2

30 0 1
                                    

Bel pulang berbunyi, aku mulai takut kang ojek lupa menjemputku. Aku tak ingin nsik bis lagiiii. Ku tunggu ia di depan gerbang sekolah, tak lama ia yang bernama fahri datang membawa helmnya. Ntahlah, ia duduk disebelahku.
"Rara lama ekskulnya" katanya menghela nafas "kamu nunggu apa?" tanyanya padaku.
Jelas gugup lalu ku berkata "Nunggu dijemput ojek" jawabku.
"Disini jarang ojek yang lewat, katanya sih sekolah ini sekolah elite jadi kalau ada ojek yang mangkal ga bakal ada yang naik" jelasnya.
"Tadi aku udah janjian sama tukang ojeknya kok" jawabku, kalimatku mungkin aneh menurutnya hingga ia tertawa. "kenapa?" tanyaku.
"Kamu janjian sama tukang ojek? Demi apa? hahahaha" katanya.
"Yaa mak..maksudnya tuh ga gitu.. maksudnya-" ucapku terputus
"Haha iya tenang, aku ngerti kok. Cuma kalimat kamu aneh, kamu sih ngomongnya lucu jadi aneh deh haha" ledeknya. Aku hanya tertawa kecil, bingung harus apa. Perasaanku tercampur, bahagia dan malu. Aku malu karna dia tertawa karna kekonyolanku dan aku bahagia karna dia tertawa karna kekonyolanku. Untung akang ojek datang, jadi aku tdk gugup terlalu lama. "Maaf neng, lupa jemputnya" katanya wajahnya tampak merasa bersalah. "Ga apa apa kang" jawabku sambil tersenyum.
"Hati hati bil" katanya sambil tersernyum padaku, fahri.

Kini ku nikmati malamku, tak lama mama memanggilku untuk menemui seseorang yang bertamu. Ternyata rara dan ...... fahri.
"Haiii" sapa rara. "Gue sama fahri gabut dan bosen bgt bil, jadi kita nyari alamat lo eh ternyata dapett" kata raa sambil duduk di sofa ruang tamuku.
"Maaf ya bil malem malem kerumah, mana ga bilang mau dateng" kata fahri.
"Gapapa kok" kataku sambil tersenyum. Aku jadi curiga, apa rara dan fahri pacaran? Kenapa mereka berdua terus ya?
"Kok bengong bil?" tanya rara.
"Engga apa apa ra. Eh kalian dari kapan pacaran?" tanyaku frontal. 'aduh bodooooh, kenapa frontal gitu sih shabillll?' batinku.
"Kami sepupuan, nyokap gue adeknya bokap fahri. Dan dari kecil kami berdua sering main, jadi deketdeh kaya sekarang" kata rara.
Ada rasa lega dalam hatiku mendengar kata kata rara barusan.
"Pasti kalian kompak bgt dong ya" kataku.
"Gue sih ga mau kompak sama nih anak, cuma karna dia udah kaya abang gue yaudah. Kalau engga gue ga bakal mau deket nih anak, teledor, pemalas, didepan cewek aja dia jinak" kata rara.
"Apaan sih lo" tegur fahri menyenggol rara.
"eh gue kebelet, boleh numpang toilet ga bil?" tanya rara
"Dasaarrr" kata fahri
"Boleh lah ra, nah tiang itu belok kirin pintu toiletnya warna abu abu" jelasku pada rara.
Saat rara pergi, suasana hening. Lidahku tergoda untuk berbincang, tapi hatiku masih malu. Ternyata menahan rasa sulit.
"Eh bil, gue boleh minta id line atau nomor WA?" Tanya fahri. Tiba tiba darahku beku, mataku tak bisa berkedip, rasanya ingin pingsan.
"Bil? Lo ternyata tukang ngelamun ya haha" kata fahri, sekali lagi ia tertawa karnaku.
"Eh hehe sorry, line aja ya shabil.khanza" jawabku. Ternyata ia langsung mengadd lineku. Senangnyaaa.
Rara kembali dari toilet "fahri, pulang yuk gue udah di smsin daaru tadi" kata rara. merekapun bergegas pulang.
"Balik ya bil" kata fahri
"Hati hati ya kalian" kataku
"sip, byee" kata mereka.

-

Semoga kalian suka ya:))
jgn lupa vote, comment, and add to your reading list. Thank you readerr:)))
ig: adelinputrisha

NaiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang