PDnim menyilangkan lengannya di dada. 

"A-ada urusan, keluarga.." karena aku teringat tentang kejadian itu lagi, aku jadi tidak tenang dan mengkhawatirkan Seohee. 

"Jika memang mendesak, pergilah" tumben PDnim langsung mengizinkan. "Kemarin ayahmu telepon ke kantor, kebetulan saya yang angkat" What?! Abba sudah tau aku dimana?! "Katanya, kau disuruh pulang. Adik dan Ibumu katanya membutuhkanmu. Tapi kau sudah meminta untuk pulang sebelum kuberitahu hal ini. Baguslah, kau boleh pulang" apakah aku harus kabur lebih jauh lagi?!

"Terima kasih, untuk infonya" seluruh tubuhku melemas.

"Kau pergi sekarang?" bahkan untuk mengatakan 'ya' aku pun kesusahan. "Baiklah" sambung PDnim.

***

"Hujan lagi. Padahal tadi sudah agak reda..." kata Seohee sambil melihat keluar jendela kamarnya. Dia baru saja mengantarkan Yeongi adik kelasnya pulang saat hujan sedikit berkurang. 

"Isinya apa, 'sih?" Seohee membolak-balik kotak indah berbungkus kertas kado itu, lalu mengguncang-guncangkannya. Ya, kotak itulah yang diberikan Yeongi tadi siang. "Tidak ada bunyinya?" lalu apa isinya? Sebelum jari-jarinya merobek bungkusan kotak ditangannya, ada yang menelepon. Kakaknya, Taehyung yang menelepon. Mungkin dia ingin mengabari kalau sudah sampai disana. "Yeoboseyo, Oppa? " terdengar suara samar-samar kendaraan yang tertutupi derasnya hujan. Bukan karena hujan disekitar rumah Seohee, tapi ditelepon! Apakah Oppa masih di Daegu? Sepertinya Oppa mencoba untuk mengatakan sesuatu. "Maaf, Oppa. Aku tidak bisa mendengarmu!!"

"Jemput aku di terminal Hanjin!" Daegu!! Ya, Oppa di Daegu!! "Seohee'ah! Jemput aku sebelum-" No, suaranya terkalahkan oleh keramaian disana. 'Sebelum' apa tadi katanya? Ada hal buruk? "Seohee'ah, bisa dengar aku?" mungkin dia menyisih ketempat sepi.

"Ne, bisa kudengar" nafasnya terengah-engah disana.

"Kau bisa jemput aku, 'kan?" tidak main-main. Suaranya seperti hampir menangis. "Ka-kang Seohee..."

"Ne, tapi ijinkan aku naik motor" ada apa 'sih dengan Oppa? Suara lirihnya membuatku gelisah.

*

Handphoneku bergetar. Seohee mengirim pesan yang katanya dia sudah sampai disini. Tapi aku tidak melihatnya sekalipun. "Oppa!" nah, itu suaranya. Kuberlari dengan memastikan tiketnya tidak hilang.

"Seohee'ah. Kau parkir dimana motormu?" kau harusnya naik taksi.

"Aku tidak berani naik motor. Tadi aku tanya Oppa, Oppa tidak menjawab"

"Ja-jadi kau, jalan?!" yang benar saja?!

"N-ne..." wah, ternyata di situasi seperti ini kamu masih menurutiku.

"Okay, ayo. Ikut aku" sekarang setengah enam sore lebih. Busnya datang sekitar jam tujuh kurang seperempat.

"Oppa, kita mau kemana?" ah, itu busnya.

"Ayo, naik bus itu" kutarik tangannya karena dia masih kebingungan--dan kedinginan karena basah. "Pakai mantelku. Hujan-hujan begini kau malah jalan"



☑️Red (Ft. Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang