07 - Went into Bastard class

63 7 0
                                    

Matahari semakin panas di atas kepala. Dan panasnya tak luput memanaskan kepala seorang gadis tak tahu sopan hari ini. Rambut cepaknya tak cukup melindungi panasnya, seakan hari ini ia akan meleleh.

"Panaas, mau pulang males juga, ngapain gue disini tapi?" Keluhnya. Panas di lapangan berumput sekolahnya saja seperti ini, ia tak membayangkan ia mengayuh sepedanya di cuaca seperti ini

Setelah sekian lama berkeliling, ia baru berpikir bahwa tindakannya bodoh, semakin ia berkeliling semakin panas rasanya. Hanya ada satu tempat sejuk di lingkungan ini. Gedung sekolah.

Namun hatinya tak kuasa mendekati tempat itu. Rasanya sungguh berat, padahal ia salah satu siswa sah disana.

"Elvine! Ngapain loe disini? Gila lu panas kaya gini" Teriak seseorang

Elvine menoleh, dan mulutnya mengumpat "Anjiing, si sialan itu lagi"

Adit mendekat kearahnya. Tak pernah Elvine sewas-was sekarang ke ketua kelas sekaligus ketua OSISnya itu.

"Mau ngapain loe?!"

Adit hanya tersenyum saat sampai di hadapannya. Matanya menyipit karena sinar yang menyilaukan.

"Elo tuh yang ngapain. Jam ke 6 udah mulai"

Dengan heran, El menaikkan satu alisnya.

"Ngapain loe itu? Kaya gue murid baru aja. Loe tau gue cuma ikut jam terakhir, itu aja jarang. Mabok loe? Atau dicuci otak loe?"

Tapi yang keluar dari mulut Adit hanya tawa kecil, matanya tak lepas dari gadis bermata sinis di depannya.

"Ayolah, pelajarannya gak ngapa-ngapain El, elo tidur di dalem kelas juga bisa"

Tidur. Itu ide yang bagus untuk El di cuaca sepanas ini. Ruang kelas ber-AC nya pasti membuatnya mengantuk.

"Di Ruang kelas konseling loh"

Ruang kelas konseling. Ruang kelas khusus pelajaran konseling, ruangan ternyaman untuk tidur. Namun masalahnya satu. Di ruang konseling,  satu meja siswa masih berisi dua anak. Mana ada anak yang mau duduk di samping anak berandal sepertinya?

"Ogah ah, gak ada anak yang mau duduk disamping gue"

Tapi tangan Adit sudah menarik lengan Elvine.

"Udah lah ikut aja"

Elvine memberontak, namun tangan Adit lebih kencang memegang lengannya. Akhirnya dengan langkah gontai, tangan diseret dan kepala penuh analisa, ia menuju ruang kelas konseling.

Sampai disana ia ditatap oleh semua anak layaknya seorang cowok di toilet cewek. Seakan buronan legenda tiba-tiba makan di fast food court.

"Maaf bu kami terlambat" ujar Adit. Tangannya masih memegang lengan Elvine.

Konselor hanya tersenyum geli, dan mempersilahkan keduannya duduk.

"Gue duduk sama elo? Gila aja" Bisik Elvine sambil menuju meja paling belakang bersama Adit.

"Udahlah, entar masalah tidur gampang"

Tidur. Kata itu kembalimembuatnya bersemangat.
Dengan semangat ia mengikuti Adit. Tatapan aneh dari seluruh anak masa bodoh baginya. Semilir angin AC di belakang mulai terasa.

Sesampainya di meja, El langsung meletakkan kepalanya di meja. Menghadap ke Adit. Dengan tersenyum ia berkata,

"Thanks, ex-bastard"

**********

Muweheheh :v setiap kali nulis ini kebayang wajah abang Ardit :v jadi si cowok saya beri nama Adit :v

Untuk Elvine sih teinspirasi dari temen kakak saya, kaya cowo banget, dan nama samarannya Elvin. Biar masih ada kesan ceweknya saya kasi 'e' dah belakangnya :v gitu :v

Okke terima kasih yang sudi membaca cerita gak jelas serta informasi yanggak menunjang masa depan anda ini :v sekali lagi, terima kasih :*

BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang