Turns out that no one can replace me
I'm permanent you can't erase me
I'll have you remember me
One more kiss is all it takes
I'll leave you with the memory and the aftertasteShawn Mendes - Aftertaste
"Kenapa Drin?" Tanyaku dengan suara bergetar. Aku menunduk menatap kedua ujung sepatu conversku bergantian. Menyembunyikan mataku yang tiba-tiba berair.
"Apa ada sesuatu yang salah?" Tanyaku-lagi. Air mataku akhirnya lolos satu persatu. Hilang. Kosong. Begitu saja. Tidak ada isakkan berarti atau pelukan hangat dari cowok di depanku lagi.
"Nggak, bukan itu. Hanya mungkin dari awal kita emang harus kayak gini. Berpisah."
"Apa ini ada hubungannya sama sikapmu yang akhir-akhir ini berubah?"
"Semua orang pasti berubah El."
Ya, semua berubah. Semua orang memang pasti berubah. Tapi aku tak pernah tau ada perubahan semenyakitkan dan sedalam ini.
"Aku nggak ngerti."
"Kamu ngerti. Hanya nggak mau mengakui. Aku udah nggak bisa buat hubungan kita ini. Semua udah kerasa beda. Kamu tau."
Ya aku tau.
"Kita mulai semuanya dari awal?" Tanyaku penuh harap yang dibalas dengan gelengan kepala Adrin pelan. Air mataku lolos lagi saat semua kenangan dan kebersamaan kami menguap begitu saja, sama sekali tak dapat mengubah keputusannya.
Adrin maju selangkah dan mengecup keningku lama lalu berbalik. Meninggalkanku sendiri. Adrin pergi. Pergi. Dengan membawa separuh hatiku yang pernah dicurinya. Lupa, pergi dan hilang. Begitu saja.
Pada dasarnya semua orang akan membalikkan badan dan meninggalkan kita sendiri kan?
***
It hurts, right?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Rasa
Teen FictionKumpulan cerpen. Yang salah? Jelas tidak ada yang salah. Keliru? Aku bahkan sanksi soal itu. Tidak benar? Aku bahkan nyaris kehilangan kata 'benar' dalam hidupku. Karena tidak ada yang bisa disalahkan soal rasa. Karena aku tak pernah keliru dalam me...