Pertemuan Terakhir dengan Juna

59 2 3
                                    

Hilangnya Juna selama hampir 6 bulan benar - benar membuatku mampu meninggalkannya secara perlahan. Awalnya, aku selalu merasa kesepian tanpa adanya chat dari Juna atau sekedar melihat wajahnya muncul di grup. Kemudian naik ke tahapan selanjutnya dimana ketika ada yang mengatakan "Juna" sudah tidak membuat dadaku sesak. Dan inilah tahapan terahir. Dimana Juna hampir sepenuhnya menghilang dari ingatanku. Aku sudah mencoba melanjutkan hidup sewaktu penelitian di Bandung, seorang lelaki dari universitas terpandang di Indonesia. Cukup menjanjikan masa depannya. Namun pembicaraanku dan dia terkesan nggak nyambung. Dia adalah tipe tipe orang yang memiliki pandangan optimis terhadap hidup, sementara aku merupakan perempuan skeptis dan realistis penggila sains yang semua serba harus diselesaikan dengan sebuah penjelasan.

Tidak cuma lelaki itu, aku juga sempat dekat dengan Febri kembali, tapi tetap saja ada yang kurang. Dia mengajakku ke pecinan dan disitu aku mulai menggila. Kenangan-kenangan akan Juna perlahan kembali merasuki pikiranku.

"Kamu tahu bakul es itu? Nah itu kesukaannya Juna" kataku sambil menatap gerobak es berwarna silver di depanku

"Nah, disini nih, Juna nyaris makan seafood. Dia kan alergi padahal, tapi nekat soalnya baunya terlalu enak" kataku sambil terus berjalan

"Haha karaoke pinggir jalan ini tempat waktu aku sama Juna gandengan buat pertama kalinya dan kepergok anak kelas sebelah, sialan!" tambahku. Febri kemudian berhenti.

"Nya, Juna kayaknya berarti banget buat kamu. Dari tadi sejak di parkiran kamu bahas Juna terus." tembaknya. Aku menghela napas

"Feb, Juna itu yang pertama buat aku. Dia cowok pertama yang aku gandeng, dia cowok pertama yang aku peluk, dia cowok pertama yang tidur di rumahku, dia cowok pertama yang aku bikinin makan di pagi pagi buta, dia yang ngajarin aku nyetir, dia cowok pertama yang mau ngalah sama aku, dia juga cowok pertama yang suka komentar pakaian apa kelakuanku. Dia terlalu banyak buat diceritain, Feb."
Jawabku dengan agak buram. Sepertinya mataku mulai mengeluarkan air.

"Tapi kamu kan nggak tau udah berapa cewek yang pernah ada di posisimu waktu deket sama Juna"

"Aku nggak peduli Feb! Mau dia nidurin ratusan cewek pun dia tetep Juna yang aku sayang. Bahkan kamu tau geli banget tau nggak buat ngomong sayang. Bisa kamu bayangin itu?? Seorang skeptis rasionalis penggila sains bisa ngomong sayang. Kata yang bahkan semesta pun susah untuk ngejelasinnya." kurasakan wajahku mulai basah.

"Kamu bener bener sayang sama Juna ya, Nya?" tanya Febri setelah hening cukup lama

"Kamu tau jawabannya Feb, sekarang kita pulang. Maaf udah ngerusak acara jalan jalan kita" jawabku pelan.

Di sepanjang perjalanan Febri dan aku terjebak dalam diam. Bahkan sampai di depan rumahku pun masih diam. Aku melepas helm yang kupakai

"Makasih Feb, maaf ngerusak acaramu" kataku lirih

"Kalok emang itu yang kamu mau aku terima, Nya. Maaf kalok udah bikin kamu gak nyaman sama sikapku. Aku sempet mikir mungkin setelah Juna hilang selama ini kamu bakalan move on. Ternyata enggak. Aku salah. Maaf udah maksain perasaanku ke kamu." jawab Febri.

Aku mengangguk, lalu aku masuk ke kamar. Setiap aku berusaha memejamkan mata selalu teringat perkataan Febri. Betapa tidak mensyukurinya aku. Ada seseorang yang sangat menyayangimu tapi justru disitu kau mengejar seseorang yang entah apakah dia masih hidup atau sudah membangkai di tambak. Malam itu kulewati dengan tangisan. Seluruh seprai di kasurku basah. Seperti ditiduri oleh seseorang yang habis mandi lupa tidak mengeringkan tubuhnya.

Dua bulan kemudian aku mengakhiri masa kuliahku. Masih belum ada kabar mengenai Juna. Aku masih sering ke kampus hanya untuk melihat apakah kendaraan Juna terparkir di tempat biasanya. Seminggu dua minggu dan ahirnya akupun lelah. Semua teman temanku juga sudah mengakhiri masa kuliahnya. Sepi.. Aku menghadiri wisuda mereka semua berharap Juna akan nyempil di salah satu barisan tapi tidak ada. Ahirnya aku memutuskan untuk menganggap bahwa Juna sudah membangkai di suatu tambak.

Arjuna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang