Part 3

1K 55 4
                                        


Ify berjalan cepat setelah keluar dari Young Cafe. Tak menyangka jika hubungannya dengan sosok Alvin berakhir sampai di sini. Namun, itu yang terbaik untuknya dan juga Alvin. Ia tak mau menjalani hubungan dengan pemuda itu sedangkan perasaannya tak lagi sama seperti dulu. Ify terus berjalan hingga sebuah motor ninja biru menghentikan jalannya. Ify terkejut melihat orang yang mengendarai motor itu.

"Rio," lirihnya.

Dengan segera Rio, sang pemilik motor melepas helmnya dan beralih menatap Ify. Ify yang ditatap seperti itu menjadi takut sendiri. Ia takut jika Rio mengetahui kejadian di Cafe tadi. Dengan sikap yang dibuat seperti biasa Ify balas menatap Rio datar.

"Naik!" suruh Rio.

Ify hanya menatapnya sinis.

"Naik, Fy! Kita perlu bicara," perintah Rio lagi sedikit keras.

Ify yang tak mau ambil resiko segera naik ke motor. Rio segera mengenakan helmnya kembali dan mengegas motor kesayangannya itu. Ify hanya berdo'a semoga Rio tak akan marah padanya.

Tak jauh dari tempat mereka tadi, mobil Alvin ternyata berhenti di belakang mereka. Alvin mencengkeram kuat-kuat setir mobilnya itu. Alvin tak habis pikir dan emosinya menyeruak.

***

Ify dan Rio duduk di tempat biasa dulu mereka mengobrol,taman kampus. Dengan sedikit gugup Ify memandang Rio yang tak kunjung bicara juga. Mungkin Rio sedang menyiapkan kata-kata,begitu tebakan Ify. Daripada diam lebih baik Ify dulu yang berbicara.

"Aku udah putusin Kak Alvin," ucap Ify.

"Kamu gila ya?" semprot Rio membuat Ify menganga.

"Kamu nyakitin kakak aku tau gak?" bentak Rio.

"Tapi..."

"Diem! Kamu gak tau malu, Fy? Kak Alvin tu sayang banget sama kamu," Rio tak bisa menahan emosinya.

Ify menundukkan kepala. Air matanya mulai jatuh di pipinya. Tak menyangka jika Rio akan marah padanya. Bukankah Rio juga memiliki rasa yang sama seperti dirinya,tapi dia malam marah.

"Yo, harusnya kamu seneng aku putusin Kak Alvin," kata Ify terisak.

"Seneng? Karena apa? Bisa ngerebut kamu gitu?" bentak Rio lagi.

"Kak Alvin bakal berpikir ada cowok lain yang ngerebut hati kamu dari dia," lanjut Rio.

"Bukannya itu bener? Dan cowok itu kamu. Kamu juga sayang kan Yo sama aku?" tanya Ify dengan nada bergetar.

Rio terdiam,memang benar yang dikatakan Ify tadi. Rio memang menyayangi Ify dan dia mungkin telah merebut hati gadis itu. Tapi,Rio tak mau dianggap sebagai cowok perebut pacar kakak kandungnya. Jika Alvin tau hal ini pasti dirinya habis di tangan kakaknya itu. Bukannya dia tidak gentle, tapi Rio belum siap saja.

Rio melihat Ify menangis sesenggukan. Bahu gadis itu bergetar. Tidak tega juga ia melihat Ify seperti itu. Tangannya menyentuh bahu kiri gadis itu. Tak ada reaksi dari Ify, gadis itu masih saja menangis dan enggan menatap Rio.

"Maaf,Fy. Kamu benar, aku sayang kamu dan aku seorang perebut pacar kakak aku," ucap Rio.

Ify menyampingkan posisinya, menatap pemuda tampan itu dengan mata yang masih penuh air mata. Dilihatnya Rio juga menatapnya sendu. Tanpa sadar Ify menggenggam tangan Rio dan tersenyum.

"Kalau begitu ayo kita coba. Ini bukan cinta terlarang, kan?" ucap Ify seraya tersenyum.

Rio begitu terkejut mendengar itu. Sedetik kemudian ia tersadar dan membalas genggaman gadis itu. Ia tersenyum dan menghapus sisa air mata gadis di hadapannya. Bolehkah ia sedikit egois? Boleh saja. Bukankah semua orang berhak merasakan cinta. Jadi mengapa Rio harus takut. Perlahan Rio balas menggenggam tangan gadis itu dan tersenyum.

Tertukar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang