Part 3

2.7K 103 0
                                    

Setelah kami selesai makan, kak bimo memulai pembicaraan tentang perusahaan.

"Abhel, gimana keadaan perusahaan?" Tanya kak bimo.

Kak bimo memberikan aku tanggung jawab perusahaannya yang ada di indonesia, karena dia sibuk dengan perusahaan yang ada di eropa.

"Perusahaan baik-baik aja kak, kemarin sempet ada kepala bagian yang korupsi kak tapi udah aku urus kok jadi kakak tenang aja" jelasku kepada kak bimo.
"Bagus deh kalo gitu, pokoknya kakak percayain perusahaan kakak di tangan kamu ya bhel" kata kak bimo.
"Oke kak tenang aja" ujarku semangat.
"Yaudah, kamu meeting dimana? nanti kakak anter kamu ke sana" tanya kak bimo kepadaku.
"Aku meeting di kafe **** kak" jawabku.
"Oke, yuk kakak anter kamu kesana" kata kak bimo sambil menarik tanganku pelan.

Kami pun pergi dari restaurant itu sambil bergandengan tangan setelah kak bimo meletakan beberapa uang seratus ribu di atas meja.
Semua orang mulai menatap kami, ada yang menatap kak bimo kagum bahkan terpesona, sedangkan aku di tatap dengan sinis dan meremehkan. Aku pun mendengar ujaran beberapa orang.

'Siapa sih tu cewek? Gak pantes banget jalan sama pangeran tampan seperti itu'

'Euuhh... gak pantes banget tu cewek, pantesannya juga aku'

'Pembantunya kali ya? Tapi kok gandengan sih?'

Dan masih banyak yang lainnya. Aku sudah merasakan panas di pipi ku, aku sangat malu. Akupun mulai melepaskan gandenganku dengan kak bimo tapi malah di ketatkan oleh kak bimo.

"Jangan di dengerin, kamu pantes kok jalan sama kakak. Dan jangan pernah lepaskan gandengan kamu!" Ujar kak bimo tegas. Dan aku hanya bisa menghela nafas berat.

Kamipun berjalan menuju parkiran dan langsung pegi dari situ, kak bimo mengantarkanku ke tempat meeting.

"Mau kakak tungguin gak?" Tanya kak bimo.
"Gak usah kak, nanti aku pulang sendiri aja" jawabku sambil tersenyum.
"Ya sudah, kamu hati-hati. hubungin kakak kalau terjadi apa-apa sama kamu" kata kak bimo sambil mengelus puncak kepalaku.
"Siap kakakku sayang" kataku sambil mencium pipi kak bimo.

Aku pun langsung turun dan menuju toilet untuk berganti pakaian, aku sudah menyiapkan pakaianku. Setelah itu aku segera mencari klientku.

"Ah, selamat sore. Maaf saya terlambat" kataku sambil menjabat tangannya.
"Ya, tidak apa-apa nona" katanya sambil tersenyum.
"Baiklah, kita lansung saja...." meetingpun kami lakukan, kami membahas tentang keuntungan yang akan di terima oleh perusahaan.

《》

Selesai meeting jam 8, aku langsung pulang karena takut keluargaku mencariku. Ya walaupun aku sangat yakin mereka tidak akan memperdulikanku jika aku hilang, tapi buat waspada saja tidak apa-apa kan. Tapi sebelumnya aku ganti baju dengan seragam sekolah dan penampilan nerd ku dulu agar orang di rumah gak curiga.

Aku langsung menelpon supir pribadiku, aku menyuruhnya menjemputku di kafe ****. Bukan supir pribadi yang ada di rumah mama dan papa, tapi ini memang asli supirku sendiri dan mobilku sendiri.
Setelah itu aku langsung pulang ke rumah, dan aku minta kepada supirku untuk menurunkanku di depan komplek saja. Karena aku tidak mau kalau keluargaku tau.

" Assalamualaikum, kesyha pulang" kataku saat memasuki rumah.
"Dari mana saja kamu perempuan jalang?!" Tanya papa.
Aku langsung diam membeku, pertanyaan papa membuat hatiku sangat sakit.
"Kes..syha.. a..b..is da..ri rum..ah tem..en pa" jawabku terbata-bata.
"HEH JALANG! LO GAK USAH BOHONGI MAMA DAN PAPA YA!! KITA UDAH TAU SEMUANYA BITCH!" Teriak kak jhosua sambil menarik rambutku.
"Dasar anak gak tau di untung! Memalukan keluarga saja cuihh..!" Ujar mama menatapku sinis.

"The Only One"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang