CHAPTER-09

385 43 5
                                    



Hello guys! Seperti yang kemaren aku tulis di "NOTE" Chapter-09 on progress, aku publish kalau Chapter-08 readers udah menyentuh 100. And you guys did! Thankyou so much!!!! So, there is it!!!!!

Hope you like it, don't forget to vote and comment!

Oiya, kasih pendapat dong. Menurut kalian chapter ini terlalu bertele-tele nggak? I mean, conversation antar pemain terlalu banyak jadi bikin bosen atau gimana. Kalau ada pendapat, share aja di comment. Karena menurutku kayak kurang nendang aja Chapter ini:') Sebenernya Chapter 08 juga kayak kurang aja gitu, iya nggak sih?:')

***

"Ada yang bisa saya bantu, nona?" ujar wanita paruh baya yang baru saja muncul dari tirai.

"Ah, aku ingin mengambil barang." ujarku seraya membuka dompetku, lalu mengambil secarik kertas untuk mengambil laundry.

Ia menerima kertas tersebut dan membacanya cepat. "Tuksedo......" ia mendekatkan tag nama yang tergantung, "....atas nama Harry Styles?"

Aku mengangguk dan dia segera masuk ke dalam untuk mengambil tuksedo Harry. Dalam benakku berharap wanita paruh baya ini tidak tahu-menahu tentang Harry, supaya tugasku cepat selesai tanpa harus meladeni betapa histerisnya wanita paruh baya ini kalau dia memang penggemar Harry. Yaaaa, bukankah penggemar Harry dari berbagai kalangan? Jangan salah paham, bukan berarti aku beropini bahwa Harry itu tampan sehingga melelehkan hati semua wanita berbagai kalangan. Bukan. Tapi aku merasa setengah diriku menyangkal hal ini, sial!

Dengan cepat ia keluar kembali melewati tirai bening tersebut dan keluar membawa tuksedo Harry yang dibungkus dengan entahlah namanya apa itu, yang pasti tugasku selesai untuk Ellen. Ia membuka resleting dan memeriksa tuksedo Harry. Setelah dirasa sempurna tanpa kerusakan yang karyawannya lakukan ia menyerahkannya padaku, "Ini, have a good day!"

"Thank you!" seruku gembira karena ternyata ia tidak paham siapa itu Harry. Dan aku juga gembira karena aku harap ucapannya menjadi kenyataan. Aku harap hari ini tidak akan ada hal buruk terjadi.

"Catherina Herge!" suara serak ini membuat langkahku berhenti, aku menoleh. Harry membawa dua minuman dingin di tangannya.

Bisa kalian tebak? Di tengah kerumunan ia memanggilku, kau pintar Styles. Kini semua orang memandangmu dan ya.......mereka histeris. Like, guys he's just Harry Styles! Lelaki tempramental yang menyebalkan. Gggggh, rasanya aku ingin memberitahu mereka tentang apa yang aku rasakan selama menjadi asistennya.

Aku langsung menghampirinya dan menyeretnya masuk ke gang kecil di sekitar. "Ya, kau jenius! Kau membuat semua orang histeris, Styles!" ujarku seraya mengacungkan jari telunjukku tepat di wajahnya.

"Apa masalahnya?" ia tampak tidak memperdulikanku, justru meminum yang kutebak ice chocolate.

"Ice chocolate?" tanyaku dengan mata berbinar.

Ia tergelak. "Ini bukan untukmu, bodoh."

"Apa kau berencana untuk kencing di panggung karena terlalu banyak minum? aku berkacak pinggang di hadapannya, "seriously, dua gelas ice chocolate hanya untuk dirimu?" aku memastikan sekali lagi.

"Ya." ia tersenyum lebar yang sangat menyebalkan namun melemahkan. "Dan kau yang akan membersihkan lantai panggung karena kencingku berada dimana-mana."

Sadarlah, Cath! Ini adalah perbincangan yang paling menjijikan yang pernah kau alami dan kau masih sempat terpesona dengan senyuman 10 senti itu?

Dengan cepat aku menampar pikiranku untuk kembali sehat, "Inilah mengapa kau tidak punya pasangan saat ini..." bisikku tepat di telinganya. Dengan sigap aku meraih gelas plastik tersebut dan meminumnya. HAHAHAHA wajahnya seakan tidak percaya seorang asistem berani merebut minumannya. "jangan marah!" aku bilang sembari tersenyum jahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOLD UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang