Putusin aja!

52 4 0
                                    

Drtt.. Drtt.. Drttt

Ponsel nya bergetar menandakan sebuah pesan masuk, tubuhnya yang lemas semakin lemas membaca pesan yang ternyata dari kekasihnya itu. Baru saja ia akan meyakini hatinya, tetapi?.
Cairan bening sudah mengumpul di pelupuk matanya, ia tak boleh menangis. Hanya sementara. Ya arti kata itu sementara.

Sebuah pesan singkat, penuh penekanan, yang membuat hatinya meluntur untuk terus bertahan. 'Kak Faiq...' Lirihnya dalam hati.

Faiq A Bagaskara
Cha, kita break dulu ya.

•••

-Petir itu menyambar lalu menyengat tubuhnya, menimbulkan rasa sakit yang tak tahu kapan bisa ia sembuhkan. Sebentar ini kah kebahagiannya?-

Sudah hari kelima Rossa break dengan Faiq, baru saja kemarin ia sembuh dari sakitnya ternyata setelah di diagnosis dokter ia hanya sakit demam biasa yang memerlukan istirahat yang cukup.
Akhir-akhir ini ia tak bersemangat, Faiq semakin menjauh hingga tak tergapai olehnya.

"Huhh"

Aku menarik nafas dan membuangnya perlahan. Lelah di gantung seperti ini? Tentu saja!.

"Flo ada yang cari tuh, di depan kelas anak kelas 11."

Siapa? Rossa bertanya-tanya dalam hati, kak Faiq? Mana mungkin kak Faiq menemuinya.

"Cha, kamu pulang sama kakak. Cukup berdua, tanpa Via. Nggak ada penolakan, oke?"

Rossa hanya menganggukan kepalanya. Kak Faiq datang menemuinya, dan apa? Ia bilang 'pulang berdua? Tanpa via?'. Heisshh.

**

Waktu terus bergulir, senja telah berubah menjadi kegelapan. Segelap hati seorang gadis.
Isak tangis terdengar di tengah gelapnya malam, sedari tadi gadis itu belum beranjak dari tempatnya, ia sibuk menata hatinya agar kembali seperri semula.
Harusnya ia sudah pulang sedari tadi, namun apa daya, tungkai nya lemas tak mampu menopang tubuhnya, kata-kata itu begitu menghujami nya, menyayat hatinya.

○Flashback On○

Betapa senang nya hati seorang gadis yang bernama Flower Rossa, bagaimana tidak? Ia akan pulang bersama kekasihnya setelah break selama lima hari kemarin. Haaahh~ sungguh tak ada yang mampu menggambarkan perasaannya.

"Cha, nanti di persimpangan kita ke taman dulu ya." Rossa menautkan kedua alisnya.

"Ngapain?"

Faiq diam tak menjawab, Rossa semakin penasaran 'sebenernya ini mau ngapain sih?'

Ternyata Rossa baru tahu ada taman seindah ini di sekitar sini. Nyaman adalah kesan pertama yang Rossa rasakan, Angin yang berhembus pelan, bunga-bunga yang berwarna-warni nampak indah dengan beragam kupu-kupu yang hinggap di putiknya, lukisan alam senja memantulkan cahaya oranye yang mengkialu.
Sungguh indah kebesaran-Nya tak tertandingi. Di tengah taman ada bangku-bangku berwarna putih yang di hiasi tanaman kehijauan sehingga mempercantik taman ini.

"Duduk cha,"

"Sebenernya kita mau ngapain sih kak?" Tanya Rossa dengan muka polos dan puppy eyes-nya, membuat Faiq gusar, namun ia harus tetap melakukan ini, karena ia tahu ini merupakan jalan yang terbaik untuk Rossa dan dirinya.

"Cha, percaya sama kakak apapun yang terjadi kakak akan selalu ada di saat kamu butuh pertolongan, kakak akan selalu di samping kamu, dan kakak selalu sayang dan cinta sama kamu..."

"Tapi, kakak mau hubungan kita sampai disini aja cha,"

Petir itu menyambar Rossa, kata-kata yang di lontatkan Faiq bagai sebuah belati yang menusuknya. Tepat, di bagian jantungnya.
Rossa begitu lambat merespon, tubuhnya menegang, syaraf-syarafnya seakan mati rasa.

"A..Apa?"

Ia sulit mencerna, tolong siapapun bilang padanya ini hanya sebuah lelucon!.

"Kita cukup sampai disini,"

"Kakak bercanda, nggak lucu! aku lagi nggak ulang tahun." Rossa tertawa hambar, membuat siapapun meringis mendengarnya.

"Kakak nggak bercanda, ini adalah jalan yang terbaik buat kita cha. Kakak tau ini sulit buat kita,"

"Terus kalau tau ini sulit kenapa kakak lakuin?!!!" Rossa emosi dengan kekasihnya ini, tidak sebentar lagi kekasihnya itu akan menjadi mantannya.

"Kakak nggak mau kamu kepikiran tentang desas-desus anak rohis, kamu anggota baru, kamu mau sidang gara-gara kita pacaran? Kakak nggak mau itu terjadi cha."

Sekejap SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang