09 - Bastard, I dare to you

76 5 0
                                    

Adit memalingkan mukanya, ia tak pernah melihat Elvine tersenyum. Dibalik senyumnya ada manis manisnya gitu :v

Yang awalnya ia biasa saja duduk bersebelahan dengan Elvine, kini ia gugup tak karuan. Selama ia sekolah di sini, dia salah satu anak populer. Wajah tampannya cukup membuat kakak kelas berteriak histeris saat duduk disebelahnya saat makan di kantin. Malam minggu baginya malam tersibuk, tawaran nonton tersebar. Namun hanya beberapa yang menarik hatinya. Dan seperti cinta yang cepat datang, ia akan cepat berlalu juga.

"El, loe beneran ma-" belum menyelesaikan kalimatnya, ia melihat wajah Elvine sudah diambang mimpi. Damai dan tenang tanpa suara dengkuran. Bagi Elvine tidur adalah hal biasa,siang tidur, sore tidur, malam tidur, pagi ya bangun lah, tidur terus sakratul maut? :v

Sepanjang jam pelajaran ia berusaha memfokuskan pikirannya ke konselor di depan yang membahas sesuatu. Namun tiap kali ia melirik wajah damai gadis disampingnya, pikiranya seperti kuah bakso anak kos. Campur aduk tak karuan.

"Dit, elu dalam rangka tugas Dit" Batin Adit menggerutu sambil menggigit ujung pensil yang dipegangnya.

"Habis dia tobat, elo bakal hidup normal lagi"

Namun men-tobatkan seorang berandalan kelas kakap macam Elvine akan membutuhkan waktu yang tak sebentar. Ia juga perlu belajar untuk ujian tengah semester nanti.

Tak diduga El terbagun. Matanya masih sayu, kemudian ia menggaruk kepalanya, dan menoleh ke Adit

"Jam berapa?"

Dengan cepat Adit memutar bola matanya. "Ya elah baru juga 5 menit Elvine"

Tanpa menunggu komando lain, Elvine menaruh kepalanya di meja lagi.

"Bangunin gue kalo udah selese"

"Kaya lagu wake me up when September ends aja loe"

Dan pandangan Adit kembali ke konselor yang mulai mencurigai mereka berdua.

Dua jam pelajaran terlewati, sedangkan tadi ada pesan dari guru jam berikutnya bahwa tak bisa hadir dan tugas diberikan. Sedangkan seorang gadis masih terlelap dengan santainya, dan ruangan sudah kosong.

"El, bangun woy"

Tak ada respon dari Elvine. Ia hanya berganti posisi dan tertidur kembali.

Wajah Elvine kembali menghadap Adit, dibalik sosok gagah nan brengsek itu ada seorang gadis cantik, jika dia mau berubah mungkin dia akan menjadi gadis yang populer di sekolah ini.

Adit meletakkan kepalanya menghadap Elvine yang masih nyenyak. Tiap kali ia melihat wajah tidurnya, entah ada gelenyar apa didalam dirinya.

"Gak Dit, elo ketua kelas, ya kali suka cewek ginian?"

Namun matanya sungguh tak bisa ditipu, bola matanya masih menatap dalam El.

Tak beberapa lama kemudian, Elvine terbangun, matanya membuka pelan, seketika Adit gerayapan tak karuan, apa yang ia lihat tadi seakan melihat dunia yang begitu indah didalamnya.

"Sepi? Dah selese nih? Gue pulang aja" Elvine langsung nyerocos setelah merapikan rambutnya.

Tangan Adit langsung mencengkeram lengan El, seraya berkata "Ye pulang, gak boleh"

Kemudian Elvine menoleh pelan ke Adit, matanya menyipit mulutnya siap mencibir.

"Tangan loe lebih sering nyentuh gue sekarang, berani macem-macem loe?"

"Tau ah, gue mau tidur aja" kemudian ia tidur kembali.

Tangan Adit masih menggenggam lengan El, ia tak ingin hal ini segera terlewatkan. Seolah merasakan suatu komando, ia memajukan tubuhnya ke arah Elvine.

Sekilat kecup di dahi mendarat, pertama kalinya ia mengecup seseorang,

"Gila, gue berani macem-macem sama elo"

Kemudian keduanya tidur dan merajut mimpi masing-masing.

******

Adhuh, kalo ada ketua kelas kek gitu sisakan satu untuk hambamu ini Tuhan :v

Makasi waktu luangnya :v see ya next part

BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang