Feeling Alone (12)

716 87 27
                                    

"She'll cry and get over it. She'll hate you and then love you again. But, one day she'll leave and she won't come back."

-Daily Girl Quotes

---------.---------

"Aawww... Sakit Mar, pelan-pelan ihh..."

Merasakan sakit yang benar-benar sakit di pergelangan kaki kiriku, ingin sekali aku geplak kepala Damar.

"Aaawwww..."

Plakkk

"Aduh, sakit kak..."

"Lagian, ngapain sih dipenyet-penyet kaki gue?! Aneh banget sih lo," amarahku menaik seketika ketika merasakan Damar memencet-mencet pergelangan kakiku.

"Ini tuh bagian dari terapi kakak... Jelek deh, ihh. " katanya super alay bin lebay, iiiiuuuhhh.

"Maarrr...."

"Iya?" tanya Damar sambil melanjutkan kompresan di kaki ku.

"Maarrr...."

"Apaan sih kak?"

"Gue baru tau loh air hangat bisa buat kompresan cedera. Setau gue bukannya air dingin atau es batu ya?" pertanyaan yang aneh sekaligus menggelikan buatku.

Mendengar pertanyaanku, Damar menghentikan kegiatannya dan menegakkan kepalanya yang tadi menunduk dengan gerakan slow motion. Dan yang pasti dengan tatapan horrornya.

"Kenapa?"

"Bukannya kasih tau. Aneh ihh, dari tadi kek!"

Lah? setelah mengatakan pernyataannya, Damar langsung meninggalkanku yang masih terbengong-bengong. Dan yang pasti aku tau. Kami, kakak beradik sama-sama aneh.

***

"Kak, mau sekolah gak ?" tanya Damar kepadaku saat ia sedang membangunkanku.

"Mau... Tapi kaki gue sakit banget buat digerakkin Mar," tanggapku sambil menatap nanar pergelangan kakiku yang dibebat secara asal-asalan sama Damar.

Aku menatap Damar gantian, ada secuil iba di matanya. Hal itu dapat aku lihat, "Damar anterin deh. Trus kalau udah bel pulang, Damar jemput. Mau gak?" tawarnya membuat hatiku terharu.

Aku menganggukan kepala, "Itu ngapain nangis?" tanyanya lagi. Aku menggelengkan kepala.

Gak apa-apa Mar. Kakakmu ini udah terbiasa sama ruang hampa di sekitarnya. Udah biasa jadi invisible. Udah biasa jalanin hidup sendiri.

"Yaudah, mandi."

Tangisku pecah di pelukannya, saat tiba-tiba tubuhku menghambur ke pelukannya. Kakakmu ini rapuh Mar.

Dia mengelus punggungku sambil mengatakan kata-kata yang membuat tangisanku menjadi deras, "Kak..... Satu yang harus kakak ingat. Walaupun di luar sana pada gak peduli sama kakak, masih ada keluarga, ada Damar yang peduli sama kakak...."

***

Tett tett tett

"Selamat istirahat. Selamat siang...."

Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang