"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti kata yang tak sempat dikatakan kayu kepada api yang menjadikannya abu,"
- Kahlil Gibran
-----.-----Setelah seminggu kejadian 'Berpelukan di bawah sinar senja', hubunganku dengan Revan a.k.a si Alien menjadi baik. Dan aku berpikir bahwa di dunia ini aku tidak berjalan sendiri. Setidaknya, masih ada Revan untuk menjadi sandaranku.
Dan kalian tau apa yang aku takuti ?
Ya, kalian tau teman. UN. UN. Baca baik-baik, UN.Arrgghh...
Meskipun belum memasuki semester 2, tetapi tetap saja bikin geger siswa kelas 12 IPA 4, mengapa ? Karena, banyak sekali tugas yang harus kami kerjakan. Belum lagi les, apalagi tugas kelompok.
"Selamat pagi," ucapku saat menduduki bangku disamping Ratna seraya melepaskan tas yang berisi buku.
"Pagi,"
"Lemes amat." tegasku saat mendengarkan suara Ratna.
"Wei, tugas kelompoknya lo bawa gak Ya?" tanya Radit setelah menepuk bahuku.
"Tenang," ucapku dengan senyum bangga sambil meraba-raba kolong meja mencari kertas karton.
Whatt?!
Aku melototkan kedua mataku menatap Radit, "Mampus gue," ucapku.
"Benerkan Rat, gue bilang apa. Tuh tugas lo aja yang bawa. Udah tau pikunan nih anak. Ah" tegas Radit frustasi.
Saat ku lihat Ratna, dia hanya mendenguskan nafas.
"Maaf," ucapku melas sambil menundukkan kepala.
"Yaudah, lo ambil tuh tugas. Nantikan giliran kita presentasi, udah tau guru IPS kayak gitu. Lo mau kita dihukum di tengah lapangan? Ogah gue." ujar Radit.
"Naik apa?"
"Naik tangga. Ayo gue anterin. Sekarang jam 7.11, cukuplah naik sepeda bolak-balik. Ayo,"
Aku menganggukan kepala dan mengikuti Radit menuju parkiran sepeda.
"Aya,"
"Revan," ucapku saat Revan memanggil namaku.
"Baru nyampe sekolah?" tanyaku sambil melihat Revan masih menggendong tasnya.
"Iya," jawabnya dingin.
Memang saat di lingkungan sekolah sikap Revan terhadapku dingin. Tidak dengan sikapnya, tetapi caranya menjawab pertanyaanku.
"Ya, cepetan. Udah lewat 15 menit nih," ujar Radit menyentakku.
"Mau kemana?" tanya Revan dingin.
"Itu..."
"Apa?"
"Itu loh..." ucapku gemetar karena mengingat waktu yang tersisa.
"Tugas kelompok ketinggalan di rumah Aya," jelas Radit.
"Ayo, ikut gue." ucap Revan sambil menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved One
Teen FictionAku rasa, aku mulai mencintainya. Saat ia pertama kali menabrakku di lorong sekolah dan saat ia mengerti semua tentangku hingga masa lalu kelamku. Aku menyukainya saat ia bersamaku, membuat hidup baru yang mulai aku jalani seakan menjadi zona ternya...