CHAPTER 03

428K 26.1K 461
                                        

"Ar, lo lagi ada masalah ya sama keluarga lo?"

Arya menoleh kesamping kanannya. "Maksud lo?"

"Gue sih cuma nebak aja. Nggak biasanya lo tinggal di apartemen lama gini."

"Sotoy banget jadi orang." Dengus Arya lalu kembali menegak minuman kerasnya.

"Omongan Dean kayaknya ada benernya juga deh. Lo aneh tau akhir-akhir ini."

"Nah, Raka aja sadar kalo lo aneh." Ucap pria yang bernama Dean tadi.

Seorang pria yang sejak tadi diam dan hanya menatap ketiga sahabatnya itu akhirnya mulai urun bicara. "Arya, kalo lo ada masalah. Cerita ke kita dong, kan kita ini sodara."

"Tuh, pak ustad udah mulai." Dean meneguk alkoholnya juga, sambil menunjuk sahabatnya yang bernama Elyas.

Pada dasarnya mereka berempat itu sama. Sama nakalnya, sama badungnya dan sama gilanya. Tetapi yang membedakan diantara mereka, mungkin hanya Elyas yang tidak suka main perempuan -walau masih minum-minuman keras- dibandingkan tiga lainnya yang sangat sering. Makanya si Elyas ini kerap disebut pak ustad.

Arya menuang alkoholnya kedalam gelas. "Gua nggak kenapa-napa." Singkatnya lalu menegak minuman haram itu lagi.

Ketiga sahabatnya hanya menghela napas panjang. Jika Elyas yang paling mendekati kata alim (hueeks), maka Arya adalah si tertutup yang akan menyimpan rahasianya rapat-rapat.

"Eh, gue mau cerita nih ke kalian." Ungkap Elyas lalu ikut meminum alkohol. "Gue mau ngelamar Nafisah."

"WHATTTTT!" Teriak Raka yang hampir menyemburkan minumannya.

"Lo beneran mau nikah?" Tanya Arya lebih tenang.

"Lo bercanda kan?" Kini giliran Dean yang bersuara.

Elyas menatap ketiga sahabatnya satu-persatu. "Emangnya kenapa?"

"Lo udah siap sama sebuah komitmen?" Arya bertanya lagi.

Elyas mengangguk. "Gue kayaknya udah terjerat sama dia. Gila, dia banyak banget yang mau ngelamar. Dan gue nggak akan rela kalau dia jadi milik orang lain."

"Lo nggak mau ngajak dia pacaran dulu? Biar bisa lebih kenal gitu?" Dean lebih memajukan badannya, tanda bahwa ia sangat penasaran dengan sahabat yang duduk seberangnya itu.

Elyas langsung menggeleng. "Nafisah itu beda man, dia nggak kayak cewek lain yang suka pacaran. Pakaian dia aja tertutup banget, dan gue semakin penasaran sama isinya." Sebungkus kacang kemasan yang sudah dibuka langsung meluncur mengenai Elyas hingga sebagian isinya tercecer. "Gue udah ngejaga keperjakaan gue, pantes dong kalau gue dapet yang perawan." Elyas membela dirinya sendiri sambil membuang kacang-kacang yang berserakan ditubuhnya.

"Gue kira pak ustad ini alim beneran." Cibir Raka si cassanova kelas tinggi.

"Gue emang bajingan, tapi gue bakal ngasi anak-anak gue ibu yang baik. Yang bisa didik mereka supaya nggak jadi orang bejat kayak gue."

Krik,krik,krik.

Semuanya terdiam setelah Elyas selesai berucap. Terlebih Arya yang seperti ditusuk pisau tepat di ulu hati, rasanya sangat perih. Dia bajingan dan dia juga bejat. Daaan, apakah anak-anaknya nanti juga akan seperti dirinya.

Undesirable BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang