New Wish (4)

1.4K 347 123
                                    

"Dooorrr! Ngelamun aja Ya." kaget Radit.

Sebulan setelah kecelakaan yang menimpa Ratna. Kami atau lebih tepatnya aku, mengalami beberapa perubahan. Misalnya, kami mendapatkan teman baru yang bernama Radit. Jangan salah sangka dulu kalian. Radit tak seindah namanya, cowo yang merupakan teman sekelas kami ini benar benar jail. Camkan itu! Lihat saja, ngapain tuh tiba-tiba datang kagetin orang. Eeh...

"Maksud amat sih Dit. Bukannya minta malah langsung makan aja bakso orang. Inget bakso orang nih baru beli lagi!!" sungut ku.

"Lagian.. Bukhannya dhi mhakan mualah dhi lhiatin." Tegasnya dengan mulut penuh dengan bakso... Arrghh baksoku.

"Awas ya Radit." Ancamku sambil menunjuk kedua mataku dengan jari telunjuk dan tengah yang ku teruskan dengan menunjuk kedua matanya.

"Ratna, ngapain sih cekikikan?"

Bayangkan, Ratna saja yang selalu melihat ku menyatakan gencatan senjata dengan Radit, alih-alih meleraikan. Dia malah sibuk dengan kegiatan barunya. Menertawakan konflik yang selalu saja hadir diantara aku dan Radit.

Kurasakan ada sepasang tangan yang menutupi mata ku dari belakang. Ckck coba-coba dia.
"Max, ga usah sok serius deh."

Max. Salah satu perubahanku juga.

Kami dipertemukan, saat aku diminta Pak Gatot (guru olahraga) untuk menjadi wali siswa perempuan diperlombaan cabang renang dan Max juga ditunjuk untuk menjadi wakil siswa laki-laki dicabang renang pula. Frekuensi latihanlah yang membuat kami menjadi dekat dan kami memenangi perlombaan tersebut. Ayee. Ada rasa lain yang muncul ketika ku berada didekatnya. Mungkin rasa nyaman sebagai kakak. Dan Max merupakan pribadi yg baik dan supel, buktinya dia dapat cepat akrab dengan kedua sahabatku.

"Tau aja." katanya sambil mencubit hidungku dengan gemas dan mengambil langkah cepat untuk duduk disampingku.

Disinilah aku. Bersama ketiga sahabatku yang mampu melupakan sejenak memori masa lalu ku. Duduk disebuah meja dengan menyantap sajian kami, mendengar ocehan dan candaan Radit, tertawa adalah rutinitas terbaru kami di kantin ini saat jam istirahat selesai menjelang.Namun, ada perasaan risih yang selalu hadir ketika aku sudah berkumpul dimeja ini.

Kedua mata itu. Mata yang menatapku dengan tajam seakan aku adalah santapan lezatnya. Siapa lagi kalau bukan dia, yg selalu berkumpul dengan 2 temannya di sebuah meja yang tidak terlalu dekat dengan meja kami. Yaa dia. Dia yang menabrakku dihari pertama ku sekolah. Dia yang memperhatikan ku saat di UKS.

Siapa lagi kalau bukan si Alien itu? Si Revan...

***

Revandra POV

Sial, gadis itu.
Kenapa mata ini selalu tertuju padanya?

Gadis yang tidak sengaja ku tabrak saat hari pertama sekolah, gadis yang selalu menatap tajam diriku.

Apa yang salah dengan diriku ? Hei lihat, hampir seluruh siswi disini terobsesi bahkan jelas-jelas menyukai ku, wow. Aneh dasar.

"Wey liatin apaan lo, serius amat ?" tanya Nathan.

"Liatin Aya ya cieee..." tegas Axel. Gila nih anak, rombeng amat tuh mulut.

"Siapa ?" tanya ku ke Axel tanpa mengalihkan pandangan ku.

"Aya, siapa sih nama lengkapnya? Oh iya, Renaya Permata...... Wijaya, kelas 12 Ipa 4. Anak pindahan dari Jakarta." jawab Axel dengan mulut penuh siomay.

"Yang lagi duduk semeja sama sepupu lo?" tanya Nathan yang langsung ku jawab dengan anggukan kepala.

"Kok lo bisa tau?"

Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang