Mungkin yang terbaik!

66 3 0
                                    

Mengapa harus sekarang? Mengapa tidak dari dulu saja? Mengapa Faiq harus mengatakan cinta padanya jika akhirnya itu tidak bisa bertahan lama? Mengapa semua itu hanya sampai disini saja?
Sungguh,
Ia merasa pandangan nya mulai mengabur, pelipis nya berkedut, wajahnya pucat.

"Kenapa kakak begitu peduli pada perkataan orang lain? Ini hidup aku, hidup kakak, kisah kita. Kita berdua yang jalanin."

Air mata itu terus mengalirr deras menganak sungai di pipi Rossa, Sungguh Faiq sangat membenci air mata perempuan. Terlebih perempuan yang sangat di cintainya.

"Berhenti nangis cha,"

Ada nada penegasan di dalamnya jelas sekali bahwa Faiq tidak suka Rossa menangis. Namun perkataan tersebut tak rossa hiraukan, tangisnya semakin kencang. Faiq bilang berhenti? Bagaimana bisa? Dada nya begitu ngilu seperti terhimpit beban berat dan sesak sangat mendominasi, apakah ada cara lain untuk melampiaskan rasa sakit ini selain menangis?

"Kk-kalau itu mau kakak, terserah,"

Susah payah Rossa menelan ludahnya sendiri, susah payah ia meredam jeritannyan, susah payah ia mengatur intonasi nadanya, susah payah ia mengeluarkan kata demi kata yang ia berikan kepada Faiq.

"Janji sama kakak, kita masih tetep adik-kakak kaya dulu, kamu jangan galau terus, kamu harus bisa lupain kakak."

"Yang terakhir aku nggak bisa janji, karena aku... eng, belum," Rossa tak tahu harus bicara apa. Ia masih belum bisa mengendalikan dirinya.

"Cha,"

"Pergi kak, kita udah selesai. Aku mau disini, Sendiri."

Lemas sudah, suaranya sudah tak beraturan. Bukan maksud Rossa mengusir Faiq, untuk sekarang ia teramat muak dengan sosok itu, ia kecewa, ia marah, sedih, segala rasa bersatu dalam hatinya, mengobrak-abrik seluruh isi hatinya dan semua hanya bersumber pada lelaki itu, Faiq Ahmad Bagaskara. Sial!.

○Flashback Off○

Hari ini ia tidak pergi sekolah, badannya drop seketika. Terus saja seperti ini sakit-sembuh-sakit-sembuh. Namun Rossa tahu bahwa ada sakit yang berbeda dari biasanya, sakit ini adalah imbas dari kejadian semalam, lebih tepatnya sakit di bagian jantungnya.

Rossa benar-benar tidak habis fikir dengan pola fikir kekasihnya itu, ralat mantan kekasihnya.
Dia Begitu peduli dengan perkataan orang lain tentang nya? Cih.

"Kamu harus bisa lupain kakak"

Potongan kalimat itu melintas begitu saja di fikirannya. Semua perlu waktu, memang nya semudah itu? Melupakan dia tak semudah membalikan telapak tangan.
Sekelebat bayangan sosoknya terus berdesakan di memorinya, seperti roll pada sebuah film. Oh ya tuhan, kepala nya terasa ingin pecah saat itu juga!

Drrtt.. Drtt..
Drrtt.. Drtt..

Ponselnya bergetar dua kali, ia segera melihat pesan yang masuk itu. Ternyata pesan itu dari Via, dan eh, oh Faiq?.
Lalu ia membuka pesan pertama dari Via.

Navia Zahrana
Get well really soon Flower Rossa sahabatku sayang :** ♥♥

Flower Rossa
Makasih viaa sayangg♥ :**

Via ini,selalu saja bisa membuat nya tersenyum. Tapi apa yang akan ia lakukan jika mengetahui kejadian kemarin? Mungkin ia akan memaki Kak Faiq. Biar saja.

Lalu dengan ragu-ragu ia membuka pesan kedua,

Faiq A Bagaskara
Gws cha, kamu kuat! ;)

Ia menimang-nimang kata-kata yang sangat pas untuk membalas sms Faiq.

Flower Rossa
Ya, makasih kak. Emm, kak Faiq mau janji satu hal sama aku nggak?

Faiq A Bagaskara
Janji apa?

Flower Rossa
Janji, nggak bakal pacaran sama cewek lain sebelum aku bener-bener ngelupain kakak.

Faiq A Bagaskara
Kakak janji, tapi kamu juga harus cari sosok yang lebih baik dari kakak.

Flower Rossa
Bantu aku kak.

Faiq A Bagaskara
Ya..

Hatinya sedikit lega, mengingat Faiq tidak akan menjalin hubungan serius dengan perempuan lain sebelum dirinya benar-benar melupakan dia. Mulai sekarang Rossa harus membangun semuanya dari nol, menata kembali kepingan-kepingan hatinya yang berserakan.
Faiq telah memutuskan pergi, tidak bukan pergi dari hidupnya, tetapi pergi dari kisah cintanya.
Biarlah. Biarlah kenangan itu ada, sebagai bukti bahwa pernah ada cinta di antara mereka.
Suatu saat nanti Rossa akan melupakan Faiq, rasa cintanya akan hilang seiring berjalan nya waktu, Rossa hanya perlu bersabar dan menunggu hingga tuhan yang menentukan kapan waktu itu akan datang.

-Karena sekeras apapun kamu berusaha melupakannya, kamu hanya bisa berusaha, karena sesungguhnya kamu adalah manusia biasa sedangkan yang menentukan segalanya adalah Tuhan-.

-END-

...

Terimakasih yg udh mau baca. Jangan lupa tinggalkan jejak yaa~
Kritik dan saran nya juga^^

Sekejap SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang