"Oppa, kemarin aku menerima sebuah kotak. Sampai sekarang aku belum tahu isinya" Seohee mengeluarkan kotak aneh itu dari tasnya--untung tidak basah.
"Dari siapa?" kuambil benda itu, kugoncang-goncang--biasanya kalau dikocok seperti itu bisa tahu apa isinya. "Sepertinya tidak ada isinya, atau mungkin surat. Ehem" akankah kau menerima cinta lelaki itu dan menyingkirkan kakakmu??
"Ya, mana mungkin orang menaruh surat didalam kotak? Pabo"
"Bisa saja, banyak cara untuk mengungkapkan cinta" Seohee tak menunjukkan muka memerahnya. Sepertinya dia tidak akan salah tingkah jika itu memang surat cinta. "Buka saja, kalau kau memang mau tau" dia pun membukanya. Oh My God!
"Foto siapa ini?! Kejam sekali!!" Seohee dengan spontan melempar foto itu. Siapa yang berani memberinya foto ini?! Jangan-jangan...
"Ya, Seohee'ah" dia langsung memelukku. Dia belum pernah melihat dengan jelas seorang perempuan pucat yang kepalanya tergantung di sebuah tembok. Ada tulisan dibelakang foto itu. "Tenanglah..." tertulis juga alamat rumahku yang dulu.
'Ya, inilah perbuatan kakakmu yang tidak tahu diri itu. Sekarang kau harus membayarnya, harus! Perempuan difoto ini adalah ibuku, ibu satu-satunya yang harus mengakhiri hidupnya hanya karena Idol tak berguna itu yang tidak bisa menjaga mulutnya. Mungkin kau belum tahu apa-apa tentang semua hal sebelum kelahiranmu. Kau lahir dengan bahagia, sedangkan adikku? Dia lahir tanpa ibu! Kuharap kau bisa datang kesini, kita akan bicarakan semua. Kakak tirimu, kakak dari Kim Taemi, Kim Taegi'
"Oppa, apa itu dibalik foto--Oppa menangis? Kenapa?" dia sudah menemukan kita. Ya. Kim Taegi, Abba, Eomma dan semua masa laluku. Mereka menemukanku, bangkit dari ingatan terdahulu.
"Seohee..." kurasa dia sudah siap mengetahuinya. Tanganku gemetar bukan main. Dia menatapku penuh iba. "Bacalah" diambilnya foto itu, lalu dia memandangi perempuan difoto itu penuh heran.
"Dia..." tak terlihat kesedihan sama sekali.
"Dia ibuku. Tapi, dia bukan ibumu" jinjja, dia tidak sedih sama sekali.
"A-aku pernah melihatnya... Dia ibunya Oppa dan bukan ibuku?" dia mulai membaca setelah kuanggukan kepalaku. "Ki-Kim Taegi? Taemi?" sepertinya dia mulai menahan air matanya. Dia lalu menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Kau harus memahaminya. Kau menyayangiku, 'kan?" dia terisak di dekapanku. "Kita ini tetap saudara. Aku tetap kakakmu, dan kau pun tetap adikku" dari isak menjadi tangisan keras.
"Oppa sejahat ini, 'kah?!" dia melepas pelukanku. "Bahkan ibumu sendiri ingin mati gara-gara Oppa?!" tidak, kau salah paham!!
"Bu-bukan seperti itu!"
"Lalu apa?! Siapa yang menulis ini?! Kakaknya Taemi!"
"Kau terlalu berlarut-larut, Seohee! Itu sangat berlebihan dan kau tidak tahu apa-apa!" aku memarahinya tanpa sengaja. "Izinkan aku menjelaskan semua, please..."
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️Red (Ft. Kim Taehyung)
FanfictionTaehyung telah menobatkan dirinya menjadi malaikat dihatiku. Tapi dimana dia sekarang?? Perlukah aku mendengarkan kabar angin yang buruk itu?