Junior kashafani G.

280 106 47
                                    

Ku langkah kan kaki ku menuruni setiap anak tangga rumah ini menuju ruang makan, sengaja ku pelankan langkahan ku karena konsentrasiku masih terpaku pada handphone ku, ku kirimin sebuah pesan ke setiap orang-orang yang menghubungiku tadi, memberitahu mereka bahwa aku baik baik saja.

Tak ada balasan dari mereka, mereka semua mengerti bahwa untuk saat ini seorang Aluna sedang tidak ingin di ganggu, dan aku ingin memfokuskan diriku pada tesis ku ini.

mamah yang sangat mendukung cita citaku, prof. Edward yang selalu membimbingku dalam setiap masalah yang ada di pelajaranku, dan Maria sahabat terbaik ku, tak penah protes dengan apapun yang ku lakukan, baginya hanya satu yang terpenting, lakukan apapun yg kau suka Aluna, jika menurutmu itu yang terbaik untukmu maka, lakukanlah.

Tring! Tring! Tring!

Hp ku berdering, sudah ku pastikan dia akan menelfonku. Dia tidak akan berhenti berfikiran buruk jika bukan dia sendiri yang memastikan bahwa aku memang baik-baik saja. Aggressive!

Ku angkat telefon nya dan menghentikan langkahan ku sejenak.

"Im here, nathan.." Sapa awal ku dengan intonasi unmood.

"Aluna! kau tahu? Aku hampir saja menelfon polisi untuk bisa menemukanmu. Kau dimana, baby?" Suara lelaki itu terdengar khawatir. Nada suara itu, nada suara maskulin yang bisa membuat wanita mana saja ingin selalu mendengarnya.

"Nath, aku sudah bilang hari ini aku mulai menjalankan penelitianku. berhentilah menelfonku dulu, aku baik-baik saja. Kau jangan berleb ..."

"Aku tak berlebihan!" Potong nya langsung terdengar nada suara nya berubah sedikit menegang.

"Kau yang membuatku khawatir, baby. Kau juga, apa salah nya mengecek hp mu dahulu, kekasihmu ini hampir gila luna, memikirkan mu yang tiba-tiba tak ada kabar." Lanjutnya.

"Nat..."

"Dengarkan aku dulu! Aku belum selesai bicara. jangan pernah mengabaikan telefon ku luna, karena itu satu-satunya hal yang bisa membuatku tenang jika tidak bertemu dengan mu dan .."

"Nathan..." Geram ku lagi memelas berusaha menghentikan ucapannya yang tak akan ada habisnya.

"Yes baby.. Sorry. I love you more than anything, kamu tahu itu. Baiklah aku tak akan menggangumu, kau konsen saja dulu dengan tesis mu. Kau jangan lupa makan malam, besok pagi aku akan terbang ke Singapore  untuk menghadiri meeting bersama client baruku."

"Okay, have a save flight."

"Aku hanya dua hari disana, kemudian langsung balik lagi ke jakarta dan kau! orang pertama yang akan ku culik! jangan membantah dan jangan banyak alasan, kita harus bertemu."

"Tidak mau."

"Astaga baby! kau memancingku, aku bisa menembus jaringan telefon ini yang mengarah langsung ketempat kau berada." Ujarnya yang membuatku harus memutar bola mataku.

aku mengutuk diriku sendiri mengapa tak menyudahkan pembicaraan tak penting nya, nathan seperti singa jika aku menolak yang ia inginkan.

"Tutup telefonnya, aku sedang sibuk." Balas ku tak peduli.

"I miss you so badly, baby .. " bisiknya tanpa memperdulikan perintahku, lalu

Titttttttt

Ke tutup telefon nya. Ku anggap itu sebagai salam penutup dari nya.
bagaimana bisa dia merindukanku padahal baru kemarin aku bertemu dengannya.

Nathan adalah pria dewasa, umurnya dan diriku beda 2 tahun, aku 24 tahun dan dia 26 tahun. Dia pria dewasa yang sangat mapan dan tampan, tetapi tingkahnya dalam dunia percintaan tidak ada bedanya dengan anak remaja labil.

YOUR LOVE IS MY DRUG [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang