"Mereka harus mati! Ayah, ibu, kakakmu, bahkan kau harus mati!" Aku terkejut dengan ucapannya. Air mataku pun perlahan turun. Mengapa ia menginginkan keluargaku mati? Apa salah mereka?
"Kalau begitu kenapa kau tak membiarkan aku dibunuh oleh anak buah Darkon?" Ujarku lirih. Ia masih memegang perutnya yang terus mengeluarkan darah. Sekilas ia menatapku lalu membuang tatapannya. Tak lama kemudian, ia menutup matanya.
"Val! Zio!" Aku berteriak sekuat mungkin saat melihat Mac tak sadarkan diri. Walaupun ia membenciku, entah kenapa aku merasa bahwa ia merasa kesepian. Tatapan matanya selalu sama. Menampakkan kesepian yang ada di dalam dirinya.
Tak terasa air mataku mulai membasahi pipiku. Hatiku terasa sakit karena ia ingin keluargaku mati. Perasaan ini rasanya seperti ditusuk oleh beribu ribu duri. Sakit sekali.
"Aura apa ini? Cinta dengan benci?" Gerald tiba tiba saja mengerutkan keningnya.
"Aku sedang takut, Gerald!" Ucapku setengah berteriak ke arahnya. Hanya ada Val dan Gerald yang datang. Zio dan Prof Dev tidak ada disini. Padahal awalnya Val bilang ia ingin memberi tau ini semua kepada Prof Dev.
"Mac.. Ternyata benar dugaanku" Val terdiam sejenak lalu menatapku. Kulihat Gerald langsung mengangkat kakaknya menuju UKS yang ada di dalam Academy lantai 1. Aku dan Val langsung mengekor Gerald memasuki UKS.
Seorang gadis mendatangi kami dan menyuruh kami untuk menunggu diluar.
Benci.. Dendam.. Kesal.. Ingin membunuh?
Aura gadis itu.. Tidak tidak.. Mungkin aku salah. Aku mana bisa merasakan perasaan seseorang. Jika gadis itu memang berniat buruk, sudah pasti Gerald mengetahuinya kan?
"Kenapa kau masih belum keluar?" Ucapnya padaku sambil tersenyum. Aku terkejut dan Gerald langsung menarikku. Aku tak tenang meninggalkan Mac berdua dengan gadis itu.
"Siapa nama gadis itu?" Ucapku tiba tiba. Kami duduk di kursi depan UKS yang telah di sediakan. Pikiran burukku tentang gadis itu masih belum bisa hilang. Senyuman gadis itu.. Entah kenapa aku merasa tak asing dengannya.
"Aku tak tau. Aku juga baru melihatnya. Setauku di UKS Academy ini hanya ada Prof Dev dan dia yang menangani jika ada murid yang terluka" Val menatap Gerald bingung dan langsung mengalihkan pandangannya ke arahku.
Tiba tiba didalam pikiranku, aku melihat gadis itu merubah wajahnya menjadi lelaki yang tak kukenal. Ia mengambil sebuah botol kecil berisikan cairan berwarna hijau. Aku tak tau apa yang ingin ia lakukan. Tunggu.. Ia ingin membunuh Mac!
"Dia mempunyai niat buruk terhadap Mac!" Teriakku ke arah Gerald dan ia langsung berlari ke arah UKS. Kami mengikuti Gerald dan mendobrak pintu UKS yang sepertinya dikunci dari dalam. Lelaki itu terkejut lalu menyeringai ke arah kami. Cairan itu masih ada pada tempatnya.
"Lumayan cepat." Ucap lelaki itu.
Ia tersenyum ke arah Gerald dan menghantam Gerald menggunakan bola udara dan api yang dibentuknya. Tangan Gerald melepuh dan darah mulai keluar menutupi kulitnya. Saat Gerald ingin berdiri dan mengambil pisau yang ada disampingnya, tiba tiba saja sebuah pisau itu terbang dan menyayat kaki Gerald.
Aku dan Val hanya bisa merapat ke arah dinding. Kami tak punya kekuatan apapaun. Gerald sudah tak berdaya. Lelaki ini memiliki medan magnet yang membuat semua benda yang terbuat dari logam bisa di jangkau olehnya. Ia juga memiliki element api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandywine Magic Academy
FantasyVerena Janette Laurencia. Gadis cerewet yang berhasil lolos memasuki Brandywine Magic School dengan tujuan awal hanya ingin bunuh diri. Siapa tau kejadian itu berhasil merubah drastis kehidupan Janette. Ia harus berusaha menyelamatkan dirinya sendi...