CHAPTER-02

605 62 11
                                    

Karena tidak ingin dibentak lagi---sudah cukup aku dibentak terus-menerus hari ini----aku memutuskan untuk berjalan lebih cepat mengikuti Harry. Dia masuk ke dalam mobil tanpa membukakan pintu untukku. "Bukan tipe lelaki idaman. Demi apapun aku bersumpah tidak akan menyukai lelaki seperti dia!" batinku mengoceh.

Aku duduk dengan tidak nyaman di kursi penumpang. Aku menurunkan jendela dan melambaikan tanganku ke Gemma. Gemma tersenyum padaku. "Nice to meet you Catherina! See you around!" serunya dengan senyum lebar.

Harry mendengus lalu menutup jendela dengan cepat. "Apa kau merasa sudah sangat akrab dengannya?", aku tau kalau dia menyindirku. Apa kau pikir nyaman berbincang dengan orang yang selalu membahas mantan kekasihmu yang mirip denganku. Tapi aku yakin aku lebih cantik darinya.

"Kau itu selalu saja menilaiku negatif. Kau tidak pernah melihat sisi positifku dan kau harus tau kau itu sangat menyebalkan melebihi apapun!" omelku.

"Kau tau? Sebagian besar wanita yang terlalu banyak bicara itu wanita yang sering keguguran." 

Haha. Opini dari mana yang kau dapatkan dasar bodoh! Lelaki ini memang ingin ditendang. "Satu, jangan menyelaku. Dua, itu hanya omong kosong khayalanmu saja, bodoh"

"Kau membuat telingaku sakit!" ia berlagak menutupi telinganya. Cih menyebalkan sekali. Aku memutuskan untuk diam dan malas berargumen dengannya, karena aku hanya membuat kepalaku pusing menerima cercaannya.

Aku mulai menikmati perjalanan singkat ini, mengapa ramai sekali ya? Dan kini aku mulai iri dengan seorang pria yang sedang berlari bersama anjingnya yang sangat besar. Astaga, lucu sekali!

"Apa yang Gemma katakan padamu?" suara seraknya memecah keheningan.

Aku menoleh padanya, "mengapa kau perduli?" aku menggodanya.

"Karena aku tidak mau dia mencemarkan namaku. Cepat ceritakan!" perintahnya. Aku diam. Bolehkah aku memberitahunya? Tentu tidak Catherina. Biarkan dia mati penasaran hahaha. "Pasti kalian membicarakan aku?" tuduhnya dengan muka kesal yang membuatku ingin memukulnya supaya sedikit sadar bahwa kau tidak sepenting itu untuk aku bicarakan dengan orang lain! Kau terlalu percaya diri, Styles!

"Kau tau........" aku menghentikan perkataanku. Ini sengaja hahaha. Kulihat Harry menatapku tidak sabar. Dia menungguku berbicara. Aku melanjutkan pembicaraanku. "Ashley."

Dia tersentak. Pupilnya tampak mengecil, tatapannya berubah sayu seperti menahan kepedihan. Okay, aku salah. Aku yakin ia langsung teringat dengan masa lalunya. Apa kini ia akan menangis? Atau mengamuk padaku?

"Harry? Are you okay?" tanyaku pelan seraya menyentuk pundaknya yang sejurus kemudian tanganku dipukulnya. Sungguh rugi aku sempat mengasihaninya. Sial kau Harry Styles!

"Jangan pedulikan aku. Pedulikan saja hidupmu yang menyedihkan!" ujarnya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah. Lihat wajah sedatar batu itu! Sedetik yang lalu kau seperti akan menangis untuk 7 hari kedepan kau tahu!

"Hidupku memang menyedihkan." aku menghela nafas, "tapi apa kau pikir aku menginginkan itu?" Dia menatapku cukup lama seperti ada sesuatu di wajahku. Apa ada yang aneh di wajahku? Atau bedak yang terlalu tebal? Kuharap wajahku benar-benar tidak ada yang salah. "Yang bisa kulakukan hanya berusaha sedikit merubah hidupku, hanya sedikit saja." sambungku.

"Kau pikir kau bisa mengubah takdir? Kau sudah diputuskan menjadi orang susah." timpalnya dengan rasa tidak bersalah.

Aku tau kau kaya raya dan sangat gampang memiliki apa yang kau mau tapi tidak semua orang sepertimu. Contohnya saja aku, aku harus bekerja keras dulu sebelum mendapatkan apa yang kumau. Jaga perkataanmu, tuan Styles! Orang ini benar-benar ingin kutendang ke neraka.

HOLD UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang