Selamat membaca.
Seorang gadis berambut cokelat berkali-kali menatap jam tangan berwarna biru dongker yang melingkar pas di pergelangan tangannya.
Dia terlihat was-was karena jam tangannya menunjukkan pukul 22.25 dan sekarang dia berjalan seorang diri di trotoar jalan yang sepi ditemani pepohonan rindang yang berderet rapi dan lampu jalan yang berwarna orange.
"Aku harus cepat, ayoo... Chloe!" ucap Chloe menyemangati dirinya yang sedikit ketakutan.
Karena tidak biasanya dia pulang larut malam begini, jika saja Max tidak menjenguk ibunya yang sedang sakit.
Chloe tidak menyalahkan ibu Max yang sedang sakit, tapi setidaknya shift-nya berkerja di kafe itu saat siang hari bukan malam hari.
Oke cukup, hari ini Chloe terlalu banyak mengeluh.
Chloe terkesiap, dari kejauhan dia melihat seekor anjing. Kakinya gemetar, keringat dingin menetes deras pelipisnya.
Dia takut anjing. Entah karena apa, Tapi dia selalu ketakutan melihat hewan itu. Reaksi yang diberikan tubuhnya sangat aneh, seperti seseorang yang trauma. Mungkin dia trauma akan sesuatu hal... Yang menyangkut pada masa lalunya.
Dengan panik, Chloe mencari tempat persembunyian. Dia melihat tong sampah yang mungkin cukup untuk tubuhnya. Dengan kecepatan penuh, dia berlari kearah tong sampah itu dan masuk ke dalamnya.
"Agh! Tripel sial!" rutuknya dengan suara pelan.
Lalu Chloe mendengar suara geraman tepat di depan tempat persembunyiannya. Chloe berdoa dalam hati semoga anjing sialan itu menjauh dari tempat persembunyiannya.
Dan akhirnya doanya pun terkabul dari kejauhan ada seekor anjing lain yang menggongong dan anjing yang berada di depan tempatnya persembunyiannya itupun menggeram sambil berlari menjauh.
Tubuh Chloe yang tegang perlahan-lahan menjadi rileks, dia juga menormalkan detak jantungnya yang sedari tadi berpacu kencang.
Chloe baru sadar, bau tong sampah yang didudukinya sangat menyengat, mungkin sampahnya sudah sangat busuk, hingga baunya membuatnya pusing. Mungkin karena terlalu fokus pada anjing tadi dia melupakan bau sampah yang sangat busuk.
Dengan cepat Chloe keluar dari tempat persembunyiannya, dan berlari dengan secepat kilat. Dia takut bertemu anjing lagi.
Sebenarnya tempat tinggal Chloe tidak telalu jauh dari kafe tempatnya bekerja. Namun berjalan seorang diri dan perasaan takut yang tak jelas membuat jalan yang dilaluinya terasa sangat panjang.
"Hampir sampai!" guman Chloe saat dia melihat sebuah bangunan flat yang sederhana. Yang salah satunya dari ruangan itu adalah tempat tinggalnya.
Chloe memperlambat langkahnya. Dia menaiki tangga dengan cepat, tetapi lama-kelamaan langkahnya melambat karena tenaganya banyak terkuras.
Flatnya berada di lantai tiga, dan tinggal lima anak tangga lagi dia akan sampai di lantai tiga.
Dan tinggal satu anak tangga lagi kemudian Chloe dapat bermanja dengan kasurnya, "Ohh, aku sangat tidak sa—aduhh!" teriak Chloe saat dahinya membentur lantai yang dingin.
Dalam hati Chloe bersyukur tidak ada yang melihatnya jatuh lalu secepat mungkin Chloe berdiri dengan tegak dengan kepala yang sangat pusing.
Dengan sempoyongan Chloe berjalan kedepan pintu flat-nya kemudian memutar kunci pintu dan dia berjalan ke kamarnya tanpa perlu menyalakan lampu ruang tengah.
Flat tempat Chloe tinggal tidak terlalu besar namun sangat nyaman untuk ditinggali, Chloe menyulap flatnya menjadi terasa seperti rumah yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For A Piece Of My Heart [on-going]
Lupi mannariJUDUL "MY MATE" DIGANTI MENJADI "LOOKING FOR A PIECE OF MY HEART" DAN... ALUR CERITA ADA YANG SEDIKIT BERUBAH, ATAU MUNGKIN BANYAK BERUBAH. (***) Semua ini, berawal saat Chloe... Ketakutan saat melihat seekor anj...