Angin semilir malam melewati jendela besar yang terbuka seolah menambah dinginnya kota Bristol,Inggris malam itu. Udara dingin yang makin menyeruak ke dalam ruangan itupun tak cukup membangunkan Hikari yang tertidur di ruangan tersebut. Kemudian,seorang pemuda dengan rambut hitam dan mata warna hijau nya masuk dan mendekati Hikati yang masih tertidur. "Apa kau Kurosaki Hikari". Lirihnya. "Aku tak menyangka kalau kau akan jadi calon istriku..". Lirihnya lagi. Hikari yang merasa terusik tiba-tiba terbangun. Cahaya yg temaram dari kamar tersebut seolah tak membiarkan Hikari melihat pemuda yang wajahnya kini sejajar dengan wajahnya. "Siapa kau?" Tanya Hikari. "Aku Jeremy Allesio,My sweetheart". Ucap pemuda tersebut yang diketahui bernama Jeremy itu. "Jeremy? Aku dimana?". Tanya Hikari lagi. "Kau berada di Bristol..tak kusangka kalau Kurosaki Hikari adalah orang yang sangat cantik sepertimu". Ucap Jeremy seraya menyisirkan jari-jari panjangnya ke rambut hitam legam milik Hikari. "Malam ini dingin sekali ya...sebaiknya aku juga tidur saja..". Jeremy merebahkan tubuhnya di samping Hikari. Sebenarnya Hikari masih terlalu takut dengan Jeremy,terlebih lagi Hikari belum pernah bertemu dengan Jeremy sebelumnya. "Jeremy-kun...kau tau dimana ayahku?". Tanya Hikari ikut merebahkan diri di samping Jeremy. "Ayahmu berada di rumah kalian sekarang,tadi sore aku melihat kau diseret secara paksa untuk pulang tapi entah kenapa aku jadi kasihan padamu dan akhirnya menolongmu". Ujar Jeremy sambil mulai memejamkan matanya. "Jadi kau yang menolongku?". Tanya Hikari, Hikari melihat Jeremy menganggukkan kepala nya. Sejenak kemudian Hikari pun tidak takut lagi dengan Jeremy,namun tiba-tiba Hikari memeluk Jeremy yang mulai terlelap di sampingnya. Tak disangka-sangka Jeremy pun balas memeluknya dan mengubah posisi mereka menjadi menyamping sebelum Jeremy benar-benar terlelap,Jeremy mengecup pelan pucuk kepala Hikari yang akhirnya juga tertidur sambil memeluk tubuhnya yang gagah itu.Esok paginya.....
*Hikari POV's
Esok paginya,ketika aku bangun,aku sudah tidak mendapati pemuda gagah yang aku temui kemarin. Bahkan suasana rumah ini nampak sepi setidaknya jika rumah ini ada penghuninya,terdengar suara2 yang menunjukkan sebuah kehidupan dari luar kamar. "Pasti...aku bermimpi...dasar aneh...". Rutuk ku pada diriku sendiri. Aku pun memutuskan untuk turun dari ranjang,dan mendekati meja rias yang ada di kamar ini, aku meraih jepit rambut kemudian merapikan rambutku dengan jepitan itu. Karena penasaran apakah aku benar2 bangun atau masih bermimpi bertemu pemuda yang kemarin,aku pun keluar kamar walaupun masih menggunakan piyama. "Rumah ini terlalu besar....". Gumamku. Bahkan berjalan keluar dari area kamar tidur setidaknya tak harus sejauh ini kan?. Rumah ini bergaya arsitektur Eropa dengan sedikit pernak-pernik Jepang disana-sini, membuatku merasa aneh dengan gaya bangunannya. "Hikari? Kau sudah bangun?". Tanya seseorang sambil menepuk pundakku dari belakang. "Ahh..ternyata kau...kau Jeremy kan?". "Iya..kau sudah sarapan? Ayo sarapan bersama...". Belum sempat aku menyetujui tawaran itu Jeremy langsung saja menarik ku dari lorong rumah yang panjang itu menuju ke ruang makan. Di meja makan,sudah tertata rapi berbagai jenis makanan. "Nah ayo duduk...jarang sekali aku dapat tamu...hehehehe". Ujar Jeremy sambil duduk di salah satu kursi yang ada meja besar itu. Walaupun aku masih agak ragu apa dia benar-benar baik padaku,aku pun duduk di kursi yang ada di depanku. Jeremy fokus makan sampai dia tak memperhatikan ku yang bahkan tak berpikir untuk makan. "Kenapa kau tidak makan? Ayo makanlah...aku orang baik kok...aku bukan penculikmu..." u. Ujarnya yang kemudian hanya aku balas dengan cengiran khas ku.*Hikari POV's End
*Author POV's
Hari demi hari berlalu, yang awalnya Hikari takut dengan Jeremy, berubah menjadi suatu keakraban tersendiri. Bahkan jika dilihat dari perlakuan Jeremy pada Hikari pada saat mereka pertama kali bertemu, Jeremy sepertinya menaruh hati pada Hikari hingga suatu saat.
