Gara-gara Kemarin

366 19 21
                                    

˙°˙

Zee bete abis!

Setelah mengobrak-abrik kamarnya, dia tak menemukan buku sketsa beserta seperangkat alat gambar miliknya. Padahal, semua perlengkapan itu amat sakral bagi Zee.

Benar-benar dahsyat dampaknya untuk kehidupan dia.

Gadis satu ini sampai nggak bisa tidur. Setiap memejamkan mata, yang terbayang cuma kejadian 'bola nyasar' dalam benaknya.

Zee jadi ingat, setelah dirinya—ehem!—dibopong Altan ke UKS, dirinya lupa untuk mengambil peralatan gambar yang nganggur di bawah pohon mangga.

Ia takut tangan-tangan usil mengambilnya. Mana mahal pula. Apalagi satu set drawing pen ada di dalam tempat pensilnya.

Sebuah drawing pen bisa mencapai 40 ribu! Dan isinya 8 varian dengan ukuran berbeda. Bahkan Zee tidak tega mengalikannya, ditambah harga pensil mekanik beserta isi ulang yang warna-warni itu.

Langka, bo!

Juga koleksi pensilnya, mulai dari HB sampai 8B.

Nggak mungkin dia mampu beli lagi. Karena Kanker akut telah menggerogoti si Buffel—dompetnya.

Kenapa ia memilih untuk langsung pulang ketika melintasi lapang tanpa menengok ke arah pohon mangga?

Tak habisnya Zee menyalahkan diri sendiri karena kelalaian yang diperbuat.

Hasilnya, mata Zee bengkak. Mungkin kemarin begitu melelahkan, namun Zee memaksa untuk terus begadang dan menghubungi teman-teman satu kelasnya.

Demi mengetahui kabar sketsa beserta jajarannya.

Sayang, hampir semua anak dari kelasnya telah pulang, atau memang tidak menyaksikan kejadian tersebut.

Gondok banget pokoknya!

Pagi ini, di dalam kelas—yang isinya baru dia seorang—ia cuma bisa termangu. Galau dan gelisah melanda habis-habisan. Semua pikiran buruk beradu dalam tempurung kepalanya.

Pusing!

Jelas-jelas Zee nggak ridho seperangkat alat menggambar miliknya, malah jadi durian runtuh buat orang lain.

Mau nyari kemana coba? Kalau bertanya, sama siapa?

Hah? Rumput yang bergoyang ? Idih.

Belum lagi, dirinya mengkhawatirkan keberadaan buku sketsa bersampul abstrak itu. Selain masalah harga, kalau sampai semua orang tahu gambar-gambar yang ia goreskan disana...

Gawat dunia akhirat!

Bagaimana kalau gambar-gambar itu tersiar ke internet? Kemudian menjadi artikel berlabel trending topic.

Ditulis sebuah headline,

'Masih jaman, cinta terpendam? Ini buktinya!

Atau...

'Tak berani terus terang, buku sketsa ini korbannya!'

Tidaaak!

Atau jangan-jangan buku sketsa itu jatuh ke tangan si doi? Orang yang selalu membuat Zee tergerak melukis wajahnya lewat arsiran halus pensil 2B.

Ya kalau begitu sih, masih bisa diterima.

Tapi, apa si doi nggak merasa kalau Zee keterlaluan? Sampai segitunya mengidolakan seseorang?

Zee teringat, kalau hampir separuh isi buku sketsanya cuma gambar si doi!

Mampus! Bisa mati gaya nanti!

BASKETCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang