part 3

106 12 11
                                    

Kevano Adhyasta

Cowok yang sebentar lagi akan menjadi most wanted di SMA Harapan Bangsa, karena semenjak MOS, ia sudah memiliki banyak fans bak seorang artis. Dari cewe kalem sampai cewe yang bisa melakukan segala cara untuk bisa dekat dengan idola nya itu. Jika kalian bertanya tentang fisik, jawabannya tidak akan jauh-jauh dari kata sempurna. Kulit putih, alis tebal , bibir merah , dan mata coklat tajam. Saat bersama orang baru, Vano terkenal sebagai seorang yang dingin, cuek, tak tersentuh. Tetapi bagi orang terdekatnya, Vano akan menjadi orang yang berbeda 180° dari sifat -sifat tersebut.

Ia mempunyai ayah bernama Robby Adhyasta. Seorang CEO di AD group, Perusahaan milik keluarganya sendiri. Ibunya, bekerja sebagai sekretaris di AD group. Vano mempunyai seorang adik bernama Nasyara Izza Adhyastari. Gadis cantik, perhatian, dan periang. Umurnya hanya berbeda 1 tahun dengan Vano membuat orang mengira mereka adalah sepasang kekasih jika sedang jalan bersama.

☆ ☆ ☆

Kevano pov

Hari ini, gue akan mengikuti MOS hari ke dua. Gue bangun jam 5 karena harus mempersiapkan perlengkapan MOS. Setelah siap, gue mandi kemudian turun untuk sarapan.

"Pagi Pa, Ma, Sya"

"Pagi nak"

"Pagi sayang"

"Pagi bang"

Jawab mereka bertiga. Lalu melanjutkan makannya. Gue langsung duduk di sebelah Asya.

"Ma, piring Ano mana?" Ano adalah panggilan khusus untuk orang terdekat gue.
Biasanya nyokap langsung ambilin makan tanpa gue minta. Tetapi tidak dengan hari ini.

"Lo itu manja ya bang, udah jadi anak SMA kok minta diambilin makan. Malu kali ama gue " sewot Asya diiringi tawa bonyok gue.

"Tuh No, dengerin kata adik mu. Dia aja tau. Mulai sekarang ambil makan sendiri" jawab nyokap.

"Ano cuma mau ngetes mama doang kok tadi. Hehe" jawab gue membela. Sebenarnya enggak masalah sih ambil makan sendiri gue kan juga udah besar ini. Tapi bukan Ano namanya kalau kalah omongan. Hehe.

"Ngeles aja. Kurang-kurangin tuh gengsi. Belajar mengakui kesalahan. Sikap buruk tuh jangan dipelihara, gabaik. Apalagi kamu sekarang udah besar, udah SMA" kata bokap gue.

"Tau tuh. Jangan jangan abang gengsi juga ya kalo mau nembak cewe. Hahaha jadi perjaka tua baru tau rasa lo." tambah Asya.

"Gitu amat lo sama abang sendiri" ucap gue lalu memutar bola mata. Setelah itu, tidak ada percakapan lagi antara gue dan keluarga gue.

"Pa, Ma, Sya, Ano berangkat dulu ya keburu telat " pamit gue setelah selesai makan.

"Ya.. hati-hati di jalan, jangan ngebut " jawab nyokap.

° ° °
15 menit kemudian, gue sampe di sekolah. Setelah markirin motor, gue berjalan menuju kelas MOS gue. Kelas X ipa 5. Seperti biasa di sepanjang koridor, banyak cewe-cewe kakak kelas maupun temen se angkatan ngelihatin gue dengan tatapan memuja. Tidak sedikit juga yang berbisik-bisik.
"Ganteng banget yaampun"
"Pingin deh gue jadi pacarnya"
"Beruntung ya yang dapetin dia"
Begitulah kira-kira omongan mereka. Tetapi gue tetap jalan tanpa memperdulikan mereka. Gue harus membiasakan ini.

Akhirnya gue sampai di kelas. Kedatangan gue disambut oleh 2 sahabat gue. Rhendy dan Fajar.

"Hei bro!" sapa Rhendy sambil tos ala laki laki.

"Woi! Udah dateng aja kalian".

"Jelas lah bro. Kita gitu " ucap Fajar bangga sambil menata rambutnya. Rhendy hanya mengangguk mengiyakan jawaban Fajar.

"Perhatian, untuk anak-anak kelas 10, diharap ke lapangan upacara untuk melaksanakan apel karena MOS akan segera dimulai. Terimakasih "

Begitulah kira kira pengumuman dari central. Setelah itu, siswa kelas 10 melaksanakan apel.

"WOI! EMANG ADA YA GUE NYURUH KALIAN BUBAR ? TETAP DI LAPANGAN ! GUE PUNYA PERTUNJUKAN SPESIAL BUAT LO SEMUA" Teriak salah satu senior saat kami akan meninggalkan lapangan saat apel sudah selesai. Jadi mau tidak mau, kami menuruti perintah senior itu.

° ° °

Satu persatu teman kami sudah menjalankan hukumannya. Kami tidak berhenti tertawa karena hukuman yang diberikan sangat aneh dan konyol. Sampai akhirnya, tiba giliran seorang cewek yang berhasil mencuri perhatian gue.

Cantik

Guman gue saat pertama kali melihatnya.

"Siapa yang cantik, bro ? " tanya Fajar tiba tiba dengan seringai jahil nya. Gawat dia denger ternyata.

"Lo cantik " jawab gue asal lalu mengedipkan mata gue. Fajar bergidik ngeri langsung menoyor kepala gue.

"Najis lo"

Entah dia ngerasa kalo lagi dilihatin, dia langsung melihat ke arah gue. Reflek gue senyum ke dia. Tanpa gue duga, dia membalas senyum gue.

- - -

Part 3 guys. Gimana ? Ngebosenin ya ? Ga jelas ya ? Tau kok.
Jangan lupa vote dan comment ya biar semangat nulisnya. Thank u ♡

Mario = Kevano

Harbored FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang