Part 13

282 14 8
                                    

Vino mengerutkan dahinya melihat tingkah laku sahabatnya ini, "Eh kunyuk",sahutnya tegas. "Lo ngapain mondar-mandir,kelalang-keliling,jungkir balik didepan gue? Pusing pala belbie ngeliatnya",sambungnya sambil cekikikan.

Dave tak menghiraukan perkataan kakak kelasnya itu. Ia tetap berjalan mondar-mandir sambil menggingit kukunya-ia memang sering melakukan hal itu jika sedang gugup

Vino yang geli melihat tingkah Dave kini tertawa terbahak-bahak,"Ciee,cieee. Ada yang kangen sama anaknya pak Dokter ni",ucapnya sambil bangkit dan mencolek colek dagu Dave,genit.

"IHH.. Geliiii kak. Gue tahu lo itu nggak laku,tapi jangan jadi gay jugalah. Nanti bakalan gue kasih tahu ke om faisal kalo anak tercintanya ini telah kerasukan setan, bla bla bla -" Tukas Dave lalu menghentikan aktifitas jalan pagi-nya dan memilih duduk di kursinya.

Mendengar pernyataan Dave yang ngawurnya pake banget,Vino sontak membesarkan matanya,ia memelototi Dave dengan aba-aba tangannya ia angkat ke udara untuk memukul punggung keras milik Dave.

"Ehh,ehh. Mau apa? Kakak ganteng nggak boleh nakalin adiknya yang jauh lebih ganteng ini,ya! Nanti wajah adik nggak ganteng lagi,kalo nggak ganteng gimana anak Pak Dokter bisa klepek-klepek?"

"Sedeng lo!!"

"Na gitu kan makin ganteng"

Vino mengeleng-gelengkan kepalanya,"kapan kita makannya? Laper ni gue. Gue ke kelas lo mau ngajakin ke kantin bareng,kali aja kan lo berbaik hati mau traktirin gue makan" ucapnya seraya mengelus-elus perutnya.

Jam istirahat memang telah berbunyi dari 5 menit yang lalu,tetapi Dave memilih untuk menetap di kelasnya yang telah kosong karena ditinggal empunya.

Tiba-tiba seorang gadis berjalan masuk ke dalam kelas. Ia berjalan melewati vino yang sedang berdiri,menuju kursi tepat di sebelah Dave. Ia terduduk,lalu menenggelamkan wajahnya di atas meja.

"Ehh,kok anak Pak Dokter baru datang?"

Krikkk..

"Teganya... teganya.... gue dikacangin broo. Sedihnyaa,HUHU" Sahut vino lagi setelah pertanyaan yang ia lontarkan kepada lawan bicaranya tak diusik.

Dave menatap Vino dengan cengiran khasnya. Matanya seolah-olah ingin mengatakan Rasain lo,huuu

"Ah.. payah lo pada. Gue berasa jadi sofel disini. Gue cabut dulu deh. Bye-bye Dave tercintahh, muach" Ucap Vino,pada kalimat terakhirnya diikuti dengan gaya kiss bye alay miliknya.

"Pergi lo sono. Tempat lo tuh bukan disini tapi di neraka jahanam" balas Dave dengan tatapan geli.

Sepeninggal vino dari kelasnya,Dave merasa canggung berdekatan dengan Naya. Ia menghembuskan nafas panjang dan mulai berdehem saat ingin berbicara,"Ehmm,Nay. Lo nggak pa-pa?",ucapnya ragu ragu karena takut Naya akan marah kepadanya.

Naya mendongak lalu menatap Dave sekilas dengan muka datarnya,tatapan matanya mendelik dan tajam seperti melihat buronan yang sedang dikejar-kejar polisi." I'm fine",jawabnya singkat. Ia tersenyum,lalu tertawa terbahak-bahak melihat mimik wajah Dave yang mengambarkan jelas jika ia ketakutan.

Dave menyeritkan keningnya,"Ada yang lucu?",tanya nya datar.

"Iya. Itu-tu muka lo lucu banget. Mirip orang yang ketangkep basah lagi nyolong,hahahahaa,.."

"Semerdeka lo deh,Nay. Oiya,kenapa lo baru datang? Ini sudah jam istirahat,dan lo baru datang? Lepas kali tu otak saraf",balas Dave kesal karena sedari tadi Naya mengetawainya.

"Lo sendiri ngapain dikelas? Lo sendiri kan yang bilang kalo ini jam istirahat,semestinya lo ke kantin kan sekarang? Atau jangan-jangan...."

"Atau Jangan-jangan apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang