I.

157 19 5
                                    

============

***Flashback On***

"Kamu tunggu aku ya. Aku pasti bakal balik lagi kok, buat kamu. Kamu jangan khawatirin aku. Aku engga akan lupa sama kamu. Kamu jaga diri kamu baik - baik ya. Udah nih aku cerewet banget sama kamu hehe. I'll see you when i see you, La." Ucap Gavin sembari melambaikan tangannya kepada Leva.

Gavin Devon Adelard, cowok yang dicintai oleh Leva Diandra Sheila secara diam - diam ini meninggalkannya pada saat mereka telah merayakan kelulusan Sekolah Menengah Pertama.

Berat rasanya bagi Leva melepaskan Gavin. Mereka telah melewatkan masa kecil hingga remaja secara bersama. Dan seiring bertambahnya umur mereka, rasa suka Leva menjadi rasa cinta tanpa Gavin sadari.

Kini Gavinnya menyuruh dia untuk menunggu. Itu artinya Leva harus siap menghadapi hari - hari yang akan datang tanpa Gavin.

Setelah mengantar Gavin ke bandara, Leva langsung menuju ke rumahnya dan menguatkan hatinya agar ia terbiasa dengan hal - hal baru.

***Flashback Off***

Kini, Leva bersekolah di SMA bergengsi yaitu SMA Lentera Bangsa. Leva dikenal sebagai Ketua Osis yang jutek dan cerewet. Teman yang ia punya juga bisa dihitung dengan jari.

Banyak siswa yang mendekati Leva, namun Leva selalu menghindari cowok - cowok tersebut secara perlahan. Hingga akhirnya cowok - cowok tersebut mundur untuk mendekati Leva.

Leva kini menempati kelas XI IPA 2. Kelas yang dikenal karena keributannya. Namun tak jarang muridnya mencetak prestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Tidak banyak orang yang tahu tentang Leva kecuali sahabatnya, yaitu Retha dan Evy. Kedua sahabatnya mengetahui hobby. Leva menjadi seorang penulis cerpen anonymous di majalah sekolahnya.

Dan juga Leva selalu bersaing menjadi peringkat 1 dikelasnya dengan cowok yang selalu menjadi peringkat 1. Dan alhasil, Leva selalu menjadi peringkat ke-2 setelah Baron.

Ya, Baron Aditya Adrian. Salah satu spesies kuman bagi Leva. Cowok yang telah ditandai MUSUH oleh Leva. Cowok the most wanted disekolahnya ini sering bertindak seenaknya. Leva pun sudah muak melihat tatapan kaum hawa yang mengagumi Baron.

Pagi ini, jam pertama pelajaran kelas Leva adalah pelajaran olahraga yang dibenci oleh Leva. Dengan malas Leva menuju ke lapangan bersama kedua sahabatnya.

"Lev, Vy, kantin yuk!" ajak Retha, setelah pelajaran selesai.

"Let's go!" ujar Leva dan Evy bersamaan.

"Tha, lo cari tempat duduk aja dulu ya. Biar gue pesen makanan, dan Evy pesen minumnya," seru Leva sembari mengedarkan pandangan ke penjuru kantin.

"Eh,iya. Gue kayak biasa ya, Lev. Kue cubit manis, biar gue makin manis. Evy, gue jus jambu pake susu ya," pesan Retha.

"Ye, lo mah malah makin pahit, Tha. Yaudah, bentar," cibir Leva.

Semuanya berpencar.

Ketika Leva mengantri didepan gerobak seblak Mang Ali, laki-laki berbadan lebih tinggi dari Leva menerobos barisan didepan Leva.

"Eh,eh. Apa - apaan lo, main nyerobot seenak jidat! Ngantri, dong. Punya otak tuh dipake!"

"Aduh, udah ya, Lev. Gue lagi males ribut sama lo hari ini. Sekali aja lo ngalah sama gue, please." pinta Baron.

"Engga! Gue udah capek - capek ngantri, ya. Mending lo ke belakang, ngantri lagi dari awal!" semprot Leva.

"Eh, eh. Udah, ini pada mau pesen apa?" potong Mang Ali.

"Saya seblak yang pedes satu, ya, Mang. Macan betina yang satu ini mah engga usah diladenin, Mang,"

"Yang waras mah ngalah aja, deh. Yaudah, Mang. Itu ladenin aja dulu, si baut bajaj."

"Eh, enak aja lo, ngatain gue ga waras!"

"Oh, ngerasa? Bagus,lah."

Setelah Baron dan Leva mendapatkan pesanannya, mereka saling mengumpat di dalam hati dan tiba di tempat masing - masing dengan tampang kesal.

"Lo kenapa, sih, Lev? ribut lagi sama Baron,hm?"serbu Evy, setiba di meja mereka.

"Tau, dah. Udah diem aja. Kesel nih, gue,"

"Awas kecantol, Lev. Nanti kalo jadian, PJ jangan lupa." canda Retha.

"Apaan,sih. Ngapain juga gue jadian sama dia?"

"Ya, siapa tau aja, gitu. Jadi, lo bisa ngelupain Gavin, Lev." jawab Evy

Tanpa mereka berdua sadari, Leva kembali memikirkan masa lalunya.

Ia sering bertanya - tanya, bagaimana kabar Gavin, bagaimana rupa dia sekarang, di mana dia sekarang, apakah dia sudah punya pengisi hati yang lain. Mereka benar - benar lost contact hingga saat ini. Harapan untuk bisa bertemu dengan Gavin, selalu mengiringi harinya.

Sikap Leva benar - benar berubah menjadi perempuan yang lebih dingin kepada siapapun. Sikap tersebut hadir semenjak Gavin meninggalkannya.

Entah kapan Gavin akan kembali. Yang pasti, Leva sangat bersyukur jika mereka dipertemukan kembali.

Lamunan tersebut seketika buyar bel berdering kencang. Artinya pelajaran selanjutnya akan segera dimulai.

Kimia bukanlah pelajaran yang Leva senangi. Ingin rasanya Leva kabur untuk mencari Gavin, daripada mengikuti pelajaran Kimia. Entahlah, Leva hanya tidak senang bereksperimen dengan berbagai cairan dan kawan - kawannya, atau apapun itu.

Seketika rasa kantuk menyerangnya, dan Leva menundukkan kepalanya diatas kedua tangannya.

Seseorang menyemprotnya dengan es batu berukuran kecil, refleks Leva bangun.

"Woy, siapa nih, yang nyemprotin es batu?" teriak Leva.

"Gue, ada masalah?"

"Emang, ya! Capek gue beruru-"

"KALIAN BERDUA, KELUAR DARI PELAJARAN SAYA!" potong Bu Anggun.

"Bu, gabisa gitu dong. Kan Baron duluan, yang nyemprot saya pake es,"

"IBU ENGGA MAU DENGER ALESAN APAPUN. KELUAR SEKARANG JUGA!"

Dengan dongkol, Leva keluar kelas diikut dengan Baron dibelakangnya.

=========

a/n: maafin kalo masih banyak yg kurang hehe. kritik dan saran boleh kalian tuang di komentar.

Yap ada Leva di multimedia

VOMMENT GUYSS.

Thankies! xo

Take It BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang