Ify duduk di sofa ruang keluarga rumahnya, di sampignya mama sedang menatap layar ponselnya. Karena sebal tak diperhatikan mama akhirnya Ify mengganti-ganti stasiun televisis. Ia bosan sekali hari ini. Tugasnya sudah selesai,sebenarnya ingin jalan-jalan tapi tidak ada teman yang menemani. Karena Sivia,teman dekatnya sedang pulang ke Bandung.
"Kok diganti-ganti terus,Fy?" tanya Mama yang sudah tak fokus pada ponselnya.
Ify hanya diam tak merespon. Mama hanya menghela napas,sudah biasa dengan sikap anaknya yang sedikit manja itu. Tiba-tiba mama teringat sesuatu.
"Kamu gak ajak Alvin sama keluarganya main ke rumah?" tanya Mama.
Ify menghentikan aktivitasnya mengganti stasiun televisi dan beralih menatap mamanya. Ingin sekali ia jujur pada mama jika hubungannya dengan Alvin sedikit renggang. Apalagi ditambah kehadiran pemuda tampan itu. Parahnya pemuda itu adalah adik kekasihnya sendiri.
"Ify gak tau. Kita jarang ketemu,Ma. Alvin gak pernah hubungi aku lagi," jawab Ify.
Mama mengerutkan kening, "Ada masalah?" tanya Mama.
"Enggak,katanya dia sibuk kerja. Ify jadi gak yakin kalo hati Ify masih milik dia," ucap Ify.
Mama memandangi putrinya itu. Seperti merasakan apa yang dirasakan oleh Ify. Mama juga curiga ada pemuda lain yang menarik perhatian Ify.
"Kamu suka cowok lain?" Ify tersentak mendengar pertanyaan Mamanya.
"Hhhh... mungkin. Adik Kak Alvin. Namanya Rio,menurut Ify dia lebih bisa mengerti Ify,Ma," jelasnya.
Mama mengelus rambut Ify dengan penuh kasih sayang. Ia tau dirinya tidak berhak memaksakan Ify agar terus bersama Alvin atau sebaliknya. Biarlah Ify sendiri yang menentukan kebahagiaannya.
***
Ting...tong...
Suara bel rumah mewah ini terdengar. Bi Sari selaku asisten rumah tangga segera membuka pintu rumah majikannya itu.
"Selamat malam," sapa Bi Sari.
Namun sedetik kemudian ia terkejut mendapati tamu tersebut. Ia sangat mengenal mereka berdua,sepasang suami istri itu. Di belakang mereka berdiri dua pemuda tampan yang hanya berselisih beberapa tahun saja.
"Bi Sari?" tanya sang istri.
"Nyonya Winda,Tuan Dave." ucap Bi sari.
"Jadi Bibi sekarang kerja di sini?" tanya Bu Winda.
"Iya,Nyonya,"
Bi Sari dahulu pembantu di rumah Pak Dave dan Bu Winda. Saat itu Bu Winda masih sangat muda dan mengandung anak ke dua mereka. Bi Sari masih ingat jelas dengan Alvin,putra pertama pasangan suami itu. Karena dulu ia juga ikut mengurus Alvin kecil. Ia tak kan pernah lupa dengan keluarga itu. Terutama Ibu dari Pak Dave. Tapi Bi Sari tak pernah bertemu lagi dengan wanita tua itu.
Wanita yang sudah 23 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu masih sangat mengingat kejadian 20 tahun yang lalu. Memorinya masih menyimpannya dengan baik,karena itu juga ia diberhentikan sebagai pembantu di rumah mewah itu dan pergi dari sana. Hingga ia mendapat pekerjaan di rumah Pak Duta dan Bu Ira.
Bi Sari tersadar dari pikirannya,kemudian matanya menangkap dua orang pemuda yang berdiri di belakang Pak Dave dan Bu Winda. Sepertinya mereka adalah putra sepasang suami istri itu. Pemuda di sebelah kiri sepertinya lebih tua beberapa tahun dari pemuda di sebelahnya. Jika dilihat dengan seksama keduanya tidak mirip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertukar ✓
FanfictionDua bayi yang lahir dalam waktu yang sama. Hingga takdir membawa mereka ke dalam kehidupan dunia yang salah. Pada akhirnya perjalanan panjang yang harus mereka lewati. Ditambah lagi akan ada satu hati yang terluka. Sanggupkah mereka menjalani takdir...