6

17 2 1
                                    

Sudah lebih dari sebulan. Ku rasa fahri cukup memperbaiki hidupnya. Aku senang dia agak lebih baik, ia sering mengerjakan pr walaupun kadang masih suka ngerjain dikelas pagi pagi, tapi lumayanlah dia jarang masuk bk. Tapi moody-nya dia itu yang ga bisa diubah, kadang jinak kadang usil, panggilannya juga berubah ubah, kadang aku-kamu kadang gue-lo, gak masalah yang penting aku selalu ada buat dia.

'aku tak peduli seberapa kencang angin menerpaku, memaksaku untuk pergi darimu. Aku sadar aku tak pantas untukmu, tapi kakiku kekeh untuk maju berlari mengejarmu' batinku berkata sambil melihat fahri menyantap baksonya.

"Woi, lo ga makan burger lo? Sini biar buat gue aja" kata rara membuyarkan lamunanku. "Lo liatin fahri? Hahhaa" kata rara menertawakanku, untuk yang kesekian kali aku terlihat bodoh didepan fahri.

"Eh engga, gue ga liatin dia appaan sih lo ra" sanggahku.

"Jadi apa dong? Natap fahri sambil menghayalkan sesuatu, hmm?" kata rara. "Ga masalah sih lo suka sama fahri" sambungnya sambil menertawakanku. Fahri tersenyum sambil tetap menyantap baksonya.

"Apaan sih ra?" tanyaku. "Eh iya gue lupa tugas matematika, gue ke kelas duluan ya" kataku, aku agak berlari menjauh dari satu sahabatku dan satu... teman laki lakiku.

"Tumben lo belum siap tugas?" kata rara sedikit berteriak.

Aku tak perduli, pura pura tidak mendengar saja. Aku takut perasaanku diketahui lalu semuanya berubah termasuk sikap fahri padaku. Aku melewati koridor disamping lapangan basket. Aku melihat team cheerleaders sedang latihan, ku rasa mereka akan ikut lomba jadi latihan diwaktu istirahat seperti ini. Aku melihat sang kapten, dila, disana. Ku lihat gerakannya, tariannya, semangatnya, senyumnya, tak heran jika semua lelaki mengidolakannya, termasuk fahri. Sebenarnya ada rasa iriku padanya, dia kapten cheerleader, rambutnya, gayanya, matanya, senyumnya, hidungnya, kulitnya, wajahnya, tingkahnya, semua darinya kurasa sempurna, ditambah cowo yang ku kagumi pun mengidolakannya, aku tambah iri. Aku takjub pada team ini, sangat kompak. Aku ingin ikut, tapi ini bukan diriku. Aku ga suka yang ke cewe cewean, aku lebih suka tantangan, menjelajah.

Dila berjalan kearahku, dia duduk disebelahku. "Hai" katanya sambil mengambil air mineralnya yang ada disebelahku, ternyata dia mendatangiku hanya mengambil air mineralnya. "Ada apa bil? Mau gabung?" Tanya ramah.
"Kamu tau namaku?" Tanyaku

"Taulah, fahri memberi tauku. Kamu sahabatnya kan?" Tanya dila padaku.

'sahabat?' batinku, aku terdiam.

"Shabil? kenapa melamun? Fahri pernah bilang ke aku kalau kamu tukang melamun, ternyata bener" katanya.

Aku tersenyum mendengar cerita dila yang cukup membuatku sesak, ku rasa karna oksigen mendadak hilang. Jadi dila dan fahri sudah dekat? Lebih dari yang ku bayangkan, ternyata mereka sudah sering berbagi cerita.

"Ohiya, kamu ada apa kesini bil? Mau gabung?" Tanya dila sekali lagi.

"Engga dil, aku cuma mau lihat aja iseng lewat sini" kataku.

Seseorang memanggil dila, kurasa ada hal penting tentang team mereka. "Aku kesana dulu ya bil" kata dila sambil berlari menuju teamnya. Aku mengangguk dan tersenyum, ia meninggalkanku duduk di pinggir lapangan.

Ku lihat tiba tiba seorang laki laki yang mungkin ku kenal datang dan memberinya jus. Aku sedikit menyipitkan mataku, agak jelas ku kira itu fahri. Memang benar itu fahri. Aku melihatnya memberi jus berwarna jingga, kurasa jus jeruk, ia memberikan jus itu pada dila. Dila tersenyum, begitu juga dengan fahri. Mereka tampang sama sama bahagia.
'kalau begini aku bisa apa?
aku tak bisa memaksamu berhenti mencintainya untuk aku yang tak behenti mencintaimu' Sekali lagi aku membatin. Ku putuskan untuk pergi ke kelas dari pada mataku mengeluarkan api nantinya.

Dikelas ku temui rara sendirian memainkan handphonenya menunggu bel masuk.
"Lo kemana? Katanya tadi mau ke kelas duluan"kata rara padaku.

"Gue ke kamar mandi" kataku berbohong, aku gak mau rara bertanya padaku soal dila dan fahri di lapangan yang membuatku teringat dan semakin memanas.

"Selama itu?" kata rara memutar matanya.

Murid murid berhamburan keluar kelas saat bel pulang berbunyi.
"Gue ga bisa pulang sama lo ra, gue mau nonton dila lomba cheers. Tapi kalau lo mau ikut gapapa, tapi pulangnya gue ga bisa soalnya gue mau pulang sama dila. Kalau gue antar lo gue takut telat" jelas fahri didepan pintu kelas.

"Yaudah lo sama gue aja ra" tawarku.

"Gapapa nih bil?" tanya rara dan fahri serentak.

"Gapapa, udah lo liat aja si dila semoga mereka menang. Yuk ra" kataku sambil melangkah duluan dan rara dibelakangku sambil agaak risih soalnya tangannya ku tarik. Aku benar benar ingin marah pada fahri, aku tak ingin lagi melihatnya. Cemburu? mungkin.

Untung pak imam cepat menjemputku, jadi aku tak perlu menunggu lama untuk menikmati ac mobil yang berbanding terbalik dgn keadaan luar.. juga suasana hatiku, panas!
"Lo kenapa bil? Gue perhatiin lo kaya ngambek sama fahri. Lo envy? hm?" tanya rara

"Udahlah ra.." kataku menjawab dgn sangat malas

"Sorry before nih ya bil, gue tanya deh sama lo. Lo ada rasa ya sama fahri?" Tanyanya. aku diam tak menjawab pertanyaan itu. "Kalau lo ga mau jawab gapapa sih, gue ngeship lo sama ahri daripada dila sama fahri. Dila tuh jahat tau, sama kita aja baik baik ngomongnga. Denger denger gosip nih ya dia jadi kepilih ketua cheerleader karna nuduh kandidat ketua cheers nah setelah jadi ketua cheers mulai deh tuh singanya keluar, kata orang sih dia tuh orangnya ga sabaran dikit dikit marah kalau ga ada cowok atau ga ada yang liat cheernya. Terus dia termasuk yang naughty girl" kata rara, jelas aku tak percaya dgn apa yang rara bilang

"Naughty girl gimana ra?" tanyaku, sangat bingung dan sangat tdk percaya.

"Dia anak club gitu bil, kalau pacaran tuh...... nakal deh, gue ga bisa jelasin ke lo. Geli gue" jawab rara sambil menaikkan bahunya

...

Semoga kalian suka ya:))
jgn lupa vote, comment, and add to your reading list. Thank you readerr:)))
ig: adelinputrisha

NaiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang