5

12 0 0
                                    

Dijalan, seperti biasa jantungku masih berdetak cepat setiap didekat fahri. Ntah apa yang membuat geraknya sangat cepat padahal aku lelah dgn sikapnya.
"Lo masih dibelakang gue kan?" tanyanya, mungkin ia ingin mencairkan suasana yang beku sejak kemarin
"Masih" jawabku singkat.
Suasana hening, aku sibuk memainkan jariku yang mulai berkeringat. Sambil menunggu topik selanjutnya dari fahri.
"Hening bgt" kata fahri
"Iya" jawabku singkat.
Fahri berhenti distasiun kereta yang sudah lama tak terpakai, ntah apa yang ada dikepalanya tapi aku berharap ada hal penting yang ia ungkapkan nanti.
"Ngapain kesini?" tanyaku sok polos
"Kamu ga lagi buru buru kan?" tanya nya. Dia orang yang benar benar ga bisa ditebak, kadang dia buat aku fly dgn tingkahnya lalu dia buat aku fall dgn ucapannya, fahri fahri...
"Engga" jawabku. Dia langsung menarik lenganku masuk menyusuri seisi stasiun. Tempatnya menyeramkan, tapi bersama nya suasana jadi menyenangkan. Kami, maksudnya aku dan dia sampai sebuah gerbong tak terpakai banyak coretan pilox disana gambarnya love, cupid, 2 remaja yang menikmati hari mereka, ku rasa gerbong ini gerbong romantis💘
"Kamu suka ga tempatnya?" tanya fahri padaku

"Suka, unik, seru. Thanks ya ngajak aku kesini" Kataku

"Iya bil" katanya sambil tersenyum. "Aku mau nanya sesuatu" sambungnya, dia menatapku, sumpah, bukan percaya diriku yang tinggi. "Kamu.. Kamu kenapa ngambek?" tanyanya, ku kira ada hal lain ternyata menanyakn itu, tapi tak apalah ini permulaan. Baik, percaya diriku mulai meninggi.

"Gapapa" kataku, aku takut jujur.

"Ayolah shabil, kenapa?" tanyanya lagi, dia agak mendekatkan kepalanya padaku, mata kami semakim dekaaaat

"Sebenarnya aku kesel sama sifatmu yang kemarin fahri. Kau tiba tiba berubah, bukan seperti fahri yang ku kenal kemarin. Aku benci kau yang bolos, manggil gue-lo" kataku jujur, aku ga bisa bohong, matanya tajam, sumpah

"Hahahahhaha" tawanya mengeras

"Bagus, aku seperti orang bodoh" desus ku pelan, daj ternyaga dia mendengarku

"Kamu lucu, hahahah" katanya lalu kembali tertawa. "Logatmu masih terlalh medan, lucu.. Wajahmu cantik tapi logatmu strong kaya orang medan. Lucu banget sih anak medan ini, gemes" sambungnya. Yap, sekarang aku merasa keringatku seperti air terjun, apalagi saat dia menyenggol bahuku. Padahal aku ingin marah, tapi malah ngefly, dasar fahri.

"Benci kali aku liat kau" kataku, sebenarnya ga sengaja sih memang berubah jadi pribadi baru dan ninggalin logat medanku memang susah. Tapi ku pikir ya sudahlah ini juga membuatnya semakin tertawa, aku suka.

"Uuuu gemes bangeett" katanya tertawa sambil mencubit pipiku. Tangannya lembut, terasa dingin tp tdk terlaku dingin, tak bisa ku ceritakan bagaimana baahagianya aku. Sambil menunggunya selesai tertawa, aku memegang pipiku. "Maaf ya" katanya setelah tertawa, ia meraih tangan kananku, menggenggam tanganku yang kurasa cukup dingin. "Maaf, aku buat kamu kesel sama aku. Aku juga mulai bosan bandel, tapi aku ga tau gimana cara berubah. Kamu taukan ga gampang buat individu berubah" katanya terlhat serius. Genggamannya semakin erat, matanya menatapku. "Kamu mau ga..." katanya terpotong. "Aku malu.." sambungnya

"Mau apa? Lupakan malumu, ayo bilang kamu mau apa?" tanyaku tak sabar, tuduhku bergetar.

"Aku mau minta kamu jadi... Guruku" katanya pelan.

Tubuhku terhendi bergetar, ku fikir dia akan mengatakan 'aku mu kamu jadi pacarku...' atau 'aku mau kamu jadi masa depanku, darl would you to be mine?' harapanku hancur, dia masih gak peka. Antara puing puing hatiku yang hancur, terselip tanyaku maksud dari ucapannya. "Guru? Maksudnya?" tanyaku.

"Aku capek jadi badger, aku kasihan liat mama atau papa dipanggil kesekolah karna tingkahku, aku capek dihukum" katanya. "Please ajarin aku jadi lebih baik bil, aku mau berubah" sambungnya.

"Oke" jawabku meng-iya kan permintaannya.

"Serius?" tanyanya

"Iya fahri, asal kamu juga optimis berubahnya" kataku meyemangatinya.

Dia berdiri meraih kedua tanganku dan menggenggamnya. "Thanks bil, thanks banget. Aku janji aku optimis, bil. Shabil aku sayanv banget sama kamuuu, thanks yaa" katanya sambil mencium tanganku. Ini gila, diaa bilang kalau dia sayang padaku lalu doa mencium tanganku. Ga salah kalau aku tiba tiba tersenyum kegirangan kan? "Shabilll you are true friendddd!" katanya lagi.
Dan pada akhirnya aku tau dia sayang karna aku temannya:'))

...

See you in the next partt yaah
Semoga kalian suka ya:))
jgn lupa vote, comment, and add to your reading list. Thank you readerr:)))
ig: adelinputrisha
Ask.fm: adelinputrishabilla

NaiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang