#6 Eat Well

520 40 3
                                    

Eat well [To. Sehun - Wonwoo]
©LeeHyunRa
Caramel Macchiato

Dengan langkah memburu HyunRa larikan kedua kakinya menuju ruang rawat sang kekasih kedua, Wonwoo. Dua jam yang lalu, saat HyunRa tengah berada di kelas - tiba-tiba Bohyuk, adik seorang Jeon Wonwoo menghubunginya dan mengatakan bahwa sang kakak sejak kemarin menolak untuk makan. HyunRa tak habis pikir, sebenarnya apa yang ada di otak pria berwajah flat itu. Bukankah saat ini Wonwoo tengah sakit, dan tentu ia membutuhkan banyak nutrisi bukan? Tapi apa ini, ia menolak untuk makan? Rasanya HyunRa ingin sekali memaki pria yang lebih muda dua tahun darinya itu, berhentilah membuat gadis ini khawatir Jeon Wonwoo.

Tanpa ragu, HyunRa langsung membuka pintu ruang rawat Wonwoo dan matanya tidak menemukan satu sosok lain pun disana, kecuali sang pasien yang menolak makan - Wonwoo, yang tengah terbaring dalam tidurnya.  Melihat paras Wonwoo yang damai dan tenang dalam tidurnya, entah mengapa membuat amarah dan rasa kesal sang gafis menguap tanpa sisa. Ini memang bukan pertama kalinya ia melihat Wonwoo tertidur seperti ini, tapi entah mengapa ini semua membuat udara disekitarnya raib tanpa alasan.
"Apa yang telah kau lakukan pada noona, huh" gumam pelan HyunRa yang kini tengah sibuk merapikan rambut lembut sang kekasih, kekasih kedua.

"Noona!!! akhirnya noona datang. Tidak tahukah noona, sedari tadi aku menunggu noona" ujar Bohyuk dengan nada suara memelas.

HyunRa pun hanya bisa menatap Bohyuk tak mengerti "Menunggu? Waeyo?"

"Sedari tadi hyung menolak untuk makan noona, lihatlah ia bahkan mengabaikan makanan yang telah aku siapkan. Dasar hyung menyebalkan" kesal Bohyuk, setelah itu  tanpa ragu Bohyuk langsung memeluk gadis, yang notabene-nya adalah kekasih dari sang kakak. Inilah kebiasaan Bohyuk terbaru, setiap ia melihat HyunRa - ia pasti akan memeluknya dengan erat. Bohyuk beralasan ia melakukan hal itu karena ia menyukai aroma yang dimiliki HyunRa. Tentu, kebiasaan anehnya ini ditentang keras oleh Wonwoo, tapi untunglah Wonwoo kini tengah tenggelam dalam tidurnya, sehingga HyunRa tak perlu mendengar Jeon Brother ini beradu mulut hanya karena masalah ini.

"Jeon Bohyuk, apa yang kau lakukan huh?" Ujar seseorang penuh akan nada dan aura dingin.

Seketika Bohyuk dan HyunRa pun melepaskan pelukan mereka dan menatap ke arah sumber suara. "Wonu-ya, kau sudah bangun? Yaaaak! Bagaimana bisa kau mengabaikan makananmu huh? Tidakkah kau ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit ini? Dasar anak nakal" gerutu HyunRa kesal dan entah mengapa bagi Wonwoo - pemandangan HyunRa yang tengah menggerutu ini sangat manis dan menggemaskan. Ahhh, benar-benar.. cinta memang buta bukan?

"Yakkk, kenapa kau hanya diam huh? Sekarang buka mulutmu" paksa HyunRa dengan salah satu tangannya yang kini telah siap memasukan satu sendok makanan ke mulut Wonwoo.

Tanpa ragu, Wonwoo pun membuka mulutnya dan mulai memproses makanan yang sejak dua jam yang lalu ia abaikan. Jujur, sejak tadi Wonwoo memang merasa lapar - tapi, ia bersikeras menolak makanan itu demi satu alasan. Ya, alasan bahwa ia ingin disuapi oleh noona kesayangan nya ini.

"Hyung! Kau curang! Kenapa kau mau makan sekarang huh? Padahal sejak tadi kau menolak suapanku" kesal Bohyuk tak terima dengan tingkah manja hyungnya yang baginya mengesalkan ini.

"Berisik, untuk apa kau disini huh? Dan apa itu, hentikan kebiasaan memeluk pacarku tanpa izin. Kau tau bukan, dia itu calon kakak iparmu"

"Bukankah masih calon hyung, ity berarti ak- yaaak" ucapan Bohyuk terhenti saat dirasakannya sebuah apel mendarat indah tepat diatas dadanya - dan tentu kalian tau bukan siapa pelakunya.

"Wonu-ya, hentikanlah dan habiskan makananmu" kali ini HyunRa lah yang angkat bicara dan berharap adu mulut adik-kakak ini akan segera berakhir.

"Tapi dia menyebalkan. Dia menyentuhmu tanpa izin" adu Wonwoo layaknya seorang anak yang tengah mengadu pada ibunya. Wonwoo pun perlahan mulai memeluk tubuh HyunRa tepat dihadapan sang adik. Ia hanya ingin mengingatkan sang adik bahwa gadis ini adalah miliknya - tak peduli dengan status mereka selama ini.

"Kalian, menggelikan. Aku merasa seperti obat nyamuk disini -,- aku pergi"

"Mengapa kau tak pergi sedari tadi huh? Dan kau memang obat nyamuk disini" sinis Wonwoo pada sang adik - dan entah mengapa ekspresi yang ditujukan oleh Wonwoo ini sangat menggemaskan, tanpa sadar HyunRa pun langsung menghadiahi pipi kanan Wonwoo sebuah ciuman manis.  Bertepatan dengan ciuman itu, sosok Bohyuk pun kini telah hilang di ujung pintu.

"Kau sungguh menggemaskan - aku harap kau cepat sembuh" manis HyunRa setelah melepaskan ciumannya.

"Aku rela sakit seperti ini, jika pada akhirnya aku disuapi dan bahkan mendapat ciuman dari noona. Ahhh, kau sungguh menggemaskan. Rasanya aku ingin merebutmu dari Sehun hyung"

"Wonu-ya.."

"Arraseo, arraseo. Aku tak akan membicarakan nama itu saat kita bersama. Kau senang bukan?" Kata Wonwoo diiringi sebuah senyuman yang kelewat manis - sangat manis.

HyunRa pun hanya bisa menerbitkan senyum simpulnya saat sang telinga mendengar nama Sehun disebut. Ya, ia masih merasa bersalah dengan Sehun dan ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan Sehun di kampus besok.

"Sayang?" Panggil Wonwoo dengan suara rendah khasnya.

"Hemm?"

"Aku lapar" ujar Wonwoo dengan tampang memelas.

"Yakkk!!! Kenapa kau tak makan sejak tadi huh? Dasar bodoh" ujar HyunRa seraya tangannya mengambil kembali nampan yang penuh akan makanan disampingnya.

"Aku ingin disuapi" manja Wonwoo dengan matanya yang kini menatap HyunRa dengan penuh harap.

"Dasar manja, makanlah.. aaaaa.. buka mulutmu dan jangan harap aku akan berhenti menyuapimu sebelum semua makanan disini habis" ancam HyunRa yang bagi Wonwoo terdengar sangat menggemaskan.

"Kau menyeramkan sayang, tapi aku menyukainya.."

"Dasar gombal"

"Tapi kau menyukainya bukan?"

"Berisik, buka mulutmuuuuuu"

Dan hari itu - akhirnya Wonwoo pun harus rela memakan banyak nutrisi yang disuapi oleh sang kekasih - jika tidak, kalian tentu tau bukan apa yang terjadi?

LeeHyunRa

Between [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang