nol × sibuk

445 59 1
                                    

lyca membereskan kertas-kertas dihadapannya yang berantakan. ia dan panitia lainnya baru saja selesai rapat untuk cup sekolahnya tahun ini dan pensi yang ada.

sebenarnya masih sekitar tiga bulan lagi untuk acara pensi, namun harus dipersiapkan dari sekarang. belum lagi menyebar infonya agar banyak yang berpartisipasi.

"ca, kok belum pulang?"tanya calum, sahabat abangnya sekaligus sahabatnya juga, calum-lah yang paling dekat dengannya diantara dua teman abangnya. calum masih berkeringat, mengenakan seragam futsalnya, dan tas olahraga hitam yang biasa ia pakai disampirkan dibahu kirinya.

"belom, abis rapat."balas lyca dengan kekehannya. mukanya lusuh karna dia hari ini rapat dua jam atau bahkan hampir tiga jam tanpa berhenti membuatnya pusing.

"ohh, muka lu kusut amat si kek abis apaan tau ga."ejek calum membuat lyca mendengus sebal.

"bodo. dasar kutil belalang."balas lyca membuat calum mengernyit.

"selama gue pernah belajar biologi, ga ada cerita kalo belalang punya kutil. emangnya ada?"balasan calum membuat lyca tertawa,

"ya kaga lah bego. yakali ada."lalu lyca tertawa lepas dan akhirnya berhenti ketika menyadari sekarang hampir maghrib.

"eh, ashton mana? bukannya dia latihan band? michael juga mana? kan dia harusnya futsal juga."akhirnya lyca menanyakan abangnya satu itu.

"cabut tadi, mereka nggak ikut latihan apa-apa."

"yah anjir,"

"kenapa?"

"gue ga bawa kendaraan."

"nebeng aja lah ke gua, biasa juga malah maksa."

"oh iya lupa ada supir disebelah gue, kuy in lah masa gak kuy."lyca lalu menarik tangan calum ke parkiran dan mereka pulang. calum mengantar lyca dahulu kerumahnya.

--

lyca mengambil lembaran kertas hasil print-nya. lembaran pendaftaran cup yang akan dibagikan kepada sekolah yang ingin ikut serta dalam cup itu.

printer dirumah lyca hanya ada diruang kerja ayahnya yang selalu sibuk pergi keluar negri mengurus bisnis. untung ibunya setia disini.

"kalyca, kamu istirahat dulu gih, sibuk banget sih dari pas balik sekolah tadi langsung kerja lagi ampe sekarang."suara ibu lyca terdengar dari dapur, ia tengah memasak, memanggil lyca dengan nama aslinya yang biasanya hanya dipakai untuk memanggil lyca oleh orang-orang terdekat.

"bentar, ma, abis ini tinggal rapihin trus masukin ke map kok."balas lyca lalu berlari kelantai dua, menuju kamarnya, tanpa menghiraukan ibunya.

ia melempar kertas tadi keatas meja belajarnya lalu mengambil ponselnya diatas nakas. kamarnya cukup berantakan semenjak tadi siang. hampir seluruh dokumen panitia berada ditangannya karna memang ia kepercayaan utama para panitia.

tangannya berkutik pada ponselnya, mengetik sebuah nomor telefon lalu menempelkan pada telinganya,

"calum!"

"ya? ada apa, ca?"

"besok anterin gue izin gak ikut pelajaran ya, mau ngedarin brosur."

"brosur cup ya?"

"heeh, mau gak? kalo gamau gue mau nyuruh si michael temenin atau ashton."

"iya gue temenin. besok pelajaran gue juga gabut kok."

"siap. makasih cal."

"yo sama-sama."sabungan telefon itupun terputus. lyca melempar ponselnya kearah kasur.

"ca, gue masuk ya."suara itu, ashton, kakaknya.

"masuk aja."seperdetik kemudian ashton sudah disebelahnya yang sedang men-steples formulir pendaftaran dan merapikan brosur yang tadi ia print.

"anjir kamar lu kok mirip kamar gue sekarang?"tanya ashton.

"kalo kamar gue mah berantakan karna sekolah. kamar lu berantakan karna sering olahraga lima jari."balas lyca sambil terkekeh.

ashton membulatkan matanya, "gimana lo bisa tau?!"tanya ashton.

"gue pernah masuk kekamar lu waktu mau bangunin lu itu, inget gak? banyak tissue dilantai. dari ujung kamar sampe ke ujung lagi."wajah ashton memerah ditambah matanya melotot, ia berlari keluar kamarnya diikuti tawaan lyca.

--



btw busway, anggep mereka di indo ya.

:-))

pensi :: lrh | ✔Where stories live. Discover now