UPs! MY FIRST KISS

131 19 9
                                    

Hari-hari terasa sangat panjang jika kita tidak melakukan suatu hal yang istimewah dihari tersebut, aku sangat menyetujui hal itu. Hari-hari ku terasa sangat berat jika tidak ada yang ku lakukan. Seperti saat kemarin, saat dipagi hari nathan berkunjung kesini, selebihnya aku hanya melanjutkan kegiatan ku di dalam kamar, berkutat dengan laptop ku, mencari beberapa hal yang ku butuhkan, serta bertukar fikiran dengan beberapa mahasiwi calon psikiater seperti ku lewat media sosial.

Lalu tentang junior, aku memilih untuk tidak menemuinya setelah kemarin saat ia meluapkan emosi yang begitu besar kepadaku, aku lebih memilih untuk tak menemuinya dahulu, aku berfikir untuk mengistirahatkan fikiran nya dahulu, membiarkan dia menenangkan emosi nya sendiri, karena sejatinya hanya dirinya lah yang bisa mengontrol emosinya, bukan sebuah wacana dari orang lain. Aku juga tahu bahwa saat ini orang yang sangat dibencinya adalah aku, lantas bagaimana bisa aku menyembuhkannya jika dia saja amat membenciku.

Lagi-lagi kepalaku terasa berat jika memikirkan junior tidak akan pernah meredam emosinya saat bertemu dengan ku. Aku pun terlalu lelah jika selalu larut dalam rasa bersalahku. Ini sudah menjadi tugas ku, aku tak bisa seutuhnya menyerah, aku tak boleh berkutat dengan rasa bersalah, yang harus ku lakukan hanyah berusaha hingga semuanya berhasil baik, seperti yang dikatakan nathan. Saat ini, aku tidak lagi memikirkan nilai yang akan ku dapatkan jika aku melakukan tesis ini dengan baik, saat ini yang ada difikiran ku hanya satu, aku ingin membuatnya sembuh karena aku perduli padanya, bukan sekedar menginginkannya sembuh hanya karena supaya bisa lulus dari tesis ini.

Junior telah menarik perhatian ku lebih dalam, aku terlalu tertarik untuk jatuh lebih dalam lagi dalam permainannya. Aku terlalu menggebu dengan perasaan ku yang sangat menginginkan ia sembuh, aku hanya ingin menolong anak mudah sempurna sepertinya menjalani kehidupan yang lebih baik.

Tok tok tok

Ketukan suara pintu membangun kan ku dari lamunan ku, segera ku tutup laptopku dan menghampiri pintu kamar ku itu. Rasa pegal menyelimuti ku, sejak pagi tadi aku hanya bergelanyut dalam dunia maya kemudian melamun kemudian kembali fokus lagi pada laptopku. Tidak ada pekerjaan malah membuat tubuh terasa pegal.

"Ada apa?" Tanyaku pada mang jaja. Untuk apa ia kemari? Lihatlah tampang lelaki tua ini, sangat menunjukan bawa ia pekerja keras, tapi entah mengapa ada yang berbeda darinya, dahinya dipenuhi oleh rintikan keringat, nafasnya tak karuan. Apa yang terjadi padanya? Wajah yang dipenuhi dengan kecemasan. Aku terpaku kaget dengan kehadirannya, dan menunggu sampai ia bisa mengontrol dirinya karena rasa lelah yang tak ku mengerti apa yang baru saja ia lakukan?

"Mba luna ... "

"Ada apasih, mang?"

"Junior, mba ... "

"Junior, ada apa dengan junior?" Tanyaku tak sabar.

"Junior hilang!!!"

Puluhan kendaraan memadati area masuk nya taman hiburan ini, aku tak tahu mengapa taman hiburan bisa sampai sepadat ini dihari yang notaben nya bukan hari libur. Tanganku masih bergetar, tak sabar dengan antrian, ingin rasanya aku menerobos semua antrian ini , ingin rasanya detik ini juga ku singkirkan semua kendaraan yang berada didepan mobil yang ku tumpangi ini. Oh tuhan, tenang kan lah diriku, berikan lah aku udara yang lebih banyak, mengapa udara disekitarku seperti sedang mencair? Aku kesulitan bernafas, aku terlalu cemas.

Mang jaja tak henti membunyikan klakson agar kendaraan yang berada didepan kami tidak berlama lama dalam membayar tagihan parkiran, AC didalam mobil ini tiba-tiba saja terasa panas, membuat ku berkeringat dingin. Aku tak mengerti mengapa kejutan kejutan menyakitkan selalu menimpa ku, apa lagi yang akan terjadi? Oh tuhan, tidak cukup kah kau membebani ku dengan perubahan junior? Lalu sekarang apalagi? Dia menghilang? Oh tuhan.

YOUR LOVE IS MY DRUG [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang