6. Ternyata...

141 11 0
                                    

Saat seorang pria memalingkan kepalanya Pak Ari melihat seseorang yang membuat keringat dingin Pak Ari terus mengalir dengan deras, dia sangat tidak mempercayai bahwa saat menyenangkan seperti saat ini, dia harus melihat orang yang sudah menyakiti hatinya. Ya Pak Ari melihat Ibu Dona, yaitu mantan istrinya sendiri. Dia tidak mengerti mengapa harus ada mantan istrinya saat bersama anaknya itu. Seperti mimpi buruk yang tiba-tiba hadir dalam mimpi indahnya.

Pak Ari melihat Bu Dona yang sedang asik berbincang dengan seorang pria berjas hitam. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan orang yang sudah merusak keharmonisan keluarga besar Pak Ari dan sudah memisahkan Pak Ari dengan ketiga jagoannya.

"Kenapa dia ada disaat seperti ini... Jangan sampe Luna lihat." protes Pak Ari dalam hati.

Pak Ari terus saja memperhatikan perbincangan mereka, sesekali Pak Ari melihat raut wajah Bu Dona, bukan karena terpesona namun karena dia melihat kebahagiaan Bu Dona diatas kesedihan anak-anaknya. Pak Ari sangat khawatir bila Luna melihat Mamanya yang sedang bermesraan dengan pria lain.

"Pah.. papah lihat apa sihh.. kok kayanya serius gitu." Pertanyaan Luna membuat sadar Pak Ari dan langsung menatap kedua bola mata putrinya itu

"Ahh.. engga kenapa- napa kok sayang.. emm.. ma..makannya belum dateng ya. Apa kita pulang aja?. Kita pulang aja yuk!." Dengan nada terbelit serta keringan yang mengalir diwajah Pak Ari membuat Luna semakin heran dan Pak Ari adalah orang terburuk yang menyembunyikan sesuatu. Dia tidak bisa menyimpan suatu hal yang membuat Luna semakin penasaran.

"Emangnya ada apa sihh.. jangan bohong sama Luna !!." Ancam Luna kepada Papanya. Walau dia tahu itu adalah hal yang tidak sopan terhadap orang tuanya. Saat mulut Luna masih mengoceh.. mata Luna langsung tertuju pada wanita yang selama ini Luna rindu dan puja ternyata sedang asik tertawa bahagia bersama laki-laki lain.

Air matapun tumpah dan rasa tidak percaya menyerbu dalam kepala Luna. Luna sungguh tidak memepercayai apa yang barusa saja dia lihat.

"Yang tadi itu engga beneran kan pah." Sambil duduk kembali dan tubuhnyapun bergetar. Tanpa pikir panjang Pak Ari langsung memeluk bahu Luna untuk menuntun pulang, saat berdiri Luna langsung menghampiri meja Mamanya dengan langkah kaki yang cepat.

"Ahaha... Mas ini bisa aja." Sambil bermanja dipelukan laki-laki berjas hitam itu dan mata Bu Dona langsung melihat orang yang ada dihadapannya saat ini. Dia sungguh terkejut dan tidak menyangka bahwa dia kepergok oleh putri kecilnya.

"Ohh... jadi ini alesan Mama ninggalin Luna sama Papa. Dan udah misahin Luna sama Kakak, cuma hanya karena DIA!!."sambil menunjuk laki-laki selingkuhan Bu Dona serta ucapan ketus darii mulut putrinya. Bu Dona terkejut mendengar perkataan buah hatinya dan dia tidak tahu harus berbuat apa stelah kepergok anaknya.

Dalam hatinya penuh dengan emosi yang sudah tidak dapat diatasi oleh Luna dengan tatapan campur aduk antara kesal, marah dan sedih tergambar dalam mata Luna. Hingga akhirnya Bu Dona memberanikan dirinya berdiri dan menggenggam tangan Luna, namun dia menghindari dan berlari keluar dari tempat restoran.

"Hem... udah puas bikin sakit hati banyak orang?." Sinis Pak Ari kepada mantan Istrinya.

Langkah kaki Luna hanya tertuju ke arah rumahnya. Luna langsung menggunakan bus untuk pulang meskipun jarak Supermarket tidak terlalu jauh. Setelah mendapat bus Luna langsung memberi pesan singkat kepada ayahnya dan memberitahu bahwa dia langsung menuju rumah.

"Hah.. syukur Luna pulang. Kenapa harus ada dia sihh.. bikin ancur moment orang aja." Dalam hati Pak Ari sambil menstarter mobil sedan hitamnya.
Sesampainya Luna di rumah, dia langsung menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Luna masih terbayang dengan hal yang sudah terjadi di restoran dan terbayang wajah kegenitan Mamanya dengan pria berjas hitam.

I'm Scoliosis's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang