CHAPTER-05

569 63 6
                                    

Sorry GUYSSSSSS, it's been a long time right? Maklum ada uts:(

Well, this is the new chapter of HOLD UP. Hope you like it!

xoxo

Dengan cepat aku membuka pintu dan keluar dari mobil Liam. Tetapi Liam berlari dan memelukku dari belakang, aku langsung memberontak dan memukuli badannya. "Hentikan, hentikan kumohon" ujar Liam dengan tatapan sayu itu. Aku berhenti memukulinya dan dia melepaskan pelukannya.

Dia menatapku dalam. "Berhenti menatapku seperti itu" lirihku pelan.

Dia tampak menelan ludah. "Sorry it was my fault, I can't control my feeling so sorry" lirihnya seraya memegang kedua pundakku.

Dan kau sembarangan menciumku? Brengsek.

Lantas aku melepaskan tangannya dan berlari menjauh. Bisa kudengar langkah kakinya mengejarku. "Jangan mengikutiku!" seruku. Kini suara langkah itu hanya milikku seorang, baguslah....kuharap Liam kembali ke habitatnya.

Aku mengambil ponselku dan memutuskan untuk menghubungi Harry. Entahlah aku merasa membutuhkan lelaki dingin itu. "Ada apa?"

Tanpa tersadar aku tersenyum setelah mendengar suaranya. "Where are you? Can I go with you? There's so......"

"Stay there. Don't move. I'll come like 10 seconds" selanya.

Baru saja aku mau menjawab perkataannya dia sudah mengakhiri panggilan. Aku menghela nafas panjang seraya menatapi ponselku.

Benarkah kau akan datang dalam 10 detik? Apa kau yakin Styles? Kalau begitu buktikanlah.

Dalam hati aku mulai menghitung dan kini sudah sampai di hitungan ke 9 dia belum datang. Oh, kau menipuku.

Tiba-tiba ponselku berdering, ah Harry? "Lihat ke arah jam 3"

Apa maksutnya?

Dengan cepat aku memutar badanku ke arah yang Harry katakan but there's nothing. "Kau menipuku? Bisakah kau berhenti bercanda? Aku be........"

"Lihat ke belakang" selanya dengan suara parau yang khas itu. Dengan cepat aku memutar badanku dan what the he's Harry!!!!! Dia tampak memasukkan ponselnya ke saku celana lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Dia menatapku lalu mendengus. Oh, dia benar-benar Harry.

Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil langkah cepat menghampirinya. Dan tanpa sadar aku memeluknya. Memeluknya sangat erat.

"See? Perhitunganku tidak pernah salah. Penyesalan selalu datang terakhir, benar kan?"

Aku melepaskan pelukannya dan menatapnya bingung. "Salahmu sendiri tidak menuruti perkataanku" sambungnya.

"Kau bahkan tidak mengajakku untuk kabur dari lelaki sialan itu. Kau malah pergi sendiri" protesku.

Harry menghela nafas. "Apa yang ia lakukan padamu?"

Aku menelan ludahku. Apa harus aku bercerita padanya? Bolehkah?

"Liam menciumku. Aku sangat membencinya bukankah it......"

Aku belum menyelesaikan perkataanku Harry sudah menarikku untuk mendekat dan mencium bibirku dengan lembut. Kedua tangannya memegang pipiku. Rasanya hangat sekali, sungguh!

Aku tidak bisa menolak dan kuakui aku menikmatinya. Berbeda sekali ketika Liam menciumku, aku merasa tidak rela. Apa ini? Aku tidak mungkin menyukai Harry, benar kan?

Beberapa detik kemudian dia melepaskan bibirnya lalu menggenggam tangan kananku. "Itu penawar untuk bibirmu"

Tanpa kusadari wajahku memerah. Haruskah kau mengatakan hal itu Harry?

HOLD UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang