Part 6

2.6K 91 0
                                    

Happy reading guys!! 😊😊

"Hentikan!!" Teriak bu rani salah satu guru BP.

"Apa yang kalian lakukan hah? Kalian ikut ibu ke ruang BP sekarang!" Perintah bu rani sambil menunjuk kak jhosua, vano, rei, gilang, dan aku. Bu rani merupakan salah satu guru yang masih single di umur nya yang 27, walaupun bu rani masih muda tapi dia merupakan salah satu guru yang killer di BHS ini dan dia juga orang yang tegas. Kami hanya mengikuti bu rani dari belakang sampai di ruang BP.

"Sekarang kalian minta orang tua kalian datang ke sekolah!" Perintah bu rani. Dan kami semua hanya mengangguk. Aku yakin kak jhosua vano meminta mama dan papa yang datang, sedangkan aku? Aku bingung mau telpon siapa, apa aku telpon kak bimo aja ya? Tapi dia sibuk gak ya? Yaudah deh telpon kak bimo aja. Aku berjalan ke luar ruangan BP untuk menelpon kak bimo.

"Halo Assalamualaikum kak" sapa ku saat telpon di angkat.

"Waalaikumsalam sweety, ada apa sayang?"

"Hem..anu kak itu..."

"Ada apa sayang? Kamu kenapa?"

"Eh itu kak, hem.. apa kakak sekarang lagi sibuk?" Tanya ku hati-hati

"Nggak sweetheart, kenapa emangnya?"

"Apa kakak bisa datang ke sekolah abhel sekarang?"

"Memangnya kamu kenapa sayang?"

"Itu kak...aku tad..." ucapan ku terpotong karena tiba-tiba rei merebut ponsel milik ku.

"Rei, kamu apaan sih?" Tanya ku bingung.

"Biar aku aja yang bilang sama bimo" jawab rei.

"Halo bim?"

"Rei? Kenapa rei? Ada apa sebenarnya?"

"Gini bim, tadi anna di pukul oleh jhosua"

"APA?!! KENAPA BISA GITU?!!"

"Kalo lo mau tau cerita lengkap nya, lebih baik lo ke sekolah sekarang. Yang lain juga di suruh untuk minta orang tua mereka datang ke sekolah"

"Oke, gue ke sana sekarang. Jagain abhelnya gue rei!"

"Oke"

Rei langsung nemutuskan panggilan sama kak bimo dan menyerahkan ponsel pada ku.

"Rei kenapa kamu bilang sama kak bimo kalo aku di pukul?" Tanyaku kesal pada rei.

"Terus? Mau kamu sembunyiin dari kakak kamu gitu? Dia pasti bakal tau akhirnya an" jawab rei santai.

"Tapi...tapi kan.."

"Udah an, kak bimo berhak tau apa yang terjadi sama adik nya sendiri"

"Yaudah deh terserah kamu" ujar ku sambil menundukan kepala.

"Udah, jangan sedih gitu dong babe" kata rei sambil mengedipkan sebelah mata nya. Ku rasakan pipi ku memanas, dan aku langsung membuang muka untuk menutupi rona merah di pipi ku. Rei terkekeh melihat tingkahku.

"Kamu blusing jadi tambah imut deh" ujar rei sambil menoel pipi ku. Arghh... rei nyebelin banget sih.

"Apaan sih kamu, udah yuk masuk lagi gak enak kan sama bu rani" kata ku mengalihkan pembicaraan yang membuat pipi ku tambah memanas.

"Hahaha... iya deh" kata rei sambil mengacak rambut ku.

"Ihh rei berantakan tau" kata ku cemberut. Rei terkekeh pelan dan langsung menggandeng tanganku untuk mengajak ku masuk ke dalam ruang BP.

Di dalam sudah ada orang tua kak jhosua dan vano, ya..orang tua aku juga sih, tapi kan mereka sendiri yang gak anggep aku anak mereka jadi gak salah dong kalo aku gak nganggep mereka juga orang tua.

"The Only One"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang