Aku merindukanmu, sungguh.
Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan kita saling mengenal.
Aku tidak tau lagi caranya melupakanmu, aku sudah berusaha menjauhimu tapi kadang aku menyesal karena di saat malam aku bisa saja merindukanmu.
Aku sudah berkali-kali menangis, dan sekarang aku tidak pernah menangisimu lagi mungkin karena hatiku yang sudah kebal dengan segala tingkahmu
Aku bingung sekarang harus menjauhimu atau tetap bertemu denganmu, dua duanya seperti bukan pilihan karena pilihan nya sama-sama menyulitkanku, tidak ada yang lebih nyaman di posisiku sekarang.
Bertemu denganmu tapi seakan tak ada masalah itu sangatlah sulit, perasaanku sulit untuk berpura-pura dan ia tidak bisa berkompromi pada masalah ini.
Tapi jika kita tidak bertemu sama sekali, aku bisa saja jadi sangat merindukanmu dan malamku akan penuh dengan bayang-bayangmu dan aku bisa saja kekurangan tidur besok harinya dan kerja'an ku bisa sangat berantakan.
Aku akan membayangkan wajahmu sampai senja datang lalu bergulir menghilang. Aku merindukan tidur nyenyak ku, dan aku lebih merindukan tawa ringan dan obrolan panjang kita dulu.
Selamat berjuang tampan, kamu dan rencana pernikahanmu, dan aku akan berjuang melupakan dan lari darimu. Semoga kita bisa sama-sama mendapatkan apa yang kita impikan, kita masih bisa saling mendoakan.