Izinkan aku memutar ulang waktu, agar tidak pernah terjadi pertemuan di antara kita, agar aku tidak pernah tau rasanya jatuh cinta padamu, agar aku tidak akan merasakan hangatnya suaramu ketika memanggil namaku, juga agar aku tidak tau bagaimana rasanya di kecewakan oleh harapan-harapan yang ku buat sendiri tentangmu. Tapi itu sudah terlambat, dan aku benci kata terlambat, aku benci takdir yang mempertemukan kita, aku benci hatiku, pikiranku bahkan aku benci diriku sendiri. Sayangnya aku tidak bisa membencimu, walau caramu memperlakukanku begitu menyulitkanku, kamu menerbangkan ku dan saat aku sudah terbang di udara kamu meninggalkanku, aku yang berada di tengah-tengah merasa kebingungan, aku ingin kamu datang dan menerbangkan ku lebih tinggi lagi, aku ingin melihat keindahan, ketenangan juga kesejukan di atas sana, tapi kamu seolah tak hiraukan aku.
Setelah berhari-hari kamu tetap saja menggantungkanku, seolah putus asa,sekarang aku berharap kamu menurunkanku, tapi kamu juga tidak pernah berniat untuk itu, kamu datang hanya untuk melihat ku yang masih melayang tanpa kepastian.
Jujur saja aku lelah tapi aku tidak bisa berhenti, aku capek tapi tak mampu berbuat apa-apa. Jika dari awal aku tau akan seperti ini, jika dari awal aku tau akan berakhir seperti ini aku tidak akan pernah mau, aku akan memagari hatiku agar dia tidak kepincut lelaki tak jelas sepertimu