Part 8

4.5K 180 122
                                    

"Jika memang kehadiranku tidak diharapkan oleh keluargaku, bolehkah aku meminta untuk pergi dari dunia ini? "

~

Rei berlari secepat mungkin menuju parkiran, banyak umpatan yang keluar dari mulut para siswa yang tanpa sengaja di tabrak oleh Rei. Tapi dia tidak memperdulikan itu, seakan telinga nya tuli, yang hanya dipikirannya sekarang adalah bagaimana keadaan Kesyha.

Saat sampai di parkiran, Rei segera menjalankan mobil nya demga cepat. Melihat bahwa gerbang akan di tutup, dia segera mengelakson terus menerus hingga membuat kegaduhan satu sekolah. Bahkan Bu Rani sudah berteriak memanggil Rei agar dia segera menghentikan mobilnya. Karena Rei terus mengelakson dan tidak memberhentikan mobilnya membuat Pak Joni selaku satpam pun segera membuka kan gerbang karena takut Rei malah menerobos pagar gerbang, kan itu akan menjadi masalah.

Tidak hanya membuat keributan di sekolah, tapi Rei juga membuat keributan di jalan. Umpatan demi umpatan terdengar dari pengendara lain untuk Rei, dan lagi Rei tidak memperdulikan itu.

Setelah sampai di Rumah Sakit, Rei langsung ke bagian receptionist dan menanyakan ruangan Kesyha.

"Ruangan atas nama Kesyha Annabhell di ruangan berapa ya?" tanya Rei.

"Sebentar ya"

"Dia ada di ruang mawar no.42 lantai 5"

"Terima kasih"

Rei berlari menaiki tangga, dia tidak bisa berfikir jernih untuk menaiki lift saja karna sangking cemasnya Rei terhadap Kesyha. Rei segera membuka ruangan Kesyha

Brak

"Anna?!" panik Rei.

"Ssttt... Diem Rei!" desis Bimo dengan tatapan tajam nya.

"Sorry sorry gue gak sengaja" jawab Rei.

"Apa yang sebenernya terjadi bim?" lanjut Rei dengan menatap Kesyha sendu.

Bimo menghela nafas dan ikut menatap sendu adiknya.

"Dia rapuh rei, dia berusaha untuk bunuh diri. Dia meminum cairan berbahaya, gue gak tau dia dapet dari mana cairan sialan itu" sendu Bimo.

"Terus gimana keadaan nya sekarang bim?" tanya Rei.

"Dia koma, karena terlalu banyak meminum cairan sialan tersebut dan salah gue terlalu lama tau keadaan abhel. Jadi cairan sialan itu sudah sampai ke otak nya dan membuat kelumpuhan sementara fungsi otak" Bimo tak sanggup melanjutkan perkataannya, cairan bening yang sedari tadi ditahan nya meluncur bebas di pipi nya.

"Kenapa bim? Kenapa dia sampai nekat untuk bunuh diri?" tanya Rei sambil mengelus puncak kepala Kesyha.

"Rumit rei, gue gak berhak untuk cerita. Lo bisa tanya Abhel saat dia bangun nanti, karena dia yang berhak cerita" bimo menghela nafas berat.

"Lo bolos ya?" lajut bimo.

"Eh? Iya gue bolos" jawab rei.

Drtt... Drtt..

Ponsel rei berdering, rei segera melihat siapa yang menelponnya. Rei kaget karena sudah ada puluhan palnggilan tak terjawab dari teman - teman nya. Tak lama kemudian ponsel rei kembali berdering dan dia segera mengangkat nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"The Only One"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang