Aku dikampus bisa dibilang cukup famous. Orang-orang mengenalku, suaraku yang orang-orang bilang "indah" membuat namaku dikenal hamper seluruh kampus. Aku juga hampir kenal dengan semua dosen, assisten dosen, karyawan, mahasiswa, dan mahasiswi di kampus ini. Dan sikapku yang mudah membaur sangat bertolakbelakang dengan Josh. Sekali saja josh dikerumuni oleh orang-orang dia langsung mengeluarkan keringat, sungguh aneh, buakankah menjadi terkenal itu enak?
Sudah hampir 2 semester aku kenal dengan Nathan, aku senang sekali mengoceh dihadapannya, entah kenapa berbeda rasanya jika aku bebicara dengan dia, seperti pembicaraan kita melayang entah kemana, dialah yang sering mengajariku pealajaran-pelajaran di kampus. Dia sangat sabar menghadapiku walau otakku sudah mirip dengan batu, tidak ada yang dapat masuk ke otakku, kadang dia memarahiku karena nilai-nilai tugas dan ujian yang jelek. Tapi entah mengapa nilaiku menjadi sedikit lebih baik karenanya.
Pagi itu kampus akan ada sedikit perbaikan oleh karenanya kami diliburkan sementara waktu, walaupun hanya sebentar saja, sudah cukup , aku tidak perlu mendengarkan celotehan dosen tua bobrok itu. Aku menelpon Nathan pagi-pagi sekali menyuruhnya kerumahku untuk bermain
" hey 'mr.innocent', perhaps you can come to my house get some tea and cookies . Aku tunggu dikamar, pintu depan dibuka. Langsung masuk aja ya ntar, mama sama papa ngga di rumah , Cuma aku sama Joshua di rumah"
" hey 'mrs.verydumb' kalo sekarang ngga bisa dek, masi nganterin tante gue, ntar habis nganterin gue langsung kerumah elo deh"
"yee, elo mah, dijadiin supir mulu kalo libur, tolak napa? Sekali kali elu ngga nurut sama papa elu"
"ya gue kana anak alim, ngga kaya elo, rusuh"
"eee,, enak aja ngatain gue rusuh, emang elo nggak?terus yang kemarin ditilang polisi sama dimarahin Dosen itu siapa ya???"
" itu kan beda,,, gue ditilang polisi gara-gara Julian yang nyetir, coba gue yang nyetir ga bakal di tilang, kalo dimarahin dosen itu kan gara-gara elo nyubit tangan gue"
"tetep aja,,,elo juga rusuh"
"terserah elo dah, udahan dulu deh, masih dijalan, ntar ditilang lagi gara-gara gue nelpon elo"
" iya deh ko, gue tunggu, jangan lama-lama ya bang, keburu liburnya abis"
"ya elo tetep aja seneng libur, yaudah, bye gua tutup telponnya"
"iya , bye"
Sekitar setengah jam aku menunggu, bunyimobil Nathan sudah terdengar di depan rumah, dia langsung masuk ke dalam rumah dan ke dalam kamarku.Tanpa basa-basi ia langsung saja tidur di kasurku , lalu menyalakan TV
"eh, udah dateng, nggak pake permisi nih?"
"nggak perlu, elo aja pake permisi, terlalu sopan buat orang kaya elo" sembari Nate menuju kasur Hillary untuk duduk diatasnya.
" gini-gini gue juga manusia kale"
"siapa juga yang bilang elo hewan"
"terserah lah, eh ayo jalan, ke studio terus ke mall terus makan"
"Nggak mau"
"ayolah,,, kalo bukan elo siapa lagi yang mau nganterin gue"
" nggak mau, elo sendiri kan yang bilang gue harus nolak buat jadi supir"
"ya tapi elo bukan supir bagi gue, elo itu JONATHAN ALEXANDER, kutu buku yang jadi temen baik gue"
"elo bisa aja nggoda orang buat ngelakuin apa mau elo"
"Nggoda? Enggak ya, sorry, yaudah kalo elo ngga mau gue berangkat sendiri aja, naik motor"
Nathan yang tadi berbaring dikasurku sudah menarik tanganku keluar kamar, menuju mobilnya
" Nggak aman kalo gue ngebiarin elo pergi-pergi sendiri, Elo ngga boleh pergi kemana-mana tanpa gue, kakak elo, atau sahabat-sahabat elo. Janji sama gue elo ga bakalan pergi sendiri, ngga aman Hill."
"Elo kesambet apaan sih Hill"
"oy hill jawab dong,,, elo apaan sih, tumben elo diem gini, elo gaapa Hil?'
"eh, gapapa kok nate, gue gapapa, tenang aja, Cuma ga mood ngomong aja"
"oh yaudah, terserah loe deh"
Hillary masih memikirkan apa yang ada didalam otak Nathan, bagaimana ia bisa sebegitu peduli terhadap Hillary, apa maksud dari semua ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
FAITH
عاطفيةcinta yang tumbuh dalam sebuah ikatan persahabatan. Hitam putih kehidupan yang membuat kisah cinta mereka menjadi lebih istimewa.