Hikari tampak sedang bermain di halaman depan rumah Jeremy,hingga akhirnya suara mesin mobil mengalihkan pandangan nya, seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil yang membuat Hikari makin penasaran. "Hikari-chan...ayo pulang...". Ujar tuan Kurosaki sambil menyeret Hikari keluar dari area rumah tersebut. Disaat yang hampir bersamaan,Jeremy keluar dari dalam rumah dan segera berlari kearah ayah dan anak itu. "Paman..tolong jangan kasar pada Hikari...". Sergah Jeremy. "Dia adalah anakku,biarkan aku membawanya pergi..". Ucap tuan Kurosaki. "Lagipula...apa berartinya dia bagimu hah?!". Ujar tuan Kurosaki sambil masih memegangi tangan Hikari yang masih meronta minta dilepaskan. "Aku mencintainya sejak awal kami bertemu...". Ucap Jeremy yakin. Tuan Kurosaki terlihat menghela nafas sejenak kemudia melepaskan genggaman tangan nya pada Hikari dan kembali masuk ke mobil. "Jika kalian saling mencintai...2 minggu lagi aku akan siapkan pernikahan kalian...aku tak mau ada alasan...". Ujar Tuan Kurosaki yang kemudia pergi dengan mengendarai mobilnya.*Author POV's End
*Hikari POV's
Hah? Menikah? Dan aku hanya diberi waktu untuk berpikir selama 2 minggu? Apa yang dilakukan pak tua ini sekarang benar-benar membuatku geram, bukan hanya pak tua itu saja yang membuat ku geram, Jeremy juga turut and dalam hal ini. Bisa-bisa dia mengatakan pada ayahku kalau dia mencintaiku. Jeremy pun kembali masuk ke dalam rumahnya, dengan tanpa rasa bersalah. "Oi!! Jeremy-kun!! Apa yang sudah kau katakan?!? Hah?!?! Kau ingin aku menikah denganmu?!? Seenaknya saja kau bilang!!!". Teriakku. "Aku memang mencintaimu...apa itu salah ?". Dia balik bertanya kepadaku. "Aku sudah punya kekasih,baga...!!". Seru lagi. "Ohh...begitu...". Ucapnya kemudian meninggalkan ku. "Dasar seenaknya sendiri...kami-sama...onegai..!!". Rutuk ku dalam hati.
Setelah kejadian itu,Jeremy jarang berbicara padaku,bahkan seolah menghindariku aku pun sudah berulang kali mencoba bersifat seperti biasa padanya,namun jujur kata-kata nya yang mengatakan kalau dia cinta padaku itu selalu saja membuatku kesal sekaligus sedih. Jika aku menerima kesepakatan untuk menikah dengan Jeremy, lalu bagaimana nasib Hase-nii. Namun jika aku tidak menyetujui kesepakatan itu,aku akan merasa bersalah pada Jeremy yang 'nampaknya' benar-benar tulus mencintaiku. Karena aku terlalu frustasi, aku pun menghela nafas berulang kali diikuti dengan kesepuluh jariku mengacak-acak rambutku sendiri. Jika saja sekarang ada Himawari,mungkin dia akan membantuku.
Sejenak kemudian aku ingat akan ponselku yang masih terbungkus rapi hadiah dari Himawari saat ulang tahun kami 2 minggu yang lalu. Dengan buru-buru aku meraih tas kecilku dan mengambil sebuah kotak ponsel yang masih tersegel, dengan cepat aku segera memasukkan sim card dan segera menyalakannya. "Ahh sudah kuduga, kau memang adik yang berguna Hima". Ujar ki sambil terkekeh pelan saat mendapati satu-satu nomor telfon yang terdapat di ponsel itu hanya nomor milik Himawari. Aku pun segera mengirim pesan singkat padanya.Hikari
"Terima kasih hadiahnya,Hima. Apa Hase-nii sekarang ada di rumah?".Tak lama kemudian aku mendapat balasan darinya..
Himawari
"Tentu, sama-sama..Hase-nii sedang pergi mencarimu. Kemana saja kau selama ini?".Hikari
"Panjang ceritanya, aku sekarang ada di Bristol. Tolong katakan pada Hase-nii aku baik-baik saja. Namun bisakah kau membantuku?"Himawari
"Membantumu? Bagaimana?Aku pun mulai menceritakan masalahku pada Himawari, berharap dia bisa membantuku. Dia pun nampaknya benar-benar serius membaca rentetan pesan singkat yang aku kirimkan padanya. Kemudian dia membalas pesanku..
Himawari
Aku bisa membantumu,aku akan minta tolong kepada Hase-nii untuk menjemput secara langsung sebelum kau menikah dengan pria ituMengetahui jawaban Hikari aku pun langsung terlonjak senang,namun jika Hase-nii benar-benar menjemputku ke Bristol,bagaimana perasaan Jeremy. Sejenak kemudian perasaan bersalahku pada Jeremy menyeruak kembali. Apa mungkin aku harus membicarakannya dengan Jeremy terlebih dahulu?.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us And Her [COMPLETED]
RandomKenapa harus kau yg mengalah? Aku menginginkanmu. Bukan dia. Bisakah kita kembali bersama seperti dulu? Apakah aku masih ada di hatimu? aku mencintaimu adikku..